Pembuatan Pupuk Bokashi dari Limbah Kulit Kopi di PTPN XII Kebun Bangelan Malang Jawa Timur

Abstract

Limbah kulit kopi memiliki potensi menjadi pupuk organik karena kaya akan unsur hara dan karbon organik. Kulit kopi perlu diolah dahulu agar kandungan serat selulosa dan lignin terurai menjadi partikel dan senyawa yang lebih sederhana agar dapat diserap tanaman. Salah satu metode pengomposan bahan organik menggunakan metode bokashi dengan menambahkan mikroorganisme EM4. Pupuk bokashi yang matang ditandai dengan perubahan kondisi bahan kulit kopi diantaranya suhu yang stabil, perubahan warna menjadi lebih gelap, tekstur menjadi halus serta bau tidak menyengat. Setelah pupuk bokashi matang dilakukan uji kematangan yang meliputi suhu, warna, tekstur dan bau berdasarkan literatur. Kemudian dilakukan uji masa jenis, kapasitas lapang air dan pH pada pupuk bokashi lalu dibandingkan dengan pukan kambing dan dianalisis pengaruh interaksinya terhadap tanah media tumbuh kopi robusta.

Coffee pulp waste has the potential to be an organic fertilizer because rich in nutrients for plants. Before applicated coffee pulp into fertilizer it is needs decompostion of the cellulose and lignin fibers into a simple compound that can be absorb by plants. One of the methode composing organic fertilizer used the bokashi method by adding EM4 microorganisms. The matured bokashi fertilizer is characterized by changes in the condition of the coffee pulb waste including stable temperature, change of color into darker, small particle and the smell is not stink. After the bokashi fertilizer matures, a maturity test is carried out that covers temperature, color, texture and smell based on literature. Then tested the density, water capacity and pH of bokashi fertilizer and compared the characteristics with other organic fertilizer and analyzed the effects of its interaction on the soil medium growing robusta coffee.