Inventory Telur Ayam Sesuai Permintaan Pelanggan pada Peternakan Eighty Six Farm

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi rata-rata telur perhari di daerah Bandung dan Subang yang dapat memenuhi kebutuhan persediaan, mengetahui jumlah kekurangan rata-rata permintaan telur perhari yang belum dapat terpenuhi, dan menentukan persediaan kebutuhan telur ayam pada peternakan Eighty Six Farm. Penelitian yang digunakan merupakan gabungan dari deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan metode economic order quantity, Total biaya persediaan, dan safety stock. Hasil penelitian ini yaitu kebutuhan jumlah persediaan ekonomis telur pada Eighty Six Farm adalah sebesar 982 kg/3 hari, lalu untuk total biaya persedian telur perhari yang harus dikeluarkan Eighty Six Farm sebesar Rp307.284/3 hari, dan untuk safety stock sebesar 11 kg/hari. Maka perusahaan dapat menerapkan metode economic order quantity agar dapat memprediksi persediaan yang harus dimiliki supaya tidak terjadi kekurangan permintaan.

This research aims to determine the average number of eggs produced per day in the Bandung and Subang areas which can meet supply needs, determine the number of shortfalls in the average daily demand for eggs that cannot be met, and determine the supply of chicken egg needs on the Eighty Six Farm farm. The research used is a combination of qualitative and quantitative descriptive. This research uses primary and secondary data types. This research uses the Economic Order Quantity, Total inventory cost and safety stock methods. The results of this research are that the need for an economic stock of eggs at Eighty Six Farm is 982 kg/3 days, then the total cost of egg supplies per day that Eighty Six Farm must spend is IDR 307,284/3 days, and for safety stock it is 11 kg/day. So companies can apply the economic order quantity method in order to predict the inventory that must be owned so that there is no shortage of demand.