Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158838
Title: Analisis Keragaman Pangan, Asupan Zat Gizi, Kolesterol, Serat Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 pada Subjek Dislipidemia dan Obesitas
Other Titles: 
Authors: Ekayanti, Ikeu
Rimbawan
Sudikno
Cantika, Aulia Dwi
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Dislipidemia adalah ketidakseimbangan minimal lebih dari satu kadar lipid darah seperti kolesterol total, lipoprotein densitas rendah (k-LDL), trigliserida, dan lipoprotein densitas tinggi (k-LDL). Laporan riskesdas terkait dislipidemia pada penduduk berusia ?15 tahun didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan mereka yang bertempat tinggal di perkotaan. Obesitas merupakan kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan dan penggunaan energi dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam jaringan adiposa dan mengakibatkan kelebihan berat badan. Prevalensi berat badan lebih berdasarkan IMT masih tergolong tinggi yaitu 13,6%, obesitas 21,8% dan obesitas sentral berada pada angka paling tinggi yaitu 31% pada tahun 2018. Berdasarkan penelitian sebelumnya, keragaman pangan berhubungan negatif dengan kejadian dislipidemia dan obesitas. Diketahui bahwa faktor ekologi, sosial, dan budaya mempengaruhi ketersediaan, pilihan, dan konsumsi pangan. Asupan zat gizi makro yang berlebihan dalam waktu lama dapat menyebabkan kejadian dislipidemia dan obesitas. Selain itu, kekurangan vitamin C dikaitkan dengan perlemakan hati, hiperlipidemia hingga obesitas. Pada beberapa penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko defisiensi zat besi. Disisi lain, kandungan kolesterol dalam makanan berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol darah. Serat pangan diketahui dapat mengatur mikrobiota usus serta meningkatkan kesehatan sehingga mempengaruhi kejadian dislipidemia dan obesitas. Pada bulan Maret 2020 covid-19 mulai masuk di Indonesia, selama pandemi berlangsung terjadi krisis global yang merubah berbagai pola makan masyarakat. Mulai dari cara mengonsumsi makanan, kebersihan makanan, hingga jenis pangan yang dikonsumsi. Perubahan yang terlihat selama pandemi adalah peningkatan konsumsi lauk nabati, serta penurunan konsumsi lauk hewani dan makanan segar. Frekuensi berbelanja juga dilaporkan menurun yang diakibatkan oleh peraturan lock down dan pembatasan sosial sehingga banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan pendapatan saat pandemi. Dislipidemia dan obesitas adalah penyakit komorbit dapat memperparah infeksi covid-19. Penelitian ini merupakan bagian dari studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Penelitian yang digunakan adalah tahun 2019 dan 2021 di 5 kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah dan Kota Bogor. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk dewasa, dengan kriteria inklusi penduduk dewasa 30-45 tahun dan tidak memiliki cacat fisik dan kriteria eksklusi perempuan dalam keadaan hamil, peserta yang loss follow up dan peserta dengan data tidak lengkap pada dua titik pengambilan data. Jumlah sampel minimal yang dihitung menggunakan aplikasi sample size pendekatan rumus uji hipotesis relative rate (RR) dan Incidence Rate (IR) dan didapatkan besar sampel minimal 263 subjek sedangkan total subjek yang diteliti adalah sebesar 342 subjek. Semua data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan program komputer Microsoft Excel dan dianalisis menggunakan aplikasi IBM Statistical Program Social Science (SPSS) Statistic 25. Analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa sebaran subjek yang mengalami dislipidemia dan obesitas sebagian besar adalah responden berusia 41- 45 tahun, berjenis kelamin perempuan, dengan tingkat pendidikan tamatan SLTA, selain itu bekerja dirumah atau ART, dengan jumlah anggota keluarga kecil. Responden yang lebih tua cenderung mengalami dislipidemia dan obesitas karena kamampuan tubuh untuk proses metabolisme sudah berkurang sehingga rentan mengalami penumpukan lemak dalam darah, selain itu jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami dislipidemia dan obesitas karena kemungkinan adanya pengaruh hormon yang berdampak pada metabolism lipoprotein, serta kondisi menopause yang menyebabkan peningkatan berat badan dan perubahan distribusi lemak. Analisis univariat menilai faktor perilaku tahun 2019 dan 2021. Tidak terjadi perubahan yang signifikan, dimana mayoritas responden memiliki tingkat aktivitas fisik sangat aktif, bukan perokok dan tidak mengalami gangguan mental emosional (stres). Kategori keragaman pangan dinilai pada tahun 2019 saja dengan tingkat keragaman pangan baik (83%), sedang (16,1%) dan rendah (0,9%). Analisis regresi linear dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keragaman pangan, hasilnya yaitu jumlah anggota rumah tangga (p= 0,021) dan skor indeks brinkman (p<0,001) memengaruhi keragaman pangan dengan arah perubahan negatif. Sehingga, semakin meningkat jumlah anggota rumah tangga dan/atau skor indeks brinkman maka semakin rendah skor keragaman pangan. Uji beda dilakukan terhadap asupan zat gizi sebelum dan saat pandemi, hasilnya didapatkan bahwa asupan vitamin C saat pandemi lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi (p<0,001). Hal ini disebabkan karena sumber vitamin C biasanya didapatkan dari sayur dan buah sedangkan saat pandemi terjadi penurunan asupan sayur dan buah, masyarakat takut mengonsumsi makanan segar tanpa diolah sehingga juga memengaruhi asupan vitamin C. Selain itu juga dilakukan uji beda kondisi dislipidemia dan obesitas. Hasilnya menjelaskan bahwa k-HDL, trigliserida dan lingkar perut mengalami perubahan dengan arah perubahan positif selama pandemi. Peningkatan ini disebabkan karena adanya kemungkinan penurunan aktifitas fisik selama pandemi. Analisis regresi logistik multinomial dilakukan, untuk melihat zat gizi yang memengaruhi kejadian dislipidemia dan obesitas. Diketahui sebelum pandemi, asupan karbohidrat rendah dapat mencegah kejadian dislipidemia dan obesitas p=0,0014 (OR: 0,134 95% CI: 0,027-0,662) dan mencegah salah satu diantaranya p=0,008 (OR: 0,112 95% CI: 0,022-0,557), masing-masing 86,6% dan 88,8% dibanding mereka yang mengonsumsi karbohidrat normal. Selain itu, asupan zat besi kurang dapat meningkatkan kejadian dislipidemia dan obesitas 4,8 kali dibanding yang mengonsumsi zat besi cukup p=0,007 (OR: 4,855 95% CI: 1,533- 15,375). Saat kondisi pandemi diketahui asupan lemak kurang dapat meningkatkan kejadian dislipidemia dan obesitas 1,74 kali dibanding mereka yang mengonsumsi lemak normal p=0,043 (OR: 1,742 95% CI: 1,017-2,981).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158838
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I1504222029_6b7b90d83da4431ebb1d56d2278ff771.pdfCover767.04 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_I1504222029_506b9bd8efdb46fe963c6299738941c2.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.38 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I1504222029_83cef983d8ac491ca02ede6e6a79d847.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.