Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156035
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMaulana, Agus
dc.contributor.advisorHartoyo
dc.contributor.authorRamlan
dc.date.accessioned2024-08-06T06:45:02Z
dc.date.available2024-08-06T06:45:02Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156035
dc.description.abstractKebutuhan kedelai dan bahan pangan lainnya diproyeksikan terus meningkat, sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita. Industri yang menyerap kedelai di dalam negeri meliputi: tahu, tempe, kecap, bumbu masak, cokelat, kembang gula, kerupuk, oncom, tauco, susu, yogurt, minyak goreng, kue, es krim, daging tiruan, dan pakan ternak. Produksi kedelai nasional mengalami penurunan, dari tahun 1996 sampai 2000 terjadi penurunan produksi dengan rata-rata penurunan pertahun 8,71%. Demikian juga produksi kedelai di Propinsi Bengkulu mengalami penurunan yang lebih tajam dengan rata-rata penurunan per tahun 18,73%. Sebagai konsekuensi peningkatan permintaan dan penurunan produksi kedelai, maka jumlah kedelai yang harus diimpor akan semakin besar. Besarnya impor ini tidak dapat dicegah oleh pemerintah, karena kedelai menjadi komoditas yang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan umum penetapan komoditas prioritas di Propinsi Bengkulu, sasaran produksi pangan selama Pelita VII ditetapkan untuk melestarikan swasembada beras dan mendukung pencapaian swasembada jagung dan kedelai. Dalam pelaksanaan sehari-harinya kewenangan ini diserahkan kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Bengkulu selaku instansi teknis. Upaya pencapaian sasaran produksi telah banyak dilakukan seperti melalui Program Intensifikasi, Ekstensifikasi, Deversifikasi dan Rehabilitasi serta melalui Program Khusus Gema Palagung 2001. Namun upaya-upaya tersebut belum mampu mengembangkan sistem agribisnis yang berkesinambungan. Pembinaan dan bantuan yang diterima petani cenderung dimanfaatkan untuk kebutuhan sesaat dan belum mampu meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan usahatani kedelai yang berkesinambungan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditas kedelai di Propinsi Bengkulu yaitu kurangnya permodalan yang didapat petani yang berdampak pada lemahnya pengelolaan, penggunaan sarana produksi, penggunaan teknologi yang pada akhirnya menyebabkan produksi dan produktivitas yang rendah. Selain itu, lemahnya pembinaan pemerintah sebagai akibat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Untuk menjawab kondisi dan permasalahan pengembangan komoditas kedelai di atas, diperlukan strategi yang tepat. Untuk menentukan strategi tersebut dilakukan penelitian dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titleStrategi Pengembangan Komoditas Kedelai Di Propinsi Bengkuluid
dc.subject.keywordManajemen Strategiid
dc.subject.keywordOtonomi Daerahid
dc.subject.keywordSistem Agribisnisid
dc.subject.keywordKedelaiid
dc.subject.keywordStudi Kasus Diskriptifid
dc.subject.keywordUsaha Taniid
dc.subject.keywordSwotid
dc.subject.keywordManajemen Strategi
dc.subject.keywordOtonomi Daerah
dc.subject.keywordSistem Agribisnis
dc.subject.keywordKedelai Studi Kasus
dc.subject.keywordDiskriptif
dc.subject.keywordUsahatani
dc.subject.keywordSWOT
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R21RMN
  Restricted Access
3.84 MBUnknownView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.