Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155995Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Sumarwan, Ujang | |
| dc.contributor.advisor | Herlina, Lien | |
| dc.contributor.author | Bakry, Salim Al | |
| dc.date.accessioned | 2024-08-06T06:44:16Z | |
| dc.date.available | 2024-08-06T06:44:16Z | |
| dc.date.issued | 2002 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155995 | |
| dc.description.abstract | Kebutuhan minimum protein hewani asal ternak berdasarkan Standar Widya Karya Nasional dan Gizi tahun 1998 baru tercapai 57% (3,4 gr/kapita/hari dari 6 gr/kapita/hari), sementara itu pertumbuhan konsumsi susu (1993-1999) rata-rata 4,3%/tahun dan pertumbuhan produksi susu koperasi/SSDN (Susu Segar Dalam Negeri) tahun 1993-1999 rata-rata 2,1%/tahun. Pertumbuhan impor susu (1993-1999) rata-rata 2,3%/tahun. Saat ini SSDN baru dapat memasok 1/3 dari kebutuhan IPS (Industri Pengolahan Susu). Sampai dengan saat ini 90% lebih SSDN dipasarkan sebagai bahan baku dengan harga rendah (Rp. 1.500,-/lt pada tahun 2001) dengan nilai tambah yang diperoleh rata-rata + Rp. 225,-/lt (profit margin +15% dari harga jual) dan hanya kurang dari 10% yang dipasarkan dalam bentuk susu olahan (Pasturisasi) yang memiliki nilai tambah + Rp. 1.000,-/lt (harga jual rata-rata + Rp.1.000,-/200cc atau Rp.5.000,-/lt dengan biaya produksi dan pemasaran rata-rata Rp.800,-/200cc atau Rp.4.000,-/lt). Sementara itu wajib serap SSDN oleh IPS yang berlaku sejak 21 Juli 1992 melalui SKB 3 Menteri, dengan INPRES NO.4 tahun 1998 sebagai salah satu realisasi perjanjian dengan IMF dihapus. Pasar SSDN baik sebagai bahan baku maupun susu olahan selanjutnya tergantung kepada kekuatan pasar (market forces). Sebagai perhitungan jika 1 US$ adalah Rp.7.000,- maka harga SSDN akan lebih tinggi dari harga susu import dan tidak ada lagi kewajiban serap bagi IPS, sehingga industri peternakan sapi perah koperasi terancam gulung tikar. Sebenarnya kekuatan tawar GKSI/koperasi susu cukup besar mengingat hal-hal sebagai berikut: Penghasil bahan baku susu terbesar, Memiliki pabrik pengolahan (Milk Treatment) Kualitas produk susu olahan meskipun baru mulai dan jumlahnya sedikit tetapi sudah cukup baik. Harga produk susu olahan cukup bersaing...dst. | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Manajemen Pemasaran | id |
| dc.title | Kajian Strategi Pemasaran Produk Susu Olahan Gabungan Koperasi Susu Indonesia | id |
| dc.subject.keyword | Konsep agribisnis | |
| dc.subject.keyword | strategi pemasaran | |
| dc.subject.keyword | produksi susu | |
| dc.subject.keyword | konsumsi susu | |
| dc.subject.keyword | tata niaga susu | |
| dc.subject.keyword | nilai tambah | |
| dc.subject.keyword | GKSI | |
| dc.subject.keyword | analisis Porter | |
| dc.subject.keyword | analisis matrik SWOT | |
| dc.subject.keyword | analisis bauran pemasaran | |
| Appears in Collections: | MT - Business | |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.