Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155712
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuljono, Pudji
dc.contributor.advisorLubis, Djuara P.
dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.authorRakhmani
dc.date.accessioned2024-08-05T12:39:53Z
dc.date.available2024-08-05T12:39:53Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155712
dc.description.abstractKomunikasi membentuk hubungan, karena tidak ada hubungan tanpa komunikasi, sedangkan hubungan sangat penting untuk membangun kualitas dan kuantitas kehidupan, semakin besar kualitas hubungan yang ingin diwujudkan membutuhkan kompetensi komunikasi, karena semakin besar kualitas hubungan berkontribusi meningkatkan kualitas hidup, sehingga semakin besar kompetensi komunikasi maka semakin meningkatkan kualitas hidup. Hal inilah yang kemudian menempatkan kompetensi komunikasi menjadi sentral terwujudkanya hubungan yang berkualitas dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup. Hubungan yang berkualitas, dalam lapangan pekerjaan sosial, menempatkan komunikasi menjadi elemen utama yang memainkan peran penting dalam mempromosikan, meningkatkan dan memastikan layanan kesejahteraan sosial bagi klien individu, kelompok dan komunitas dengan beragam masalah di seluruh masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pekerja sosial harus memiliki kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi secara efektif dengan klien. Untuk mencapai komunikasi yang efektif membutuhkan kompetensi komunikasi tertentu, yang mempersyaratkan adanya motivasi, penguasaan pengetahuan dan kemampuan yang diimplementasikan dalam perilaku komunikasi dalam pelayanan sosial yang tepat dan sesuai Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis ciri personal, faktor lingkungan dan kompetensi komunikasi, faktor-faktor determinan serta model untuk meningkatkan kompetensi komunikasi Sarjana Pendamping Desa Sejahtera (SPDS) dalam pelayanan sosial. Penelitian ini menggunakan post-positivism, model explanatory sequential design, mixed methods design (two-phase design), berbentuk penelitian terapan (applied research), dengan lokasi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, pada bulan Februari 2022 s.d Juni 2024. Penelitian tahap kuantitatif (Tahap 1) menggunakan kuisioner dengan sampel 148 orang pendamping yang dikenal sebagai SPDS yang menilai kompetensi komunikasi secara mandiri (self report), 148 penerima program (user) dan 148 stakeholder (mitra kerja) yang menilai kompetensi komunikasi SPDS dalam pelayanan sosial. Measurement model dan struktural model menggunakan SEMPLS3 second order factors, sedangkan pengukuran tingkat kompetensi komunikasi dan elemennya menggunakan statistik deskriptif. Penelitian kualitatif (Tahap 2) dengan konten analisis atas komunikasi SPDS dalam pelayanan sosial tahun 2014-2023, didukung wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa: ciri personal (jenis kelamin) dominan perempuan (60,8 persen), faktor lingkungan (terdapat > 3 dukungan organisasi, baik dalam peningkatan kompetensi komunikasi maupun peningkatan pelayanan sosial) dan 1 afiliasi keagamaan (40,5 persen), motivasi tinggi (bernilai 6.995 point, berada di kelas interval antara 5.427 point – 7.400 point), pengetahuan tinggi (bernilai 6.348,33 point, berada di kelas interval antara 4.885 point – 6.660 point), kemampuan komunikasi tinggi (bernilai 15.473,33 point, berada di kelas interval antara 11.939 point – 16.280 point), perilaku komunikasi sangat sesuai konteks (bernilai 8.401,67 point, berada di kelas interval antara 7.056 point – 9.624 point), dan efektivitas komunikasi sangat efektif (bernilai 6.244 point, berada di kelas interval antara 4.886 point – 6.660 point), serta kompetensi komunikasi SPDS dalam pelayanan sosial berkategori sangat kompeten (bernilai 43.462,33 point, berada di kelas interval antara 34.189 point – 46.620 point). Faktor determinan yang memengaruhi kompetensi komunikasi adalah: ciri personal (jenis kelamin dalam perspektif gender dominan gaya komunikasi membangun hubungan, faktor lingkungan (dukungan organisasi berupa regulasi dan afiliasi keagamaan) dan faktor komunikator serta pemotivasian. Model pemotivasian untuk meningkatkan kompetensi komunikasi SPDS dalam pelayanan sosial adalah: membangun self-efficacy dan memberi penghargaan, berbagi pengetahuan, membuka akses dan peningkatan kemampuan komunikasi, persuasi perilaku komunikasi sesuai konteks dan persuasi pencapaian efektivitas komunikasi dalam pelayanan sosial. Model pemotivasian tersebut sebagai upaya pemberdayaan pekerja, merupakan alternatif baru rintisan teori kompetensi komunikasi pemberdayaan sebagai sub spesialis dari teori kompetensi komunikasi dalam pembangunan. Untuk meningkatkan kompetensi komunikasi SPDS dalam pelayanan sosial direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Sosial untuk: a) melakukan pemotivasian secara terus menerus secara berkala, terprogram, dan berkesinambungan sebagai upaya pemberdayaan pekerja sosial untuk mencapai tujuan pelayanan sosial sekaligus visi pembangunan daerah, b) menyelenggarakan bimbingan teknis atau pelatihan tentang komunikasi dan pelayanan sosial melalui kerjasama dengan lembaga terkait dan kredibel, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan komunikasi dan pelayanan sosial, khususnya terkait kemampuan ekspresi dan koordinasi berbasis gender sehingga berkontribusi pada perubahan perilaku komunikasi pelayanan sosial sesuai konteks. Selanjutnya, bagi SPDS yang telah mendapat pelatihan dan bimbingan teknis didorong untuk mengikuti uji kompetensi komunikasi dan pelayanan sosial sehingga memiliki sertifikasi profesional pelayanan dengan didukung dengan peningkatan pendapatan atas kepemilikan sertifikasi kompetensi tersebut, dan c) melakukan bimbingan rohani atau sikap religiusitas SPDS melalui organisasi Dinas Sosial secara berkala, baik dalam kegiatan tausiah rutin organisasi mingguan/bulanan maupun dalam peringatan hari-hari besar keagamaan guna membangun self-efficacy sehingga meningkatkan motivasi dan perilaku komunikasi dalam melakukan pelayanan sosial.
dc.description.sponsorshipPemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKompetensi Komunikasi Sarjana Pendamping Desa Sejahtera dalam Pelayanan Sosialid
dc.title.alternative
dc.typeDisertasi
dc.subject.keywordcommunication competenceid
dc.subject.keywordsocial services and social workersid
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I3602202017_0b2287fab2514e93949743b5e541af4c.pdfCover576.65 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_I3602202017_2b8959244218461f94319117df27723b.pdf
  Restricted Access
Fulltext8.59 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I3602202017_0f3976c3dfdb414f8179c6d57c7a35b0.pdf
  Restricted Access
Lampiran720.21 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.