Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155687
Title: | Pemodelan Spasial Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di Taman National Rawa Aopa Watumohai |
Other Titles: | Spatial Modeling of Forest and Land Fires Vulnerability in Rawa Aopa Watumohai National Park |
Authors: | Prasetyo, Lilik Budi Putra, Erianto Indra Kenria, Ninda Darisa |
Issue Date: | 2024 |
Publisher: | IPB University |
Abstract: | Kebakaran hutan dan lahan selalu menjadi agenda tahunan di Taman Nasional
Rawa Aopa Watumohai, hal ini menimbulkan banyak dampak baik aspek sosial,
ekonomi, ekologi, serta kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor dan variabel terjadinya kebakaran hutan di TNRAW,
membangun model dan peta kerawanan kebakaran hutan dan lahan di TNRAW,
serta pengaruh sosial dan ekonomi masyarakat dengan kejadian kebakaran hutan
dan lahan di TNRAW. Data yang digunakan untuk membangun model kerawanan
kebakaran adalah data titik panas dari satelit Moderate Resolution Imaging
Spectroradiometer (MODIS) dan Balai TNRAW, data variabel yang digunakan
adalah data iklim, proxy from human activities, serta biofisik alam. Data variabel
yang digunakan dilakukan uji multikolinearitas dan dilakukan model kebakaran
hutan dan lahan menggunakan machine learning Maximum Entropy (maxent).
Pengaruh ekonomi dan sosial masyarakat dilakukan dengan metode wawancara
dengan pemilihan responden menggunakan snowball, wawancara dilakukan
terhadap lima desa yang terdapat di dalam kawasan TNRAW dan dianalisis secara
deskriptif.
Berdasarkan kontribusi variabel dengan mengggunakan maxent, variabel yang
memiliki pengaruh terbesar dalam kejadian kebakaran hutan di TNRAW adalah
curah hujan, tutupan lahan, dan biomasa. Curah hujan yang relatif rendah di
TNRAW didukung dengan tutupan lahan savana di TNRAW meningkatkan bahan
bakar untuk terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Validasi model mencapai 0,918
yang menunjukkan tingkat validitas model yang cukup baik. Berdasarkan hasil
wawancara, masyarakat memiliki kebiasaan untuk memperluas lahan kebun dan
masuk kedalam kawasan guna meningkatkan ekonomi masyarakat karena
rendahnya peningkatan lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah
pertumbuhan penduduk. Pembukaan lahan dilakukan dengan cara pembakaran
hutan, hal ini disebabkan karena pembakaran lahan dinilai salah satu cara yang
efektif, mudah, cepat, dan relatif murah dibandingkan dengan metode lain. Forest and land fires are always an annual agenda in the Rawa Aopa Watumohai National Park, this has many impacts on social, economic, ecological and human health aspects. This research aims to analyze the factors and variables in the occurrence of forest fires in Rawa Aopa Watumohai National Park (RAWNP), build a model and map of forest and land fire vulnerability in RAWNP, and society's social and economic influence on the occurrence of forest and land fires in RAWNP. The data used to build the fire vulnerability model is hotspot data from the Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) satellite and the RAWNP. The variable data used is climate data, proxies from human activities, and biophysics. The variable data used was tested for multicollinearity, and a forest and land fire model was carried out using maximum Entropy (maxent) machine learning. The economic and social influence of the community was carried out using the interview method by selecting respondents using snowball. Interviews were conducted in five villages within the TNRAW area and will be analyzed descriptively. Based on the contribution of maxent variables, the variables that have the most significant influence on forest fires in TNRAW are rainfall, land cover, and biomass. Relatively low rainfall in TNRAW, supported by savanna land cover, increases fuel for forest and land fires. Model validation reached 0.918, showing a good model validity level. Based on the results of interviews, the community has a habit of expanding their plantation area to improve the community's economy because of the low increase in employment opportunities, which needs to be commensurate with population growth. Burning forests carry out land clearing because land burning is considered a practical, easy, fast, and relatively much more cheaper compared to other methods. |
URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155687 |
Appears in Collections: | MT - Multidiciplinary Program |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
cover_P0502202028_4afcc0358f2a4653a1b7ec2f51e3b83e.pdf | Cover | 2.81 MB | Adobe PDF | View/Open |
fulltext_P0502202028_27aa22cfe3974ebc9665cd3d2c9c94ca.pdf Restricted Access | Fulltext | 6.81 MB | Adobe PDF | View/Open |
lampiran_P0502202028_dad2dba86ce647ac9593d82213a26a16.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.03 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.