Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156052
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSumarwan, Ujang
dc.contributor.advisorSuroso,Arif Imam
dc.contributor.authorNofaldi
dc.date.accessioned2024-08-06T06:45:16Z
dc.date.available2024-08-06T06:45:16Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156052
dc.description.abstractSampai akhir tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari 210 juta orang. Setiap penduduk akan mengkonsumsi pangan setiap hari. Setiap penduduk atau individu adalah seorang konsumen, karena melakukan kegiatan konsumsi baik pangan, non pangan maupunjasa. Jakarta sebagai Thu Kota Indonesia merupakan kota terbesar di Indonesia, dengan jumlah penduduk sebesar 7.818.573 orang (BPS, 1999) dan dikelilingi daerah-daerah urban Botabek (12.922.906 orang). Dengan penduduk yang besaiĀ­ tersebut, Jakarta merupakan pasar yang besar bagi pemasaran produk-produk barang dan j asa, terutama industri makanan. Semakin tingginya angkatan kerja di Indonesia terutama di daerah Jabotabek menyebabkan terjadinya berbagai perubahan-perubahan pada pada perilaku masyarakat Indonesia terutama di perkotaan. Salah satu perubahan tersebut adalah pada pola makan yang berubah yang _menyebabkan makin berkembangnya usaha restoran. U saha restoran yang terutama berkembang adalah usaha restoran fast food atau siap saji. Hal ini terutama disebabkan karena masyarakat yang bekerja memiliki waktu yang terbatas karena tugas-tugas kantor mereka. Sehingga mereka menuntut restoran yang dapat menyediakan makanan secara cepat dan praktis. Keadaan perekonomian di OKI Jakarta yang menyumbang sekitar 17 persen terhadap perekonomian nasional, tampak masih tumbuh negatif walau dapat ditekan dibawah minus 3 persen. Struktur ekonomi DKI Jakarta tahun 1999 tetap didominasi oleh 3 sektor utama yaitu sektor Industri Pengolahan dengan sumbangan 20,02 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan andil 23,99 persen serta sektor keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dengan sumbangan 28, 19 persen. Menurut Sumarwan (1997), perilaku konsumen adalah kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan j asa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Schiftmann dan Kanuk (2000) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya yang tersedia (waktu, uang, usaha dan energi) . . Hidangan khas Sumatera Barat atau Padang dapat dijumpai di hampir setiap pelosok Indonesia dan di luar negeri yang menyajikan hidangan lengkap masakan Padang yang lebih dikenal dengan rumah makan Padang. Rumah makan Sederhana merupakan salah satu rumah makan Padang yang giat melakukan ekspansi outletnya di bebagai tempat, untuk mendukung ketepatan dan efisiensi pengembangan outlet tersebut perlu diadakannya Riset Konsumen untuk melihat perilaku konsumen terhadap konsumen rumah makan Sederhana. ...dst.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Pemasaranid
dc.titleAnalisis Perilaku Konsumsi Masakan Padang dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Rumah Makan Padangid
dc.subject.keywordPerilaku Dan Penyebaran Konsumenid
dc.subject.keywordRumah Makan Sederhanaid
dc.subject.keywordSistem Informasi Geografiid
dc.subject.keywordData Spasialid
dc.subject.keywordPerilaku dan Penyebaran Konsumen
dc.subject.keywordRumah makan Sederhana
dc.subject.keywordSistem Informasi Geografi
dc.subject.keywordData Spasial
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E7NI
  Restricted Access
3.57 MBUnknownView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.