Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159383
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDaryanto, Arief
dc.contributor.advisorMachfud
dc.contributor.advisorSubagio
dc.contributor.authorAsikin, Munawar
dc.date.accessioned2024-11-07T06:24:18Z
dc.date.available2024-11-07T06:24:18Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159383
dc.description.abstractProduk perikanan Indonesia berpotensi memiliki daya saing kuat dan memiliki potensi untuk dikembangkan di pasar global. Namun, penelitian dan identifikasi sumber pertumbuhan produktivitas dan efisiensi di sektor industri pengolahan masih sangat kurang. Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 diantaranya ditujukan untuk mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional, mewujudkan kedalaman dan kekuatan sektor industri, mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, maju, serta industri hijau, dan mewujudkan kepastian berusaha persaingan yang sehat serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat. Saat ini, pasar industri makanan dan minuman menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi. Penelitian tentang efisiensi, produktivitas, dan dinamika pasar pada industri pengolahan ikan belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis perkembangan efisiensi teknis dan mengidentifikasi sumber-sumber inefisiensinya, (2) menganalisis perkembangan total faktor produktivitas dan sumber-sumber pertumbuhannnya, dan (3) menganalisis dinamika pasar dengan menyusun hubungan simultan antara struktur pasar, perilaku pasar, dan kinerja pasar. Analisis dilakukan menurut enam kelompok Industri Pengolahan Ikan Indonesia (IPI), jenis industri besar dan menengah, dan secara regional menurut lima provinsi. Hasil penelitian untuk tujuan pertama. Pertumbuhan efisiensi teknis bervariasi dan cenderung menurun. Industri/sektor, industri pemindangan ikan (15125) merupakan industri yang paling efisien sebesar 72%. Industri besar merupakan industri yang paling efisien sebesar 50%. Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat efisiensi yang tertinggi sebesar 82%. Pengeluaran bahan bakar bukan merupakan peubah yang memengaruhi efisiensi di hampir semua sektor, industri skala besar, dan propinsi. Pengasapan ikan hanya memiliki satu sumberinefisiensi yaitu peubah market share. Hasil penelitian untuk tujuan kedua. Nilai TFP dan pertumbuhan TFP cenderung meningkat sepanjang periode penelitian (1994-2015). Industri pengasapan ikan (15123) merupakan industri yang memiliki tingkat pertumbuhan TFP tertinggi yaitu sebesar 25,33% atau 1,15% per tahun. Pertumbuhan TFP terbesar menurut skala usaha terjadi pada Industri menengah dimana industri ini memiliki pertumbuhan TFP yang paling besar yaitu sebesar 7,94% atau 0,36% per tahun. Jika dilihat menurut provinsi, Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat pertumbuhan TFP paling tinggi yaitu sebesar 9,63% atau 0,44% per tahun. Teknologi merupakan sumber pertumbuhan TFP baik menurut jenis industri, dan skala usaha industri, dan menurut provinsi. Hasil penelitian untuk tujuan ketiga. Struktur pasar masih sangat potensial dalam meningkatkan efisiensi. Struktur pasar juga meningkatkan kinerja pasar. Perilaku efisien perusahaan menurunkan kinerja pasar. Pertumbuhan industri yang semakin meningkat meningkatkan keuntungan perusahaan. Skala usaha yang meningkat akan menurunkan kualitas struktur pasar, namun sayangnya menjadi semakin oligopoli. Kinerja pasar yang meningkat memperbaiki struktur pasar. Struktur pasar menurunkan ekspor. Biaya per unit akan menurunkan ekspor. Ukuran perusahaan meningkatkan ekspor. Efisiensi teknis membuat rasio ekspor juga meningkat. Dari seluruh analisa dinamika pasar yang diteliti, ukuran perusahaan memiliki perilaku pasar yang berbeda ketika berada pada sistem persamaan kinerja pasar. Ukuran perusahaan tidak mempengaruhi keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan menghasilkan kecenderungan untuk memperbaiki struktur pasar, namun skala ekonomi tidak memperbaiki struktur pasar. Berdasarkan hasil pembahasan untuk tujuan pertama, kedua, dan ketiga dapat diambil beberapa implikasi manajerial sebagai berikut: dibutuhkan dukungan pemberian modal yang murah untuk industri pembekuan ikan dan industri menengah agar bisa lebih efisien. Pemerintah perlu membantu dalam rangka mendapatkan bahan baku yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik agar proses produksi tidak terhenti. Pemerintah perlu mengatur regulasi agar perusahaan-perusahaan tidak cenderung bertambah banyak pada industri pengasapan, pembekuan ikan, dan juga pengolahan/pengawetan ikan lainnya. Pemerintah perlu menggiatkan bimbingan teknis dan diklat-diklat teknis untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Struktur pasar pada industri pengolahan ikan harus diperbaiki agar persaingan sempurna tetap terjadi dengan terus meningkatkan efisiensi perusahaan.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Agribisnisid
dc.titleTotal Faktor Produktivitas Dan Dinamika Pasar Pada Industri Pengolahan Ikan Di Indonesiaid
dc.subject.keywordManajemen Agribisnisid
dc.subject.keywordIndustri Pengolahan Ikanid
dc.subject.keywordStructure Conduct And Performanceid
dc.subject.keywordTotal Faktor Produktivitasid
dc.subject.keywordScpid
dc.subject.keywordTime Varyong Decayid
dc.subject.keywordStochastic Frontier Analysis (Sfa)id
dc.subject.keywordThree Stae Least Square (3 Sls)id
dc.subject.keywordindustri pengolahan ikanid
dc.subject.keywordstructure conduct and performanceid
dc.subject.keywordtotal faktor produktivitasid
dc.subject.keywordfish processing industriid
dc.subject.keywordstructure conduct and performanceid
dc.subject.keywordtotal factor productivityid
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
DMB919MAN.pdf
  Restricted Access
3.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.