Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156935
Title: Mitigasi Risiko Transportasi Ikan Layang dari Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman ke Pasar Ikan Modern Muara Baru
Other Titles: Risk Mitigation for Decapterus sp. Transportation from Samudera Nizam Zachman Fishing Port to Muara Baru Fish Market
Authors: Novita, Yopi
Purwangka, Fis
Tiaraningtyas, Dyah Ayu
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2019 di Penjaringan, Jakarta Utara, dan dikelola oleh PT Perikanan Indonesia (Perindo), dirancang sebagai pelopor pasar ikan modern di Indonesia dengan inspirasi dari Pasar Tsukiji di Tokyo. Pasar ini memiliki fasilitas modern seperti ice flake machine berkapasitas 10 ton, chilling room berkapasitas 30 ton, dan sistem pengelolaan limbah yang efisien. Dengan 892 kios basah, 155 kios kering, dan area bongkar muat, PIM Muara Baru bertujuan memperbarui infrastruktur dan meningkatkan produktivitas produk perikanan di Jakarta, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sektor perikanan lokal. Berdasarkan Permen KP Nomor 7 tahun 2019 tentang Penanganan dan Transportasi Hasil Perikanan menyebutkan akan pentingnya mutu produk perikanan dalam penanganan dan transportasi, serta memastikan pasar mematuhi standar keamanan dan kualitas. Adanya integrasi teknologi modern dan penerapan regulasi tersebut, diharapkan PIM Muara Baru menjadi model yang menginspirasi bagi pasar ikan lainnya di seluruh Indonesia. Laporan pendataan PIM Muara Baru tahun 2019 menunjukkan total volume ikan terjual sebesar 40.160 kg per hari. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, yang terletak 1,4 km dari PIM Muara Baru, berperan penting dalam memasok ikan ke pasar ini, dengan ikan layang sebagai produk yang dikirim. Ditemukan indikasi bahwa setibanya di PIM Muara Baru, ikan layang tersebut memiliki mutu/kualitas yang kurang baik. Hal ini dikarenakan masih terlihat bahwa moda transportasi untuk pengiriman menggunakan transportasi terbuka pick-up, ikan yang ditempatkan di tempat penyimpanan tidak sesuai dengan standar penanganan dan tidak menerapkan persyaratan rantai dingin. Apabila ikan yang dijual di PIM Muara Baru mengalami penurunan mutu, maka daya tarik konsumen untuk membeli ikan di PIM Muara Baru menjadi berkurang, dan harga ikan menjadi rendah. Kejadian ini menjadi dasar yang kuat untuk melakukan mitigasi risiko. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi proses penanganan dan transportasi, menghitung tingkat risiko yang mempengaruhi mutu ikan pada penanganan dan transportasi, dan menyusun rekomendasi tindakan perbaikan penanganan dan transportasi ikan layang dari PPS Nizam Zachman ke PIM Muara Baru. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Agustus 2023 di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman dan Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi langsung, uji organoleptik, dan studi literatur. Penelitian ini akan menerapkan Hazard Identification dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP), Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC). Tahap classify work activities merupakan tahap dalam menentukan ruang lingkup aktivitas dalam penilaian risiko. Lingkup penelitian adalah jalur transportasi ikan layang (Decapterus sp.) yang berasal dari kapal yang mendaratkan ikan di PPS Nizam Zachman menuju PIM Muara Baru. Berdasarkan identifikasi model transportasi, ditemukan dua model transportasi. Model transportasi pertama (M1) menggunakan jenis transportasi terbuka yaitu mobil dengan jenis pick-up dan model transportasi kedua (M2) menggunakan jenis transportasi Colt Double Diesel (CDD) wing box. Selanjutnya dilakukan pengamatan berulang tiga kali terhadap setiap proses transportasi yang dilakukan oleh masing-masing perwakilan perusahaan (M1 dan M2). Hazard Identification adalah sumber atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian berupa penurunan mutu ikan terhadap aktivitas yang telah diperoleh kemudian dibuktikan dengan uji organoleptik yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Ikan Beku 4110-2020. Dari setiap sampel yang berisi ikan layang beku diambil 3 paket dengan mengambil masing-masing 3 ekor ikan dengan total sampel sebanyak 9 ekor, sehingga ditetapkan total sampel yang diambil untuk mewakili penelitian ini untuk dua model masing-masing jenis transportasi pengamatan berulang tiga kali pada kedua titik yaitu sebanyak 108 ekor ikan layang. Setelah diperoleh aktivitas yang memiliki potensi bahaya risiko tinggi dan perlu diprioritaskan. Rekomendasi tindakan perbaikan untuk mengurangi frekuensi kejadian dan tingkat keparahan bahaya sehingga tingkat risiko setiap potensi bahaya dapat diturunkan ke tingkat yang lebih rendah. Hasil identifikasi penanganan dan transportasi ikan layang dari PPS Nizam Zachman ke PIM Muara Baru memperoleh dua model transportasi dengan sembilan aktivitas yang memiliki potensi bahaya pada pekerja, peralatan dan bahan, serta lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan mutu ikan. Perhitungan probability untuk model M1 adalah 78% dan untuk model M2 adalah 80%, keduanya menunjukkan tingkat probability yang sering terjadi. Perhitungan severity pada M1, pengujian pertama di PPS Nizam Zachman didapatkan hasil skor penilaian mutu ikan memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 8,38 dibandingkan dengan M2 yaitu 8,49, tetapi penurunannya tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata pengujian kedua pada tahap ikan tiba di PIM Muara Baru M1 yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu 7,76 dibandingkan dengan M2 yaitu 7,92. Meskipun terdapat penurunan pada pengujian kedua, nilai rata-rata mutu ikan saat tiba di PIM Muara Baru masih berada dalam batas aman penerimaan, dengan nilai rata-rata uji organoleptik sebesar 8, menunjukkan bahwa ikan tetap segar dan memenuhi standar. Rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu ikan layang selama proses penanganan dan transportasi ikan layang dari PPS Nizam Zachman ke PIM Muara Baru dengan menetapkan standar operasional prosedur (SOP) terkait penggunaan alat pelindung diri (APD) dan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan oleh seluruh pekerja. Pelanggaran terhadap peraturan terkait penggunaan APD, merokok, meludah, atau perilaku kasar akan dikenakan sanksi berupa teguran, denda, dan tindakan lainnya. Selain itu, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi oleh lembaga yang berwenang setiap tahun sekali, dan disarankan penggunaan transportasi berpendingin untuk pengiriman dari PPS Nizam Zachman ke PIM Muara Baru.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156935
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_P0505212015_12bf8653604e46e281a0b335af9fe3d6.pdfCover2.44 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_P0505212015_be0ce7b21b804b53bcb59eeff1338228.pdf
  Restricted Access
Fulltext958.36 kBAdobe PDFView/Open
lampiran_P0505212015_73aaaceee6a549f9a9328a8bc4960824.pdf
  Restricted Access
Lampiran477.54 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.