Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159276
Title: Industri Reksadana Terproteksi Di Indonesia: Kinerja, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Minat Investor
Authors: Achsani, Noer Azam
Manurung, Adler H.
Nuryartono, Nunung
Bandono, Bayu
Issue Date: 2013
Publisher: IPB University
Abstract: Reksa Dana Terproteksi adalah jenis Reksa Dana yang memberikan proteksi atas nilai investasi awal pemegang Unit Penyertaan melalui mekanisme pengelolaan portofolionya. Reksa Dana Terproteksi diduga relatif lebih aman dibandingkan Reksa Dana tipe lain karena Reksa Dana Terproteksi akan memberikan proteksi atas nilai investasi awal sepanjang efek bersifat utang yang digunakan untuk memberikan proteksi tidak mengalami default. Reksa Dana Terproteksi juga merupakan Reksa Dana yang jangka waktu pembeliannya ditentukan oleh Manajer Investasi yang menerbitkan dan penjualan hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Reksa Dana Terproteksi hadir di pasar modal Indonesia saat krisis keuangan menghantam industri Reksa Dana tahun 2005. Pada saat itu, menurut data e monitoring Reksa Dana Bapepam-L.K, para pemegang Unit Penyertaan melakukan redemption secara masif sehingga menyebabkan penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) keseluruhan Reksa Dana dari Rp 113,7 triliun pada Februari 2005 menjadi hanya Rp 28,66 triliun pada Desember 2005. Bapepam-LK sebagai regulator pada awalnya mengeluarkan produk Reksa Dana Terproteksi sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada awalnya, tujuan diterbitkannya Reksa Dana Terproteksi ini adalah untuk menerima limpahan investor Reksa Dana Pendapatan Tetap yang NAB-nya terus anjlok, sebagai akibat dari adanya gelombang redemption. Perkembangan Reksa Dana Terproteksi ini cukup menggembirakan. Menurut data e-monitoring Reksa Dana Bapepam-LK pada bulan Desember 2005, NAB keseluruhan Reksa Dana Terproteksi adalah Rp 3 triliun. Pada Desember 2012, NAB Reksa Dana Terproteksi telah mencapai Rp 40,85 triliun atau meningkat 1257,91% dari jumlah seluruh NAB Reksa Dana Terproteksi tahun 2005 Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu dari seperti Markowitz (1952), Sharpe (1964), Mossin (1966), Lintner (1966) serta Chen, Roll dan Ross (1986). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengukur kinerja Reksa Dana Terproteksi di Indonesia dibandingkan benchmark, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana Terproteksi di Indonesia, (3) Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan minat investor terhadap Reksa Dana Terproteksi cukup tinggi. Data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama dan kedua adalah data sekunder yaitu data time series bulanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), inflasi, suku bunga, kurs, jumlah kredit yang disalurkan dan size Reksa Dana. Sebaliknya data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ketiga adalah data primer yaitu data tentang minat investor yang diperoleh melalui survey. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sharpe, Treynor, Jensen, Error Correction Model (ECM) serta model regresi Logit. Berdasarkan analisis dapat diketahui bahwa (1) Berdasarkan perhitungan Sharpe, Treynor dan Jensen index, Reksa Dana Terproteksi di Indonesia mampu mengalahkan Benchmark yaitu SBI, bahkan mengalahkan IHSG. (2) IHSG, Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah Kredit Yang Disalurkan dan Size Reksa Dana memiliki hubungan signifikan terhadap beberapa Reksa Dana Terproteksi di Indonesia. (3) Perlindungan dalam bentuk proteksi nilai awal investasi menjadi alasan utama pemegang Unit Penyertaan memilih Reksa Dana Terproteksi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159276
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
DMB413BBO.pdf
  Restricted Access
51.93 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.