Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156791
Title: Pengembangan Ekowisata Budaya Tari Tradisional di Desa Benteng Huraba Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara
Other Titles: Cultural Ecotourism Development of Traditional Dance in Benteng Huraba Village Batang Angkola District South Tapanuli Regency North Sumatra Province
Authors: Untari, Rini
Batubara, Rima Pratiwi
MAULIA, WULAN PUTRI
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Tari tradisional memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai ekowisata budaya, namun terdapat kesenjangan antara potensi dan realisasinya hal ini dikarenakan adanya pengaruh modernisasi yang mengakibatkan kurangnya minat masyarakat sehingga keterlibatan masyarakat maupun pemerintah diperlukan dalam pengembangannya. Tujuan proyek akhir ini yaitu mengidentifikasi jenis tari tradisional, menganalisis pengaruh modernisasi terhadap makna tari tradisional dan menyusun luaran media visual dan audio visual. Proyek akhir dilaksanakan sejak Januari hingga Maret 2024 di Desa Benteng Huraba, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan. Data tari tradisional berupa busana, aksesoris, tujuan dan makna, fungsi, dan jenis gerakan diperoleh menggunakan metode observasi dan wawancara. Data pengaruh modernisasi terhadap makna budaya tari tradisional diolah dengan statistik uji chi square berdasarkan pembagian kuesioner yang dilakukan kepada 15 responden. Desa Benteng Huraba memiliki 4 (empat) tari tradisional yakni Tor – Tor Naposo Nauli Bulung, Endeng ni Endeng, Moncak dan Karanjang. Terdapat pengaruh modernisasi yang mengakibatkan adanya perubahan pada makna tari tradisional. Aspek yang terkena pengaruh modernisasi berupa busana, gerakan, dan jumlah penonton. Penyusunan luaran poster, pamflet, booklet dan video promosi dilakukan sebagai bahan ajar dengan tema ‘Pesona tor tu tor adat mandailing’ yang memiliki penilaian dengan kategori sangat layak dan estetik.
Traditional dance has high potential for development as cultural ecotourism. However, there is a gap between this potential and its realization due to the influence of modernization, which has led to decreased public interest. Consequently, community and government involvement is crucial for its development. The goal of this final project is to identify types of traditional dance, analyze the impact of modernization on the meaning of traditional dance, and create visual and audiovisual media. The project was conducted from January to March 2024 in Benteng Huraba Village, Batang Angkola District, South Tapanuli Regency. Data on traditional dance, including costumes, accessories, purposes and meanings, functions, and types of movements, were collected through observation and interviews. The impact of modernization on the cultural meaning of traditional dance was analyzed using chi-square statistical tests based on questionnaires distributed to 15 respondents. Benteng Huraba Village has four traditional dances: Tor – Tor Naposo Nauli Bulung, Endeng ni Endeng, Moncak, and Karanjang. Modernization has influenced the meaning of traditional dance, affecting aspects such as costumes, movements, and audience size. The project produced visual media including posters, pamphlets, booklets, and a promotional video with the theme ‘The Charm of Tor Tu Tor Mandailing Customs.’ These materials were rated as highly suitable and aesthetically pleasing.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156791
Appears in Collections:UT - Ecotourism

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_J0302201006_8d1ced26db4c4d7d8f5fad06071fced6.pdfCover944.24 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_J0302201006_88eba1ff59904a948c6801f50c8813ad.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.98 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_J0302201006_939059c331d24f1bb40f3e86f7d87e7b.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.