Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158372| Title: | Analisis Nilai Kehijauan (Greenery values) berdasarkan Pengukuran Komputasi dan Persepsi Manusia pada Ruang Terbuka Hijau di Pekanbaru, Riau |
| Other Titles: | Analysis of Greenery Values Based on Computational Measurement and Human Perception in The Green Open Spaces of Pekanbaru |
| Authors: | Zain, Alinda Fitriany Malik Pribadi, Didit Okta Septiantoro, Ripki |
| Issue Date: | 2024 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Seiring dengan perkembangan ekonomi, perubahan penggunaan lahan banyak terjadi di banyak kota, yang mengakibatkan hutan, ruang hijau, dan lahan pertanian tergantikan oleh daerah pemukiman dan industri/perdagangan. Akibat berkurangnya ruang hijau, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengembalikan kehijauan di perkotaan, salah satunya adalah pengimplementasian Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH) atau Green City. Salah satu kota yang menerapkan program tersebut adalah Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Perubahan Tutupan Lahan (Land Use Cover Change/LUCC) pasca program Kota Hijau (P2KH) di Kota Pekanbaru, dan membandingkan metode pemetaan nilai kehijauan menggunakan penginderaan jauh (mapped greenery values) dengan nilai kehijauan berdasarkan persepsi manusia (perceived greenery values) di Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial menggunakan QGIS 3.36.0 untuk analisis LUCC dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) menggunakan Maximum Likelihood Classification (MLC) dan analisis statistik deskriptif untuk mengukur nilai kehijauan yang dirasakan (perceived greenery values).
Hasil analisis LUCC (Land Use dan Cover Change) menunjukkan bahwa laju penurunan Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru mengalami pelandaian sejak tahun 2014 hingga tahun 2023 dibanding dengan tahun 2000 hingga 2014, yakni terjadi penurunan percepatan sebesar 11,85% pada tahun 2000 hingga 2014 (sebelum penerapan P2KH) menjadi 6,59% pada tahun 2014 hingga 2023 (sesudah penerapan P2KH). Selain itu, terjadi penurunan percepatan pada laju peningkatan Ruang Terbangun, yakni sebesar 12,58% sebelum penerapan P2KH menjadi 6,2% setelah P2KH dilakukan. Hasil dari analisis nilai kehijauan yang diukur menggunakan pengukuran komputasi yakni berupa NDVI di Kota Pekanbaru, menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki nilai NDVI yang paling banyak terdapat pada kategori Sedang, dan yang paling sedikit terdapat pada kategori Tidak Bervegetasi. Hasil dari analisis nilai kehijauan yang diukur menggunakan persepsi manusia menemukan Gap atau kesenjangan bahwa beberapa RTH di Kota Pekanbaru memiliki nilai Keamanan, Kenyamanan, Kualitas Estetika dan Nilai Biodiversitas yang masih tergolong kurang baik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa program Green City atau P2KH yang dilakukan di Kota Pekanbaru menghasilkan mitigasi dari tingginya laju perubahan tutupan dan penggunaan lahan di Kota Pekanbaru. Penelitian ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan nilai kehijauan pada RTH di Kota Pekanbaru. Along with economic development, there have been changes in land use in many cities, resulting in forests, green spaces, and agricultural land being replaced by residential, industrial, and commercial areas. Due to the reduction of green spaces, the government has undertaken several initiatives to restore urban greenery, one of which is the implementation of the Green City Development Program (P2KH). One of the cities implementing this program is Pekanbaru, the capital of Riau Province. This study aims to analyze Land Use and Cover Change (LUCC) following the Green City (P2KH) program in Pekanbaru and compare the mapping methods of greenery values using remote sensing (mapped greenery values) with greenery values based on human perception (perceived greenery values) in Pekanbaru, Riau, Indonesia. The study employs spatial analysis using QGIS 3.36.0 for LUCC analysis with the supervised classification with Maximum Likelihood Classification (MLC) and descriptive statistical analysis to measure perceived greenery values. The analysis of Land Use dan Cover Change (LUCC) shows that the rate of decline in Green Open Space in Pekanbaru City has slowed down from 2014 to 2023 compared to 2000 to 2014. The deceleration dropped from 11.85% in 2000 to 2014 (before the implementation of the Green City Program/P2KH) to 6.59% in 2014 to 2023 (after the implementation of P2KH). Additionally, there was a decrease in the rate of increase in Built-Up Areas, from 12.58% before the implementation of P2KH to 6.2% after P2KH. The results of the greenery value analysis measured using computational methods, such as NDVI in Pekanbaru City, show that most of the NDVI values fall within the Medium category, with the fewest in the Non-Vegetated category. The analysis of greenery values measured using human perception revealed a gap, indicating that some Green Open Spaces in Pekanbaru still have suboptimal levels of Safety, Comfort, Aesthetic Quality, and Biodiversity Value. This study demonstrates that the Green City or P2KH program implemented in Pekanbaru has mitigated the high rate of land use and cover change in the city. The study also provides several recommendations to enhance the greenery value of Green Open Spaces in Pekanbaru. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158372 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A4501222013_16b8d35894c245838812c37bea23d9fa.pdf | Cover | 2.52 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A4501222013_74def3fe7e5c4450b8df13e46f6f03e7.pdf Restricted Access | Fulltext | 4.39 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A4501222013_c27f02ddefc6418095be47ea7fe6aa2a.pdf Restricted Access | Lampiran | 7.47 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.