Biaya dan Produktivitas Teknik Penyaradan Kayu Menggunakan Derek Kayu Buatan Lokal di Hutan Rakyat Kabupaten Pangandaran

Abstract

Hutan rakyat merupakan hutan yang dibangun di atas lahan yang dibebani hak milik. Penyaradan kayu di hutan rakyat yang memiliki keadaan lapangan yang datar dilakukan secara manual (dipikul atau dipanggul) atau menggunakan alat angkut tertentu seperti gerobak. Sementara itu, penyaradan kayu di hutan rakyat yang memiliki keadaan lapangan yang curam dan sulit umumnya dilakukan menggunakan sistem kabel dan derek kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan produktivitas penyaradan kayu menggunakan derek kayu buatan lokal di hutan rakyat di Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini dilakukan di hutan rakyat di dua desa, yaitu desa Cimanggu dan desa Cinta Karya dimana pemanenannya menggunakan sistem tebang habis. Derek kayu yang digunakan di lokasi penelitian adalah derek kayu buatan lokal yang dilengkapi dengan sling dengan material baja. Waktu kerja diukur dengan menggunakan metode null stop. Produksi kayu penyaradan diukur berdasarkan volume kayu yang disarad setiap siklus. Data biaya merupakan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan operator derek kayu dan menyalin data dari literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata produktivitas penyaradan kayu menggunakan derek lokal sebesar 1,804 m3/jam dan biaya usaha yang dikeluarkan sebesar Rp 55.200 /jam. Biaya penyaradan kayu per unit menggunakan derek lokal adalah sebesar Rp 15.299 /m3. Kata kunci: Biaya, derek, hutan rakyat, penyaradan, produktivitas.

Private forests are forests built on land encumbered by property rights. Timber skidding in private forests that have a flat field is done manually (carried or shouldered) or using certain transport equipment such as carts. Meanwhile, logging in private forests that have steep and difficult field conditions is generally carried out using cable systems and timber cranes. This study aims to analyze the cost and productivity of skidding timber using locally made wooden cranes in private forests in Pangandaran Regency. This research was conducted in private forests in two villages, namely Cimanggu village and Cinta Karya village where the harvesting uses a clear-cutting system. The timber crane used at the research site was a locally made timber crane equipped with steel slings. Working time was measured using the null stop method. Skidding timber production was measured based on the volume of timber skidded per cycle. Cost data is secondary data obtained through direct interviews with timber crane operators and copying data from the literature. The results showed that the average productivity of skidding timber using local cranes was 1.804 m3/hour and the cost of effort incurred was Rp 55,200/hour. The cost of skidding timber per unit using a local crane is Rp 15,299. Keywords: Cost, private forest, productivity, skidding, winch