Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155515| Title: | Analisis Keberlanjutan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Gamping di Desa Gari Gunungkidul |
| Other Titles: | The Sustainability Analysis of Land Utilization from Ex-mining Limestone in Gari Village Gunungkidul |
| Authors: | Suryaningtyas, R.A. Dyah Tjahyandari Nuva Sinukaban, Paska Prasasti |
| Issue Date: | 2024 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pemulihan lahan bekas tambang batu gamping di Desa Gari menjadi Pasar Ekologis Argowijil merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan. Pemanfaatan lahan bekas batu gamping memberikan konsep baru dalam peningkatan ruang terbuka hijau dan memberikan peluang kepada masyarakat dalam berperilaku ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manfaat pemulihan lahan bekas batu gamping menjadi pasar ekologis terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan pemulihan merupakan salah satu strategi pemerintah untuk menampung aspirasi bentuk pemulihan yang akan dilakukan sehingga rasa kepedulian dalam menjaga lokasi Pasar Ekologis Argowijil dapat terlaksana dengan baik.
Penelitian dilakukan Desa Gari Kabupaten Gunungkidul dengan metode pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung untuk mengukur tinggi tanaman, mengamati pertumbuhan vegetasi di area pasar, dan melakukan wawancara terstruktur kepada masyarakat pedagang, masyarakat pengunjung. Analisa untuk melihat interaksi antara aktor dan faktor dilakukan dengan pendekatan MACTOR. Tanaman yang terdapat dalam pasar Ekologis antara lain Terminalia Mantaly, Pterocarpus indicus, Syzygium Mytifolium, Tamarindus Indica. Pertumbuhan tanaman dapat memberikan manfaat untuk lingkungan pasar antara lain untuk mengurangi polusi udara sehingga aktivitas pasar ekologis Argowijil dapat berlangsung dengan aman. Keberhasilan pemulihan lahan bekas tambang batu gamping tidak lepas dari partisipasi masyarakat Desa Gari, bentuk kepedulian masyarakat dicerminkan pada pertambahan tanaman vegetasi diarea pasar dan tingkat pertumbuhan vegetasi yang signifikan, budaya pasar tradisional dengan konsep ekologis memberikan warna tersendiri dalam mengelola pasar ekologis.
Faktor pendorong keberlangsungan Pasar Ekologis Argowijil didasari dari peningkatan aktivitas transaksi jual beli antara masyarakat pedagang dan pembeli. Aktivitas pasar setiap hari ada pedagang yang membuka kios, kegiatan ini dapat menjadi indikator antusias masyarakat untuk beraktivitas di Pasar Ekologi Argowijil, perencanaan awal untuk kegiatan pasar hanya di hari minggu pagi. Kegiatan pasar menjadi peluang masyarakat untuk membuka usaha dalam peningkatan perekonomian, dan kegiatan pemulihan lahan bekas tambang dengan pasar tradisional berkonsep ekologis dapat mendukung masyarakat berperilaku ramah lingkungan.
Keterlibatan antara peran aktor dalam mendukung keberlanjutan Pasar Ekologis Argowijil ditentukan berdasarkan peran dan sasaran strategis dalam kepentingan yang dimiliki. Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Gunungkidul merupakan faktor kunci yang sangat berpengaruh dengan sedikit ketergantungan hal ini ditunjukkan dengan tindakan dari DLH kabupaten Gunungkidul sebagai pelopor dalam mengusulkan lokasi Desa Gari menjadi lokasi pemulihan kepada KLHK. Korelasi Hubungan Pengaruh tinggi dengan ketergantungan rendah dalam pemulihan lahan Pasar Ekologis Argowijil adalah adalah KLHK, BUMDes, Pedagang dan aktor dengan pengaruh dan ketergantungan tinggi adalah DLH Kabupaten Gunungkidul. Pemetaan korelasi divergensi antara KLHK dan DLH dapat terjadi berbeda dengan hubungan KLHK dengan pedagang dan pemerintah Desa Gari memiliki hubungan konvergensi. Reclamation of ex-mining limestone in Gari village into Pasar Ekologis Argowijil is a program of the Ministry of Environement and Forestry. The use of ex-mining limestone offers a new approach to increase green open space and provides opportunities for the community to be environmentally responsible. The objective of the study was to evaluate the environmental, economic and social benefits of the reclamation of ex-mining limestone from a quarry to an ecological market. Community involvement in reclamation planning is one of the government's strategies to accommodate the community's aspirations for the type of reclamation so that a sense of concern for the maintenance of the Pasar Ekologis Argowijil can be properly carried out. The research was carried out in Gari Village, Gunungkidul Regency. Data was collected through direct observation to measure plant height, observe the growth of vegetation in the Pasar Ekologis Argowijil, and interview structures with traders and visitors. Analysis to find out the interactions between actors and factors was carried out using the MACTOR approach. The Pasar Ekologis Argowijil contains several plant species, including Terminalia mantaly, Pterocarpus indicus, Syzygium Mytifolium, and Tamarindus indica. Plant growth can be beneficial in The Pasar Ekologis as it helps to reduce air pollution, ensuring safe activities can take place. The success of the reclamation of ex-mining limestone cannot be separated from the participation of the people of Gari Village. The community of the Pasar Ekologis Argowijil has taken the initiative to increase green open spaces and promote vegetation growth by planting and replenishing more plants. The management of the Pasar Ekologis is enriched by the combination of traditional market culture and ecological concepts. Every day, traders open stalls in the Pasar Ekologis Argowijil. This can be an indicator of public enthusiasm for the market's activities. Pasar ekologis was originally planned for Sunday mornings only. Activities in the Pasar Ekologis Argowijil provide an opportunity for the community to improve the local economy. The reclamation of ex-mining limestone for a traditional market with an ecological concept promotes environmentally responsible behaviour. The involvement between the roles of actor in supporting the sustainability of the Pasar Ekologis Argowijil is determined based on the roles and strategic objectives that are in their interests. Gunungkidul Environmental Office is a very influential key factor with dependency, thus is shown by the actions of the Gunungkidul Environmental Office as a pioneer in proposing in Gari as recovery location. The correlation between high influence and low dependence in the restoration of the Pasar Ekologis Argowijil is the Ministry Of Environment and Foresty (MOEF), village-owned enterprise and traders. The actor with high influence and dependence is the Gunungkidul Environmental Office. It is possible that divergence correlation mapping between MOEF dan Gunungkidul Environmental Office may occur, which would be contray to the relationship between MOEF and the traders, as well as the relationship between MOEF and government of Gari village which is characterized by convergence. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155515 |
| Appears in Collections: | MT - Multidiciplinary Program |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_P0502201002_0753d8abcd9145f6b17a6662c52b69d4.pdf | Cover | 2.32 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_P0502201002_bb740e6683394c15ba987ba959661e42.pdf Restricted Access | Fulltext | 8.1 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_P0502201002_865c432ecd7f4883b95160b297f1c27e.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.58 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.