Pengembangan Ekowisata Banteng (Bos javanicus) di Taman Nasional Baluran

Abstract

Banteng di Taman Nasional Baluran (TNB) dapat dijadikan sebagai potensi ekowisata karena keunikan perilaku serta keindahan morfologinya. Perlu dilakukan identifikasi terkait wilayah jelajah banteng untuk mengetahui areal pengamatan banteng yang ideal serta perilaku harian banteng untuk mengetahui waktu ditemukannya banteng pada suatu titik lokasi. Tujuan proyek akhir ini adalah mengidentifikasi wilayah jelajah dan perilaku harian banteng di Taman Nasional Baluran, mengidentifikasi dan menganalisis respon perilaku banteng terhadap warna, dan merancang pengembangan ekowisata banteng pada kawasan alam di Taman Nasional Baluran. Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Data yang diambil yaitu perilaku harian banteng, wilayah jelajah banteng, dan respons perilaku terhadap warna. Metode pengambilan data yang dilakukan menggunakan metode concentration count, wawancara, rancangan acak lengkap, dan studi literatur. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji rancangan acak lengkap. Perilaku harian banteng di TNB memulai aktivitas sekitar pukul 17.00 WIB. Banteng beristirahat sekitar pukul 09.00-15.00 WIB. Banteng makan sepanjang waktu beraktivitas diluar waktu beristirahat dan minum mulai dari sore hingga malam hari. Musim kawin banteng adalah Juli, September, dan Oktober. Banteng terlihat melakukan aktivitas sosial dengan satwa lain berbentuk simbiosis komensialisme. Wilayah jelajah banteng tersebar hampir pada seluruh kawasan daratan di TNB. Banteng memilih areal tertutup di dalam kawasan hutan sebagai tempat beraktivitas. Banteng tidak memberikan respons terhadap perlakuan warna. Program ekowisata yang dirancang berjudul “Bos of Baluran”, “Baluran Safari Night”, dan “Jungle of Baluran” dengan tiga durasi wisata yang berbeda yaitu one day tour, half day tour, dan wisata bermalam.

Banteng in Baluran National Park can be used as ecotourism potential because of their unique behavior and morphological beauty. It is necessary to identify the banteng’s home range to find out the ideal banteng viewing area and their daily behavior to find out when they are found at a certain location. The aim of this final project is to identify the home range and daily behavior of banteng in Baluran National Park, identify and analyze their behavioral responses to color, and design the development of bull ecotourism in Baluran National Park. The research was carried out in Baluran National Park, East Java. The data taken is the banteng daily behavior, the home range, and behavioral responses to color. Data collection methods were carried out using the concentration count method, interviews, completely randomized design, and literature study. The data analysis used was descriptive analysis and a completely randomized design test. The daily behavior of banteng begins activity at around 17.00 WIB. Banteng rests around 09.00-15.00 WIB. They eat all the time and are active outside of rest and drinking time from afternoon to evening. The mating season for banteng is July, September and October. Banteng are seen carrying out social activities with other animals in the form of commensal symbiosis. Banteng home range is spread over almost all land areas in Baluran National Park and choose closed areas in forest areas as places for their activities. Banteng did not respond to color treatment. The designed ecotourism program is titled "Bos of Baluran", "Baluran Safari Night", and "Jungle of Baluran" with three different tour durations, which are one day tour, half day tour and overnight tour.