Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156126Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Tanopruwito Djoni | |
| dc.contributor.advisor | Daryanto, Heny K | |
| dc.contributor.author | Ningsih, Yulfawirda | |
| dc.date.accessioned | 2024-08-06T06:46:29Z | |
| dc.date.available | 2024-08-06T06:46:29Z | |
| dc.date.issued | 2002 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156126 | |
| dc.description.abstract | Otonomi daerah yang telah digulirkan pemerintah pusat dengan UU No 22 tahun 1999, diharapkan menjadi pendorong pemanfaatan potensi yang ada, karena kewenangan ada di daerah yang mengenal dengan baik kondisi dan potensi pertaniannya. Masing-masing daerah memiliki keunggulan komparatif yang berbeda yaitu lahan pertanian yang subur dengan kondisi lahan yang beragam sehingga berbagai jenis tanaman dapat diusahakan; infrastruktur yang baik; jumlah penduduk yang cukup besar; tersedianya lembaga-lembaga penelitian; dan musim yang berbeda. Semua keunggulan ini harus ditingkatkan peran dan fungsinya, agar keunggulan komparatif yang tersedia dapat menjadi keunggulan kompetitif. Pada era otonomi daerah, masing-masing daerah perlu menggalakkan pangan spesifik daerah, untuk mengoptimalkan potensi daerah dan menghemat devisa. Kebutuhan terhadap buah-buahan makin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan taraf penghasilan, kesadaran masyarakat akan gizi, serta perkembangan sektor industri dan pariwisata. Peluang ini belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha buah- buahan di Indonesia. Produksi buah-buahan Indonesia relatif meningkat dari tahun ke tahun, tetapi laju peningkatannnya masih jauh dari kesempatan yang dapat diraih. Pola usahatani yang pada umumnya dilakukan di tanah pekarangan dengan modal kecil menyebabkan rendahnya produksi dan produktivitas karena usaha ini belum ditangani secara serius. Salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia adalah pisang (Musa paradisiaca L). Buah ini digemari karena memiliki rasa yang enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat, dan harganya relatif murah. Pisang merupakan salah satu buah unggulan di Indonesia yang mendapat prioritas untuk dikembangkan secara intensif. Berdasarkan hal tersebut, daerah Kecamatan Baso mempunyai potensi untuk pengembangan sistem agribisnis komoditas pisang, mengingat di Kecamatan Baso sumberdaya alamnya masih terbuka luas, yakni menurut data Dinas Pertanian Kecamatan Baso luas lahan yang ditanami pisang sekitar 1. 212 hektar (2000), dan masih ada sekitar 767 hektar lagi untuk areal pengembangan tanaman pisang | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Manajemen Keuangan | id |
| dc.title | Analisis Kelayakan Investari Pengembangan Agribisnis Pisang Ambon Lokal Di Kecamatan Baso Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat | id |
| dc.subject.keyword | Pisang Ambon Lokal | id |
| dc.subject.keyword | Kec. Baso Kab. Agam | id |
| dc.subject.keyword | Analisis Finansial | id |
| dc.subject.keyword | Kelayakan Investasi | id |
| dc.subject.keyword | Irr | id |
| dc.subject.keyword | Studi Kasus | id |
| dc.subject.keyword | Pisang Ambon Lokal | |
| dc.subject.keyword | Kecamatan Baso | |
| dc.subject.keyword | Kabupaten Agam | |
| dc.subject.keyword | Analisis Finansial | |
| dc.subject.keyword | Kelayakan Investasi | |
| dc.subject.keyword | NPV, Payback Period | |
| dc.subject.keyword | IRR | |
| Appears in Collections: | MT - Business | |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.