Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155815
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSudradjat
dc.contributor.advisorYahya, Sudirman
dc.contributor.advisorWiyono, Suryo
dc.contributor.advisorWidiastuti, Happy
dc.contributor.authorKurnianingsih, Astuti
dc.date.accessioned2024-08-06T06:22:02Z
dc.date.available2024-08-06T06:22:02Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155815
dc.description.abstractTanaman obat atau dikenal dengan nama biofarmaka adalah tumbuhan atau tanaman yang dibudidayakan dan digunakan untuk keperluan pengobatan secara langsung dan tidak langsung, karena kandungan bahan aktif yang dimiliki. Tanaman obat memiliki sifat pencegahan (preventif) dan promotif melalui kandungan metabolit sekunder seperti gingiro pada jahe dan xanthorizhol pada temulawak sedangkan biji kapulaga menghasilkan minyak atsiri dan senyawa 1,8-cineole yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menunjukkan sejumlah aktivitas biologis yaitu antikanker, anti-oksidan, antimikroba, anti-inflamasi dan anti-alergi hingga berbagai aktivitas sistem saraf pusat. Kapulaga, jahe dan temulawak merupakan tanaman obat yang mempunyai banyak manfaat dan konsumsinya terus meningkat, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan ekspor. Beberapa tanaman obat yang ditanam sebagai tanaman sela menunjukkan hasil senyawa aktif yang tidak berbeda dengan sistem monokultur. Pengukuran kurkuminoid dan xanthorrizhol pada temulawak tidak berbeda antara tanaman tumpangsari dengan tanaman monokultur, sehingga dapat menjadi rujukan untuk meningkatkan pendapatan petani. Produksi jahe dapat ditingkatkan dengan menambah lahan untuk budidaya, tetapi lahan pertanian yang ada semakin menyempit sehingga dibutuhkan lahan alternatif yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman jahe. Salah satu adalah dengan pemanfaatan lahan sela di areal lahan perkebunan misalnya kelapa sawit. Permintaan ekspor meningkat setiap tahun, dan ketentuan ekspor jahe sangat ketat sehingga ekspor jahe berdampak signifikan terhadap daya saing jahe Indonesia di pasar internasional. Kualitas jahe yang kurang bermutu sangat menentukan tinggi rendahnya permintaan jahe di pasar internasional. Jahe yang bermutu baik diperoleh dengan melakukan perbaikan budidaya, salah satunya melalui pemupukan. Penggunaan pupuk salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman sudah dilakukan petani. Penelitian pertama adalah karakter morfologi, fisiologi, dan kandungan bahan aktif tanaman jahe, kapulaga dan temulawak pada beberapa intensitas naungan. Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh naungan terhadap karakter morfologi, fisiologi, dan kandungan bahan aktif tanaman, tanaman yang digunakan adalah jahe merah varietas jahira 2, temulawak varietas cursina 2, dan kapulaga varietas sabrang merah, dengan tingkat kerapatan naungan 25%, 50% dan 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat naungan yang sesuai untuk tanaman jahe berkisar antara 28,57-46,55% dengan produksi jumlah anakan 10,16 dan kandungan gingerol 12,48 mg g-1 bobot kering, dan tingkat naungan yang sesuai untuk tanaman temulawak adalah 35,5% dengan kandungan xanthorizhol 3,56 mg g-1 bobot kering, sedangkan tingkat naungan yang sesuai untuk tanaman kapulaga berkisar antara 36,16-50,13% dengan jumlah stomata 17,72 dan jumlah anakan 16,76. Penelitian kedua adalah aplikasi pemupukan untuk meningkatkan produksi dan kandungan senyawa bioaktif pada tanaman jahe yang ditanam di bawah tegakan kelapa sawit. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan dosis pemupukan yang terbaik untuk meningkatkan produksi dan kandungan senyawa bioaktif pada tanaman jahe yang ditanam di bawah tegakan kelapa sawit pada posisi yang berbeda dalam blok berdasarkan arah datangnya cahaya matahari. Tanaman yang digunakan adalah jahe. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial, faktor pertama posisi letak plot dalam blok atau areal percobaan yang menggambarkan beda taraf intensitas cahaya (baris depan blok, tengah blok dan belakang blok) dan faktor kedua adalah komposisi pupuk organini dan pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan arah datangnya cahaya matahari, tanaman jahe dapat ditanam pada seluruh areal blok tanam kelapa sawit yang berumur 10 tahun. Dosis pupuk tanaman jahe yang tepat adalah pemberian pupuk kandang 20 ton ha-1 dengan produksi rimpang 17,83 g per tanaman.
