Analisis Skenario Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Implementasi Retribusi Persampahan Kota Bogor

Abstract

Setiya Tiara Anggraini. Analisis Skenario Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Implementasi Retribusi Persampahan Kota Bogor. Dibimbing oleh METI EKAYANI and ZAENAL ABIDIN. Aspek penting dari penerapan tata kelola lingkungan perkotaan adalah pengelolaan sampah kota. Jumlah timbulan sampah terus meningkat karena pertumbuhan penduduk. Target pengurangan sampah 30% dari Sustainable Development Goals (SDGs) 12.5 pada tahun 2045 baru tercapai 23% (DLH 2023). Kota Bogor dalam mencapai target tersebut membutuhkan retribusi persampahan sebagai alternatif untuk mengelola sampah dengan efisien yang mengacu pada Perda Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum. Walaupun tarif retribusi persampahan telah ditentukan, namun biaya operasional pengelolaan sampah Kota Bogor tidak terpenuhi pada tahun 2022 (DLH 2023). Data penelitian ini dikumpulkan dari rumah tinggal biasa dan perumahan dengan karakteristik kepemilikan usaha berdasarkan mekanisme retribusi persampahan di Kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah memetakan kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilaksanakan oleh Kota Bogor, mengkaji perilaku masyarakat dan menilai besar kesediaan membayar (WTP) masyarakat terhadap tiga skenario pengelolaan sampah yang ditawarkan, dan merumuskan alternatif pengelolaan sampah berdasarkan retribusi persampahan di Kota Bogor. Skenario pengelolaan sampah yang ditawarkan kepada masyarakat adalah (1)Business As Usual (BAU) yaitu besaran retribusi persampahan perbulan sama untuk setiap rumah tangga tanpa membedakan jumlah sampah yang ditimbulkan; (2)skenario jumlah timbulan dan jarak pengangkutan yaitu pembayaran berdasarkan timbulan sampah yang dihasilkan dan jarak rumah tempat tinggal dengan TPA Galuga, dan (3)skenario TPS 3R yaitu masyarakat membayar retribusi persampahan dan harus memilah dan mengumpulkan sampah. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif terhadap perilaku responden, kontribusi retribusi persampahan terhadap biaya operasional pengelolaan sampah dan PAD Kota Bogor, Contingent Valuation Method (CVM), dan skema pembiayaan masing-masing skenario. Hasil penelitian menunjukan bahwa mekanisme retribusi persampahan bekerjasama dengan PDAM Tirta Pakuan dan pengelola sampah area yang berpotensi adanya kebocoran pembayaran. Kontribusi retribusi sampah Kota Bogor pada tahun 2022 terhadap biaya operasional sebesar 20,49% dengan kategori kurang. Selain itu, mayoritas responden rumah tinggal biasa memilih skenario BAU dan responden perumahan memilih skenario TPS 3R. Berdasarkan kondisi eksisting, skenario jumlah timbulan sampah dan jarak pengangkutan dapat diterapkan di rumah tinggal biasa dan skenario TPS 3R dapat diterapkan pada perumahan.

Setiya Tiara Anggraini. Scenario Analysis of Household Waste Management through Waste Retribution in Bogor City. Supervised by METI EKAYANI and ZAENAL ABIDIN. Effective municipal waste management is a critical aspect of urban environmental governance. In Bogor City, the increase in waste production correlates directly with the growth of the population. However, the city will progress in complying with Sustainable Development Goals (SDGs) 12.5 in 2045, aiming for a 30% reduction in waste while it has only achieved 23% of this (DLH 2022). To achieve this target, Bogor City is an alternative for implementing effective waste management, which requires a fee called a waste levy, which refers to Bogor City Regional Regulation Number 4 of 2012 concerning the General Services Levy. Even though the levy rates have been determined, the labor costs of waste management for Bogor City in 2022 cannot be met. The data was collected from ordinary residences and housing in Bogor City with business ownership characteristics by referring to Bogor City Regional Regulation Number 4 of 2012 based on the waste levy mechanism in the field. Moreover, this research aimed to map the waste management activities implemented by Bogor City by assessing the community behaviors and their willingness to pay (WTP) in accordance with the three scenarios offered and formulate waste management alternatives based on waste levies in Bogor City. For this reason, the first scenario presented to the public is Business As Usual (BAU) which includes paying levies at the same rate even though the amount of waste produced is different. Then, the second scenario is that the payment is done with respect of the amount of waste generated and transportation distance to final landfill (TPA) Galuga. The last scenario is the community will apply 3R, sort out the waste and collecting the waste to the 3R TPS and pays levy. The analytical methods used in this research were qualitative and quantitative descriptive analysis of respondent behaviour, the contribution of waste levies to the operational costs of waste management and Bogor City PAD, the Contingent Valuation Method (CVM), and financing scheme for each scenario. The research results showed that there is gaps in the collaboration between PDAM Tirta Pakuan and waste sites managers. In addition, the labour cost contributed by the Bogor City to the waste levy was 20,49% in 2022, which was not enough for waste management in the city. Apart from that, the majority of respondents from ordinary residences chose the BAU scenario whilst housing respondents selected the TPS 3R scenario. Therefore, there were differences in the community behaviours living in housing and ordinary residences. Based on existing conditions, the scenario for the amount of waste generation and transportation distance can be applied to non residential areas consequently the TPS 3R scenario can be used to residential areas.