Analisis Hotspot, Curah Hujan, dan Anomali Sea Surface Temperature di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan serius yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keterkaitan antara titik panas (hotspot), curah hujan, dan anomali Sea Surface Temperature (SST) sebagai indikator potensi terjadinya kebakaran gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023. Data yang digunakan adalah data sekunder. Uji korelasi dilakukan antara data hotspot, curah hujan bulanan, dan SSTA Nino 3.4 pada tahun 2015-2022 untuk mengetahui adanya hubungan antara curah hujan dengan jumlah hotspot yang terdeteksi dan faktor yang memengaruhinya. Hasil dari penelitian ini adalah hubungan hotspot dengan curah hujan berkorelasi negatif dengan nilai r sebesar -0.401 yang termasuk dalam kategori cukup, dan hubungan hotspot dengan anomali SST berkorelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah hotspot di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2015-2022 berkaitan erat dengan curah hujan, namun tidak terlalu erat dengan SST anomalies.

Forest and land fires are a serious problem that occurs every year in Indonesia. This research aims to identify the relationship between hotspots, precipitation and Sea Surface Temperature Anomalies (SSTA) as indicators of the potential for peatland fires in East Tanjung Jabung Regency. This research was conducted in September-December 2023. The data used is secondary data. Correlation tests were carried out between hotspot data, monthly precipitation, and SSTA Nino 3.4 in 2015-2022 to determine the relationship between precipitation, the number of hotspots detected, and the factors that influence them. The results of this research are that the relationship between hotspots and precipitation is negatively correlated with an r value of -0.400 which is included in the sufficient category, and the relationship between hotspots and anomaly SST is positively correlated. These findings showed that the number of hotspots in East Tanjung Jabung Regency is closely related to precipitation but not too closely with SST anomalies.