Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159351
Title: Kompetisi, Efisiensi Dan Stabilitas Perbankan Di Indonesia
Authors: Firdaus, Muhammad
Sembel, Roy
Santosa, Perdana Wahyu
Apriadi, Intan
Issue Date: 2017
Publisher: IPB University
Abstract: Industri perbankan dapat diibaratkan seperti jantung dalam tubuh perekonomian yang berfungsi memompa ‘darah’ berupa uang, dan mendistribusikannya kepada organ-organ tubuh yang membutuhkan. Karena itu jika ‘jantung’ mengalami kelumpuhan, sistem perekonomian akan hancur. Dengan demikian industri perbankan merupakan saluran utama di mana instabilitas ditransmisikan kepada sektor lainnya dalam ekonomi dengan mengganggu pasar pinjaman antar-bank dan mekanisme pembayaran, dan/atau dengan mereduksi ketersediaan pembiayaan. Sejak tahun 1970 tercatat 117 kasus krisis perbankan sistemik dan 51 kasus krisis perbankan non-sistemik di negara maju dan emerging market countries. Instabilitas perbankan tentu menimbulkan biaya yang besar diantaranya dalam bentuk fiscal resolution cost bagi pemerintah. Biaya ini meliputi berbagai pengeluaran untuk merehabilitasi sistem perbankan termasuk diantaranya biaya rekapitalisasi bank dan pembayaran kepada para deposan atau tabungan melalaui skema penjaminan (asuransi) simpanan. Biaya resolusi fiskal ini secara rata-rata cukup besar, yaitu 15% dari GDP. Biaya ini lebih tinggi di negara-negara emerging market khususnya apabila disertai dengan krisis mata-uang. Di Indonesia sendiri secara keseluruhan biaya total pemulihan sistem perbankan melalui penerbitan obligasi pemerintah adalah sekitar Rp658 triliun yang terdiri dari biaya rekapitalisasi perbankan sebesar Rp430 triliun, BLBI sebesar Rp218 triliun, dan kredit program sebesar Rp9,97 triliun. Tujuan pertama penelitian ini adalah mengukur kompetisi, efisiensi, dan stabilitas perbankan di Indonesia. Kompetisi diukur dengan Herfindahl- Hirschman Index, efisiensi diestimasi dengan pendekatan Stochastic Frontier Analysis, dan stabilitas dihitung dengan Z-Score. Kedua, menganalisis pengaruh kompetisi terhadap stabilitas perbankan di Indonesia, apakah mengikuti Competition-Stability Hypothesis ataukah Competition-Fragility Hypothesis; demikian juga dianalisis pengaruh pada arah yang sebaliknya, bagaimanakah pengaruh stabilitas terhadap kompetisi perbankan di Indonesia. Ketiga, menganalisis pengaruh kompetisi terhadap efisiensi perbankan di Indonesia, apakah mengikuti Competition-Efficiency Hypothesis ataukah mengikuti Competition-Inefficiency Hypothesis; demikian juga dianalisis pengaruh pada arah sebaliknya, bagaimanakah pengaruh efisiensi terhadap kompetisi perbankan di Indonesia. Keempat, menganalisis pengaruh stabilitas terhadap efisiensi perbankan di Indonesia, demikian pula pada arah yang sebaliknya. Untuk menguji hubungan antara kompetisi, efisiensi dan stabilitas digunakan model Panel Vectorautoregression. Tahap pertama dalam pengujian ini adalah melakukan terlebih dahulu uji formal untuk mengetahui kestasioneran data. Tahap kedua melakukan penetapan jumlah lag yang optimal dengan menggunakan lima metode atau kriteria. Tahap ketiga adalah memastikan bahwa model Panel VAR yang digunakan memenuhi kondisi stabilitas pada pada lag yang optimal. Tahap terakhir barulah barulah melakukan estimasi Panel VAR dan Granger Causality Analysis. Sebagai robustness-test terhadap hasil estimasi Panel VAR ini, akan dilihat Impulse Response Function dari variabel endogen karena adanya shock dari variabel lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HHI mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan dengan hubungan yang positif. Hal ini berarti di Indonesia peningkatan kompetisi (diindikasikan dengan turunnya HHI) akan menyebabkan tingkat efisiensi perbankan menurun. Dengan demikian perilaku perbankan di Indonesia mengikuti hipotesis competition-inefficiency. Sedangkan stabilitas mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan hubungan yang positif. Hal ini berarti di Indonesia peningkatan stabilitas akan juga meningkatkan tingkat efisiensi perbankan. Efisiensi mempengaruhi HHI perbankan dengan hubungan yang negatif. Hal ini berarti di Indonesia peningkatan efisiensi pada akhirnya akan meningkatan kompetisi perbankan (diindikasikan dengan penurunan HHI). Sedangkan stabilitas tidak signifikan mempengaruhi kompetisi. HHI mempengaruhi stabilitas dengan hubungan yang positif. Hal ini berarti di Indonesia peningkatan kompetisi (diindikasikan dengan turunnya HHI) akan menurunkan stabilitas perbankan. Hal ini sesuai dengan competition-fragility hypothesis. Sedangkan efisiensi tidak signifikan mempengaruhi stabilitas perbankan di Indonesia. Pada tingkat makroprudensial, implikasi dari hasil penelitian ini, pertama menyangkut kepada masalah interest rate management. Hasil penelitian ini diantaranya dapat menjelaskan sulitnya menerunkan suku-bunga perbankan di Indonesia. Kedua, saran perbaikan terhadap Single Presence Policy. Ketiga, berkaitan dengan evaluasi atas besaran Counter-Cyclical Buffer. Keempat terkait penajaman kriteria Domestic Systemically Important Bank. Kelima terkaitan peningkatan kualitas pemantauan dan pemeliharaan kondisi stabilitas sistem keuangan yang dilakukan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan. Terdapat pula beberapa implikasi manajerial pada tingkat mikroprudensial dari hasil penelitian ini.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159351
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
DM817IPI.pdf
  Restricted Access
3.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.