Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159344| Title: | Perancangan Sistem Pembinaan Usaha Mikro Dan Kecil Dalam Penjaminan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah |
| Authors: | Machfud Eriyatno Suwarsinah, Heny Kuswanti Safari, Arief |
| Issue Date: | 2016 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dimana pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Namun masih terdapat permasalahan dalam realisasinya diantaranya adalah perihal keamanan pangan dimana jumlah kasus keracunan makanan khususnya Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kinerja keamanan pangan UMK PJAS, menganalisis model manajemen keamanan pangan yang paling sesuai diimplementasikan oleh UMK PJAS, merumuskan strategi penerapan pembinaan UMK dalam penjaminan keamanan PJAS agar dapat dilaksanakan secara efektif dan merancang sistem pembinaan UMK dalam penjaminan keamanan PJAS yang melibatkan stakeholder PJAS. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem khususnya Soft System Methodology (SSM) dengan mengambil studi kasus di lingkungan Sekolah Dasar di Kota Bekasi. Penelitian dilakukan pada kuartal 2 tahun 2015 sampai dengan awal kuartal 1 tahun 2016. Pengambilan data penelitian dilakukan melalui survey lapangan, wawancara, Focus Group Discussion (FGD) dan survey pakar. Analisis data penelitian dilakukan menggunakan beberapa metode yaitu statistik deskriptif, Analytical Hierarchy Process (AHP), Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST), Interpretive Structural Modelling (ISM). Survey lapangan yang melibatkan 102 responden menunjukkan 91% responden anak sekolah pernah mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi PJAS, 100% responden UMK PJAS tidak menggunakan masker dan sarung tangan selama mengolah makanan/minuman dan 62% masih menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk produksi PJAS serta 86% menggunakan Bahan Tambahan Pangan. Hasil survey pakar dengan teknik AHP menunjukkan Model Lima Kunci Pangan Aman yang dikembangkan WHO terpilih sebagai model keamanan pangan yang paling efektif dan efisien diterapkan pada UMK PJAS. Berdasarkan Rich Pictures, analisis PQR, CATWOE dan uji EEE, dirumuskan definisi akar (Root Definition) sebagai: “Model pembinaan UMK PJAS melalui pembimbingan/pendampingan/fasilitasi penerapan model Lima Kunci Pangan Aman secara bertahap dan terpadu oleh Dinas Kabupaten/Kota, BPOM, Kementerian Teknis dan Sekolah dengan mempertimbangkan keterbatasan dana dan kapabilitas sehingga terjadi peningkatan kepatuhan sanitasi proses produksi dan pemakaian BTP yang berdampak terhadap penurunan jumlah kasus keracunan makanan di sekolah-sekolah Dasar.” Dalam menjalankan aktivitas transformasi pembinaan UMK PJAS sesuai dengan definisi akar, dibangun model aktivitas yang punya maksud (Purposeful Activity Model/PAM). Pada model PAM tersebut, aktivitas pembinaan UMK PJAS direpresentasikan dengan kegiatan pembimbingan, pendampingan fasilitasi. Kegiatan pembimbingan dapat berupa kegiatan sosialisasi, penyuluhan maupun pelatihan. Kegiatan pendampingan dapat berupa kegiatan konsultansi in situ ataupun melalui media komunikasi elektronik. Adapun kegiatan fasilitasi dapat berupa pemberian bantuan berupa dana ataupun barang serta fasilitas lainnya untuk UMK PJAS. Dari hasil pengembangan alternatif strategi pembinaan UMK PJAS terdapat 7 alternatif strategi. Dengan AHP, strategi penguatan sarana dan prasarana sanitasi produksi dan penjualan yang layak dan bersih terpilih sebagai strategi prioritas yang paling efektif dan efisien. Mengacu kepada prioritas strategi tersebut, diidentifikasi 12 asumsi strategis yang berdasarkan hasil SAST ditemukan bahwa asumsi strategis yang penting yaitu peran aktif dan dukungan pemerintah, peran aktif pelaku penjual PJAS, perhatian sekolah terhadap kondisi usaha penjual makanan di sekolah sehingga ketiganya harus menjadi prasyarat. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan ISM dirumuskan dua model dari sistem Penguatan Infrastruktur Sanitasi Produksi dan Penjualan (PISPROPEN) yaitu model Kelembagaan dan model Pembiayaan. Model Kelembagaan merupakan model diagramatik yang menggambarkan interaksi operasional dan sinkronisasi kegiatan antar lembaga yang terkait dengan penjaminan keamanan PJAS. Model Pembiayaan merupakan model diagramatik yang menggambarkan sumber-sumber pembiayaan dengan multi source financing untuk menjalankan penjaminan keamanan PJAS. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159344 |
| Appears in Collections: | DT - Business |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| DMB816ASI.pdf Restricted Access | 2.35 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.