Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159346
Title: Dinamika Profitabilitas Industri Perbankan Indonesia (Studi Empirik 2001-2014)
Authors: Achsani, Noer Azam
Hakim, Dedi Budiman
Firdaus, Muhammad
Jumono, Sapto
Issue Date: 2016
Publisher: IPB University
Abstract: Fokus utama penelitian ini untuk mengetahui apakah perilaku manajemen industri perbankan Indonesia sedang menuju ke arah pasar efisien atau kolusif. Sementara tujuan antara dalam penelitian ini adalah untuk mencari determinan atau faktor-faktor penentu dinamika profitabilitas perbankan Indonesia selama periode 2001-2014. Motivasi penelitian ini berawal dari pengamatan fenomenafenomena riil yang menimpa industri perbankan Indonesia baik ditinjau dari sisi mikro (perusahaan) maupun sisi makroekonomi. Laporan dari survei independen berkelas international seperti Asia Pacific Equity Research Financials (2014) menyatakan bahwa ROTA (return on total assets) perbankan Indonesia berada dalam posisi tertinggi di kawasan ASEAN, Asia-Pasifik, dan lebih tinggi dari rata-rata perbankan dunia selama periode 2002-2014. Profitabilitas perbankan Indonesia yang tergolong tinggi selama empat belas tahun terakhir ini terjadi seiring dengan perkembangan nilai aset, kredit, dan deposito yang tinggi. Namun kinerja profitabilitas tersebut juga diiringi dengan perubahan struktur pasar perbankan yang terlihat semakin kompetitif. Secara deskriptif, indikasi persaingan dalam dunia perbankan ini dapat terlihat dari perubahan struktur industrinya dimana jumlah bank beroperasi menurun dari 145 bank (tahun 2001) menjadi 119 bank (tahun 2014). Sementara jumlah unit kantor cabang justru meningkat dari 6765 unit (tahun 2001) menjadi 19307 unit (tahun 2014). Dalam pandangan sistem perekonomian agregat, profitabilitas industri perbankan terkait dengan kondisi dasar perekonomian, struktur pasar dan perilaku manajemen perbankan. Selama periode 2001 hingga 2014 perekonomian Indonesia sedang terkena dampak krisis keuangan keuangan global (2008-2010), sementara Bank Indonesia (BI) selama 2004-2012 juga sedang memberlakukan regulasi API (Arsitek Perbankan Indonesia). Pengamatan terhadap fenomena-fenomena riil seperti tersebut di atas memunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas industri perbankan Indonesia terkait dengan perilaku, struktur pasar, dan kondisi dasar perekonomian? 2. Faktor-faktor penentu apa saja yang meningkatkan dan menurunkan profitabilitas ditinjau dari sisi internal maupun sisi eksternal perbankan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut, dalam penelitian ini digunakan teori SCP (structure conduct performance) sebagai grand theory yang berisi tentang keterkaitan antara atribut struktur, perilaku, dan kinerja industri secara komprehensif. Beberapa penelitian terdahulu terhadap industri perbankan yang menggunakan teori SCP adalah penelitian Bhatti dan Hussain (2010) di Pakistan serta Gajurel dan Pradhan (2011) di Nepal. Untuk memperkuat landasan teori sebagai dasar pemikiran dalam proses menyusun hipotesis dan mempertajam analisis, dan sintesis maka penelitian ini dilengkapi teori pendukung seperti teori ALMA (assets libility management) dan teori kalkulasi profitabilitas model du Pont, Untuk mendapatkan data yang relevan dengan pokok permasalahan, penelitian ini menggunakan purposive sampling technique sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 bank dengan sampel waktu selama periode 2001-2014. Untuk kepentingan analisis inferens digunakan teknik analisis regresi model DPD (dynamic panel data) Regression GMM-Arelanno Bond. Hasil analisis dan pembahasan menghasilkan tiga temuan utama faktorfaktor yang signifikan berpengaruh pada pofitabilitas industri perbankan Indonesia yaitu: 1. Profitabilitas satu tahun sebelumnya (ROTA-lag1 dan ROE-lag1) 2. Indeks konsentrasi pasar HHI (Herfindahl-Hirschman Index) 3. Efisiensi pengelolaan beban operasional (BO) Koefisien profitabilitas satu tahun sebelumnya (ROTA-lag1 dan ROE-lag1) bernilai positif (signifikan), hal ini menunjukkan kondisi pasar perbankan semakin bersaing. Sementara adanya pengaruh positif dari indeks konsentrasi HHI terhadap profitabilitas dan tidak adanya pengaruh positif dari pangsa pasar, menurut Smirlock (1985) indikator ini menunjukkan bahwa kondisi pasar perbankan masih terindikasi kolusi, belum efisien dalam mengelola pangsa pasar melalui diferensiasi produk. Ditinjau per variabel penelitian, dihasilkan penemuan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang meningkatkan profitabilitas adalah profitabilitas periode sebelumnya, indeks penggunaan ICT-internet, jumlah uang edar /money supply, perkembangan indeks kurs Rp/USD, indeks konsentrasi deposito/kredit, struktur laba atau rasio NII/OC), pendapatan bunga dan non bunga) dan LAR (loan to asset ratio) dan TETA (equity to asset). 2. Faktor-faktor yang menurunkan profitabilitas adalah pertumbuhan ekonomi/ GNI, pangsa pasar deposito/ kredit, interaksi antara konsentrasi pasar dengan ukuran perusahaan), beban bunga dan overhead), giro wajib mimum dan loan to deposit ratio, debt to asses ratio dan sensitivity, duus (dumi unit usaha syariah) Implikasi hasil penelitian ini adalah: 1. NII (net interest income) dapat ditingkatkan dengan memperbesar volume kredit karena spread semakin menipis yang terjadi karena suku bunga kredit menurun. 2. OC (overhead cost) dapat ditingkatkan dengan menghilangkan pemborosan dan mengurangi sekecil mungkin kesalahan kerja sistem operasional 3. FBI (fee based income) ditingkatkan dengan meningkatkan berbagai variasi produk perbankan dengan harga jual yang bersaing. 4. Porsi dana murah dalam struktur finansial/modal perlu diperbesar untuk menekan cost of fund 5. Optimisasi portfolio aset dan kredit untuk meningkatkan kualitas aset sehingga mencapai optimal return 6. Pada masa yang akan datang, faktor internal yang akan menentukan struktur pasar yaitu faktor perilaku dan kinerja. 7. Pengaruh gelombang MEA berpotensi menggerus pangsa pasar bank-bank nasional sehingga aksi saling rebut nasabah antar bank akan terjadi. 8. Bank-bank lokal, nasional/internasional memainkan strategi untuk meningkatkan jumlah nasabahnya, 9. Efektivitas/efisiensi menjadi faktor kunci dalam manajemen perbankan. Industri perbankan harus padat modal/padat IPTEK untuk mempercepat peningkatan kualitas performance, conduct dan structure of market.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159346
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
DMB716SJO.pdf
  Restricted Access
7.34 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.