Pembuatan Briket Berbahan Dasar Kayu Bintangur (callophyllum soulatri brum. f) di Hutan Penelitian Dramaga

Abstract

Pohon bintangur (Callophyllum soulatri burm. f) merupakan salah satu jenis pohon yang terdapat di Hutan Penelitian Dramaga. Pohon bintangur yang tumbuh dengan baik terdapat 31 individu dan sisanya untuk sebagian besar dalam keadaan mati dan tumbang. Pohon bintangur yang tumbang akan dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan briket. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas briket yang dibuat dari kayu pohon bintangur. Dalam penelitian ini, terdapat tiga perlakuan perekat, yaitu (P1) 100 gram tepung tapioka, (P2) 100 gram tepung sagu, (P3) 50 gram tepung tapioka ditambah 50 gram tepung sagu. Metode untuk melihat kualitas maka digunakan analisis statistik ANOVA. Berdasarkan hasil analisis, briket yang baik adalah komposisi 500 gram kayu bintangur dan 100 gram perekat tepung sagu, dengan hasil kadar air 7,34%, kadar abu 1,938%, nilai kalor 6.432 kal/j, dan laju pembakaran 4,4 g/menit.

The bintangur tree (Callophyllum soulatri burm. f) is one of the types of trees found in the Dramaga Research Forest. There are 31 individuals of the well growing bintangur tree and the rest are mostly dead and falling. The fallen bintangur tree will be used as a material for making briquettes. This study aims to analyze the quality of briquettes made from the wood of the bintangur tree. In this study, there were three adhesive treatments, namely (P1) 100 grams of tapioca flour, (P2) 100 grams of sago flour, (P3) 50 grams of tapioca flour plus 50 grams of sago flour. The method to see the quality is ANOVA statistical analysis. Based on the results of the analysis, good briquettes are a composition of 500 grams of bintangur wood and 100 grams of sago flour adhesive, with a moisture content of 7.34%, ash content of 1.938%, a calorific value of 6,432 cal/h, and a burning rate of 4.4 g/min.