Isolasi dan Identifikasi Asam Amino Maggot Black Soldier Fly dengan Hidrolisis Tripsin dan Asam

Abstract

Ketahanan pangan dan keberlanjutan sumber daya alam saat ini menjadi perhatian serius skala global, terutama dalam konteks kebutuhan pakan ternak yang menjadi faktor kunci dalam keberhasilan produksi pada sektor peternakan dan perikanan. Ketersediaan bahan baku pakan yang berkualitas dan bernutrisi bagi ternak menjadi tantangan besar di tengah jumlah permintaan dan harga yang terus meningkat. Berbagai upaya untuk menemukan solusi yang efisien telah dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan serangga sebagai alternatif bahan baku pakan ternak. Maggot atau larva dari lalat tentara hitam Black Soldier Fly (BSF) (Hermetia illucens) merupakan salah satu komoditas serangga yang melimpah di alam, dengan banyak potensi diantaranya sebagai pengurai sampah organik, pupuk, serta sebagai sumber protein dan berbagai asam amino yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Maggot dianggap telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk pakan ternak, mulai dari kandungan nutrisi, ketersediaan, harga yang terjangkau dan potensi manfaat yang berkelanjutan untuk lingkungan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kandungan asam amino dari maggot BSF dengan menggunakan metode hidrolisis yang berbeda, yaitu secara kimiawi dan enzimatik. Analisis yang dilakukan mencakup identifikasi kandungan nutrisi maggot BSF melalui analisis proksimat, dilanjutkan dengan ekstraksi protein, isolasi asam amino dengan hidrolisis tripsin dan HCl, serta identifikasi asam amino menggunakan instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa maggot BSF yang digunakan dalam studi ini mengandung 29,36% protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan protein pada ternak seperti unggas dan ruminansia. Proses ekstraksi dan hidrolisis memecah protein menjadi asam amino yang dapat terdeteksi oleh instrumen HPLC. Hidrolisis menggunakan tripsin pada suhu 37? selama 2 jam inkubasi menghasilkan asam amino dengan asam glutamat (1,54 mg/g) pada konsentrasi yang paling melimpah, diikuti oleh serin (0,86 mg/g) dan asam aspartat (0,75 mg/g). Hidrolisis menggunakan HCl 6M pada suhu 110? selama 5 jam proses hidrolisis menghasilkan asam amino dengan konsentrasi tertinggi yaitu asam glutamat (10 mg/g), diikuti oleh leusin (8,1 mg/g) dan asam aspartat (7,5 mg/g). Kesimpulannya, asam amino berhasil diisolasi dari maggot Black Soldier Fly dengan konsentrasi total tertinggi diperoleh dari proses hidrolisis asam (HCl 6 M), yaitu sebesar 74,2 mg/g maggot. Keragaman asam amino yang dimiliki oleh maggot Black Soldier Fly diantaranya adalah asam amino yang dibutuhkan oleh hewan ternak seperti asam glutamat, asam aspartat, lisin, metionin, arginin, leusin dan treonin.

Food security and the sustainability of natural resources had become a serious global concern, especially in the context of feed requirements, which were considered a key factor in the success of production in the livestock and fisheries sectors. The availability of high-quality and nutritious feed raw materials for livestock had become a significant challenge amid increasing demand and prices. Various efforts had been made to find efficient solutions, one of which involved utilizing insects as an alternative feed ingredient. Maggots, or larvae of the Black Soldier Fly (BSF) (Hermetia illucens), were one of the insect commodities abundant in nature, with numerous potentials including as organic waste decomposers, fertilizers, and sources of protein and various amino acids needed by livestock. Maggots were considered to meet the criteria needed for animal feed, including nutritional content, availability, affordability, and the potential for sustainable benefits for the environment and humans. This study aimed to isolate and identify the amino acid content of BSF maggots using different hydrolysis methods, namely chemical and enzymatic methods. The analysis included identifying the nutritional content of BSF maggots through proximate analysis, followed by protein extraction, amino acid isolation through trypsin and HCl hydrolysis, and amino acid identification using HighPerformance Liquid Chromatography (HPLC) instruments. The results of the study showed that the BSF maggots used in this study contained 29.36% protein, which was sufficient to meet the protein needs of livestock such as poultry and ruminants. The extraction and hydrolysis process broke down the protein into amino acids that could be detected by the HPLC instrument. Hydrolysis using trypsin at 37°C for 2 hours of incubation resulted in amino acids with glutamic acid (1.54 mg/g) being the most abundant, followed by serine (0.86 mg/g) and aspartic acid (0.75 mg/g). Hydrolysis using 6M HCl at 110°C for 5 hours resulted in amino acids with the highest concentration, namely glutamic acid (10 mg/g), followed by leucine (8.1 mg/g) and aspartic acid (7.5 mg/g). In conclusion, amino acids were successfully isolated from Black Soldier Fly maggots, with the highest total concentration obtained from the acid hydrolysis process (6M HCl), amounting to 74.2 mg/g of maggots. The diversity of amino acids possessed by Black Soldier Fly maggots included amino acids needed by livestock, such as glutamic acid, aspartic acid, lysine, methionine, arginine, leucine, and threonine