dc.description.abstractMedicinal plants, also known as biopharmaceuticals, are plants or medicinal plants that are cultivated and used for medicinal purposes directly and indirectly, because of the active ingredients contain. Medicinal plants have preventive and promotive properties through the content of secondary metabolites such as gingiro in ginger and xanthorizhol in java turmeric. Cardamom seeds contain essential oils and 1,8-cineole compounds which can improve the immune system and show several biological activities, namely anticancer, anti-oxidant, antimicrobial, anti-inflammatory, and anti-allergic to various central nervous system activities. Cardamom, ginger, and ginger are medicinal plants that have many benefits and their consumption continues to increase, this is shown by the increase in exports. Several medicinal plants planted as intercrops show results active compound that are no different from the monoculture system. Measurements of curcuminoids and xanthorrhizhol in ginger do not differ between intercropping and monoculture crops, so they can be used as a reference for increasing farmers' income. Ginger production can be increased by increasing land for cultivation, but existing agricultural land is increasingly narrowing so alternative land is needed that can be used for cultivating ginger plants. One way is by utilizing intervening land in plantation areas. The plantation land that can be optimized for use is oil palm plantation land. Export demand increases every year, and the volume of ginger exports has a significant influence on the competitive advantage of Indonesian ginger in the international market. This is because the terms and conditions for ginger for export are quite strict, the low quality of national ginger determines the high or low demand for ginger in the international market. Good quality ginger is obtained by improving cultivation, one of which is through fertilization. The use of fertilizer is one of the efforts to increase crop production that has been carried out by farmers. The first study was the morphological, physiological, and active ingredient characters of ginger, cardamom, and java turmeric plants at several shade intensities. The study aimed to examine the effect of shade on the morphological, physiological, and active ingredient characters of plants, the plants used were red ginger variety jahira 2, curcuma variety cursina 2, and cardamom variety sabrang, with shade density levels of 25%, 50%, and 75%. The results of the study showed that the appropriate shade level for ginger plants ranged from 28,57-46,55% with the production of 10,16 shoots and gingerol content of 12,48 mg g-1 dry weight, and the appropriate shade level for java turmeric was 35,5% with xanthorizol content of 3,56 mg g-1 dry weight, while the appropriate shade level for cardamom plants ranged from 36,16-50,13% with the number of stomata of 17,72 and the number of shoots of 16,76. The second study was the application of fertilizer to increase production and content of bioactive compounds in ginger plants planted under oil palm stands. The purpose of this study was to obtain the best fertilizer dose to increase production and content of bioactive compounds in ginger plants planted under oil palm stands at different positions in blocks based on the direction of sunlight. The plant used was ginger. The experimental design used was a factorial randomized block design, the first factor was the position of the plot in the block or experimental area which described the different levels of light intensity (front row of the block, middle of the block and back of the block) and the second factor was the composition of organic fertilizers and inorganic fertilizers. The results showed that based on the direction of sunlight, ginger plants can be planted in all areas of oil palm planting blocks that are 10 years old. The right dose of ginger plant fertilizer is the application of 20 tons of manure ha-1 with a rhizome production of 17.83 g per plant.
dc.description.sponsorshipBPPDN
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKarakter Morfologi, Produktivitas dan Senyawa Bioaktif Tanaman Rempah pada Intensitas Cahaya Rendah di Bawah Tegakan Kelapa Sawitid
dc.title.alternative
dc.typeDisertasi
dc.subject.keywordgingerolid
dc.subject.keywordfertilizationid
dc.subject.keywordintercroppingid
dc.subject.keywordxanthorhizol
dc.subject.keywordintercropping
Appears in Collections:DT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_A262190121_b73ee19629e2470ba66e8cf7d36ac31e.pdfCover446.37 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_A262190121_60333be0e7564d97b94030f79609c4a8.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.51 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_A262190121_e7e21f02323042e29d820d619ec7883f.pdf
  Restricted Access
Lampiran240.03 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.