Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159162| Title: | Efektivitas Bioflok, Probiotik dan Kombinasinya terhadap Respons Imun Udang Vaname yang Diinfeksi Vibrio parahaemolyticus |
| Other Titles: | Effectiveness of Biofloc, Probiotics and The Combinations on Immune Responses of Vannamei Shrimp Infected with Vibrio parahaemolyticus |
| Authors: | Widanarni Yuhana, Munti Wicaksono, Baref Agung |
| Issue Date: | 2024 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas utama ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD 2,2 miliar. Produksi yang tinggi tersebut antara lain dihasilkan melalui penerapan sistem budidaya intensif. Namun, penerapan budidaya intensif pada budidaya udang vaname memiliki beberapa dampak negatif seperti menurunnya kualitas lingkungan budidaya dan tingginya populasi bakteri patogen akibat tingginya produksi limbah yang berasal dari pakan yang tidak termakan, feses dan sisa metabolisme udang. Salah satu penyakit bakterial yang menyerang udang vaname adalah penyakit vibriosis yang disebabkan oleh bakteri dari genus Vibrio diantaranya V. parahaemolyticus. Bakteri V. parahaemolyticus strain tertentu yang memproduksi toksin PirA dan PirB diketahui sebagai penyebab utama dari penyakit AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) yang menyebabkan kematian massal pada udang budidaya. Solusi alternatif untuk mencegah serangan penyakit bakterial adalah dengan menerapkan aplikasi bioflok dan probiotik serta kombinasi dari keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh aplikasi bioflok, probiotik Pseudoalteromonas piscicida 1Ub, dan kombinasi keduanya terhadap kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistansi udang vaname yang diinfeksi bakteri V. parahaemolyticus. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan meliputi: pemeliharaan udang tanpa bioflok dan probiotik serta tidak diuji tantang dengan V. parahaemolyticus (K-), pemeliharaan udang tanpa bioflok dan probiotik namun diuji tantang dengan V. parahaemolyticus (K+), perlakuan tanpa uji tantang dengan V. parahaemolyticus yaitu kontrol bioflok (KB), kontrol probiotik (KPro), kontrol bioflok+probiotik (KB+Pro), dan perlakuan yang diuji tantang dengan V. parahaemolyticus yaitu bioflok (B), probiotik (Pro), bioflok+probiotik (B+Pro). Hewan uji yang digunakan adalah udang vaname (L. vannamei) berukuran rata-rata 1,3±0,002 g. Udang vaname ditebar pada wadah perlakuan dengan kepadatan 1 ekor L-1 (30 ekor/akuarium). Pakan komersial (protein 39-40%) diberikan lima kali sehari pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, 18.00, dan 22.00 WIB, dengan feeding rate 8% bobot biomassa udang dan dipelihara selama 21 hari. Penambahan bioflok awal pada wadah perlakuan dilakukan sehari sebelum perlakuan (rasio volume stok bioflok : air laut = 2 : 3), molase sebagai sumber karbon diberikan sebanyak satu kali dalam sehari dengan waktu dua jam setelah pemberian pakan pagi (pukul 08.00 WIB), dengan estimasi C:N rasio 10. Pemberian bakteri probiotik P. piscicida 1Ub dengan kepadatan 106 CFU mL-1 ke perlakuan probiotik diberikan satu hari sebelum uji tantang dengan bakteri V. parahaemolyticus RfR dengan kepadatan 105 CFU mL-1 mengacu pada hasil LC50 (konsentrasi V. parahaemolyticus yang menyebabkan kematian udang sebanyak 50%), dimulai bersamaan sejak awal perlakuan. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kinerja pertumbuhan meliputi laju pertumbuhan spesifik (LPS), panjang mutlak (PM), dan rasio konversi pakan (RKP). Parameter kelimpahan bakteri pada media pemeliharaan dan tubuh udang meliputi V. parahaemolyticus RfR count (VPC), P. piscicida 1Ub count dan presumptive Vibrio count (PVC). Parameter respons imun meliputi total haemocyte count (THC), aktivitas fagositosis (AF), aktivitas respiratory burst (RB), dan aktivitas phenoloxidase (PO). Selain itu, diamati pula parameter histopatologi, kualitas air (TAN, nitrit (NO2 -), nitrat (NO3 -) dan TSS), dan kelangsungan hidup udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi bioflok dan probiotik dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan udang vaname setelah 21 hari pemeliharaan baik pada perlakuan kontrol maupun uji tantang. Perlakuan B+Pro memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot akhir, LPS, PM dan RKP (P<0,05) dibandingkan perlakuan uji tantang lain dan kontrol positifnya. Hasil pengamatan nilai total V. parahaemolyticus RfR count (VPC) pada media pemeliharaan perlakuan B dan B+Pro dan pada hepatopankreas perlakuan B+Pro signifikan lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol positifnya. Pengamatan total bakteri P. piscicida 1Ub pada media pemeliharaan tertinggi dan berbeda nyata (P<0,05) terdapat pada perlakuan KPro dan pada perlakuan uji tantang perlakuan Pro, kemudian pengamatan pada usus udang perlakuan KPro signifikan lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lain. Sedangkan, pada perlakuan yang diuji tantang tidak terdapat perbedaan nyata di setiap pengamatan. Kelimpahan bakteri total presumptive Vibrio count (PVC) menunjukkan adanya peningkatan nilai PVC mulai dari hari ke-1 dan 11 dibandingkan hari ke-0 pada semua perlakuan. Penurunan nilai PVC terjadi di hari ke-21 pada perlakuan B di media pemeliharaan udang dan perlakuan KB+Pro pada usus udang. Hasil pengamatan respons imun udang vaname yang dipelihara selama 21 hari menunjukkan bahwa perlakuan B, Pro dan B+Pro yang diuji tantang V. parahaemolyticus RfR mampu memberikan nilai THC, AF, RB dan PO yang lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan kontrol positif. Histopatologi organ hepatopankreas udang berdasarkan hasil skoring pada perlakuan yang diuji tantang menunjukkan terjadinya kerusakan ringan pada perlakuan B dan B+Pro dibandingkan perlakuan kontrol positif yang menunjukkan terjadinya kerusakan berat. Udang vaname yang dipelihara pada perlakuan bioflok dan kombinasinya dengan probiotik 1Ub menunjukkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi dari semua perlakuan. Bahkan ketika dilakukan uji tantang dengan V. parahaemolyticus RfR perlakuan B+Pro (73,33±3,33%) menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dan berbeda signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan uji tantang lain dan kontrol positif (54,44±1,92%). Kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan kombinasi sistem bioflok dan bakteri probiotik P. piscicida 1Ub dapat memberikan performa pertumbuhan terbaik, menurunkan populasi V. parahaemolyticus RfR di media pemeliharaan dan di hepatopankreas udang, mengoptimalkan respons imun dan meningkatkan kelangsungan hidup udang vaname ketika diinfeksi bakteri V. parahaemolyticus RfR dibandingkan bioflok dan probiotik. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159162 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C1501221018_aedaed0a3c6b47e684199e534a19dacf.pdf | Cover | 291.61 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C1501221018_bdff718f3b0e4580b7b7ccd6b943ad44.pdf Restricted Access | Fulltext | 941.61 kB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C1501221018_d17c8a12f4a54560a2903c6bc8826ed2.pdf Restricted Access | Lampiran | 412.82 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.