Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155156| Title: | Determinan Efisiensi dan Preferensi Risiko Petani pada Usahatani Kentang di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi |
| Other Titles: | Determinan of Efficiency and Farm Risk Preference on Potato Farming in Merangin Districk, Jambi Province |
| Authors: | Hartojo, Sri Fariyanti, Anna Yusman Yusnina |
| Issue Date: | 2024 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ketersediaan kentang menjadi isu penting dalam ketahanan pangan nasional dan sebagai sumber pangan alternatif. Untuk meningkatkan produksi kentang, diperlukan peningkatan produktivitas dengan input yang tersedia. Peningkatan produktivitas kentang dalam jangka pendek dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi. Namun, perluasan areal dan adopsi teknologi sulit dilakukan. Kabupaten Merangin sebagai salah satu sentra produksi kentang di Provinsi Jambi menghadapi beberapa masalah dalam pengembangan tanaman kentang, termasuk penurunan luas areal panen dan produktivitas, serta produksi yang tidak stabil. Produktivitas kentang di Kabupaten Merangin di bawah rata-rata produktivitas kentang di Provinsi Jambi. Produktivitas usahatani petani tergantung pada perilaku mereka dalam menghadapi risiko, yang dapat mempengaruhi alokasi input dan efisiensi. Oleh karena itu, permasalahan rendahnya produksi dan produktivitas perlu dikaji secara komprehensif. Produksi dan produktivitas berkaitan erat dengan permasalahan risiko produksi, efisiensi usahatani, dan preferensi risiko petani. Untuk menghindari bias penyebab masalah rendahnya produksi dan produktivitas, analisis ketiga variabel tersebut perlu dilakukan. Berdasarkan produktivitas, efisiensi, dan preferensi risiko produksi, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pendapatan dan efisiensi penggunaan input produksi pada usahatani kentang di Kabupaten Merangin, (2) Menganalisis perilaku petani menghadapi risiko produksi pada musim penghujan dan musim kemarau terhadap alokasi input, tingkat efisensi dan pendapatan, (3) Menganalisis tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi serta faktor-faktor penyebab inefisiensi teknis usahatani kentang.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Jangkat dan Jangkat Timur Kabupaten Merangin. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa lokasi terpilih merupakan sentra produksi kentang di Provinsi Jambi. Data primer diambil melalui survei terhadap 44 petani yang sama melakukan usahatani pada musim penghujan dan musim kemarau pada tahun 2022. Analisis untuk tujuan pertama terhadap kelayakan usaha menggunakan metode analisis biaya-manfaat, yaitu dengan menghitung R/C ratio, dan membandingkan petani usahatani musim penghujan dan kemarau. Menggunakan model fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode OLS sebagai dasar perhitungan untuk analisis efisiensi penggunaan input produksi. Model Kumbhakar diadopsi untuk menganalisis tujuan kedua dan ketiga yaitu faktor produksi frontier, risiko produktivitas, dan inefisiensi serta preferensi risiko petani dalam menghadapi risiko produksi secara simultan menggunakan metode Maksimum Likelihood Estimation (MLE). Preferensi petani terhadap efisiensi produksi dan perilaku petani menghadapi risiko produksi dianalisis dengan membandingkan kondisi usahatani musim penghujan dan musim kemarau. Model efek inefisiensi teknis yang dikembangkan Battese dan Coelli digunakan untuk menganalisis sumber-sumber inefisiensi teknis.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan petani pada musim penghujan dan musim kemarau secara finansial masuk kategori layak dan menguntungkan. Tingkat pendapatan musim penghujan lebih rendah musim kemarau, namun secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan. Penggunaan benih, pupuk dan pestisida sudah efisien, namun penggunaan tenaga kerja tidak efisien. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dalam meningkatkan produktivitas kentang adalah bibit, pupuk kimia dan pestisida. Faktor produksi yang bersifat menurunkan risiko produktivitas pada usahatani kentang adalah pupuk kimia dan benih Sedangkan faktor produksi yang bersifat meningkatkan risiko produktivitas pada usahatani kentang adalah pestisida dan tenaga kerja.
Perilaku risk averse yang dipilih petani kentang memiliki konsekwensi terhadap alokasi input yang digunakan. Petani takut mengambil risiko dalam mengalokasikan penggunaan input dengan jumlah yang sedikit. Semakin takut terhadap risiko produksi maka petani mengalokasikan input cenderung lebih banyak sehingga mampu mencapai tingkat efisiensi teknis, produktivitas dan tingkat pendapatan yang tinggi. Rata-rata nilai efisiensi teknis (TE) petani pada musim penghujan dan kemarau masing-masing adalah 0,823 dan 0,824. Efisiensi Alokatif (AE) sebesar 0,81 dan 0,79 dan efisiensi ekonomis (EE) sebesar 0,72 dan 0,70. Nilai TE dan AE masuk kategori tinggi dan sudah efisien baik secara teknis alokatif maupun ekonomis. Masih terdapat peluang peningkatan efisiensi produksi baik melalui peningkatan efisiensi teknis maupun efisiensi alokatif. Faktor sosial- ekonomi yang dapat menurunkan inefisiensi teknis pada usahatani kentang adalah umur dan tingkat pendidikan. Sedangkan yang dapat meningkatkan inefisiensi teknis petani kentang adalah adalah pengalaman berusahatani.
Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini mencakup beberapa hal. Pertama, perlu dilakukan pendekatan kepada petani dengan memberikan bantuan bibit bersertifikat yang adaptif terhadap musim melalui penyuluh, mengingat produktivitas kentang di Kabupaten Merangin masih dilakukan secara individual dan petani enggan menerima bantuan dari penyuluh. Kedua, untuk meningkatkan efisiensi teknis (TE) dan efisiensi alokatif (AE), peran pemerintah sangat diperlukan dalam meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian lapangan (PPL), menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi petani, menyediakan materi penyuluhan yang inovatif, serta melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan pendekatan partisipatif. Ketiga, guna membantu petani mengurangi risiko usahatani, perlu dilakukan sosialisasi dan implementasi kalender tanam, pengaturan pola tanam sesuai kondisi iklim, penyebaran informasi cuaca secara lebih luas, dan bimbingan teknis dalam aplikasi input yang dapat menurunkan risiko dan memperbaiki manajemen usahatani. Keempat, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menambah variabel aplikasi teknologi (SOP kentang) yang berhubungan dengan efisiensi penggunaan input seperti cara, waktu, dan jumlah input yang digunakan petani. Data tersebut sangat berguna untuk memahami kondisi secara lebih konkret dan dapat digunakan dalam perumusan alternatif kebijakan untuk memperbaiki efisiensi.
Kata kunci: efisiensi, pendapatan usahatani, preferensi risiko, usahatani kentang The availability of potatoes is a significant issue in national food security and an alternative food source. To increase potato production, it is necessary to enhance productivity with available inputs. Increasing potato productivity in the short term can be achieved by improving efficiency. However, expanding the area and adopting technology is challenging. Merangin Regency, one of the centers of potato production in Jambi Province, faces several problems in potato development, including a decrease in harvested area and productivity, as well as unstable production. The productivity of potatoes in Merangin Regency is below the average productivity of potatoes in Jambi Province. The productivity of farmers' agricultural activities depends on their behavior in facing risks, which can affect the allocation of inputs and efficiency. Therefore, the problem of low production and productivity needs to be comprehensively analyzed. Production and productivity are closely related to the problems of production risk, agricultural efficiency, and farmers' risk preferences. To avoid bias in the causes of low production and productivity, analysis of the three variables is necessary. Based on productivity, efficiency, and production risk preferences, this study aims to: (1) Analyze income and efficiency of use of production inputs in potato farming in Merangin Regency, (2) Analyzing the risk preferences of potato farmers regarding agricultural production risks during the rainy and dry seasons (3) Analyzing the level of technical efficiency and the sources of technical inefficiency in potato farming. The research was conducted in Jangkat and Jangkat Timur sub-districts of Merangin Regency. The selection of the research location was purposive, considering that the chosen location is a center of potato production in Jambi Province. Primary data were collected through a survey of 44 farmers who conducted potato farming during the rainy and dry seasons in 2022. The analysis for the first objective used the cost-benefit analysis method, calculating the R/C ratio, and comparing farmers' rainy and dry season farming. The Cobb-Douglas production function model with OLS as the basis for calculation was used for the analysis of input use efficiency. The Kumbhakar model was adopted to analyze the second and third objectives, including production frontier factors, productivity risks, and inefficiency, as well as farmers' risk preferences, using the Maximum Likelihood Estimation (MLE) method. Farmers' preferences for production efficiency and their behavior in facing production risks were analyzed by comparing the conditions of farming during the rainy and dry seasons. The Battese and Coelli model was used to analyze the sources of technical inefficiency. Based on the analysis results, it was concluded that farmers' income during the rainy and dry seasons was financially viable and profitable. The income level during the rainy season was lower than during the dry season, but statistically showed no difference. The use of seeds, fertilizers, and pesticides was efficient, but the use of labor was inefficient. Significant factors in increasing potato productivity were seeds, chemical fertilizers, and pesticides. Factors that reduced production risk in potato farming were chemical fertilizers and seeds, while factors that increased production risk were pesticides and labor. Farmers' risk-averse behavior has consequences for the allocation of inputs used. Farmers are afraid to take risks in allocating input quantities. The more afraid they are of production risks, the more they allocate inputs, leading to high technical efficiency, productivity, and income levels. The average value of technical efficiency (TE) for farmers during the rainy and dry seasons was 0.823 and 0.824, respectively. The allocative efficiency (AE) was 0.81 and 0.79, and the economic efficiency (EE) was 0.72 and 0.70. The TE and AE values were high and efficient in both technical and allocative terms. There is still room for improving production efficiency, both through increasing technical efficiency and allocative efficiency. Social and economic factors that can reduce technical inefficiency in potato farming are age and education level. Factors that can increase technical inefficiency in potato farming are farming experience. The policy implications of this research include several points. First, it is necessary to approach farmers by providing certified seeds adapted to the season through extension workers, considering that potato productivity in Merangin Regency is still done individually and farmers are reluctant to accept assistance from extension workers. Second, to improve technical efficiency (TE) and allocative efficiency (AE), the government's role is crucial in enhancing the capacity of field extension workers, providing education and training for farmers, providing innovative extension materials, and conducting extension activities with a participatory approach. Third, to help farmers reduce production risks, it is necessary to conduct socialization and implement a planting calendar, adjust planting patterns according to climate conditions, disseminate weather information more widely, and provide technical guidance in the application of inputs that can reduce risks and improve agricultural management. Fourth, further research is needed to add variables related to technology application (SOP potatoes) that are linked to the efficiency of input use, such as the method, time, and quantity of inputs used by farmers. The data is very useful for understanding the situation more concretely and can be used in formulating alternative policies to improve efficiency. Keywords: efficiency, farm income, potato farming, risk preference |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155156 |
| Appears in Collections: | DT - Economic and Management |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_H463180101_41af86e1c41f4c1c84b08679c9b5a9cf.pdf | Cover | 2.81 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_H463180101_4b86d6afc6904620b53f33bf368eede9..pdf Restricted Access | Fulltext | 9.35 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_H463180101_3665b0318778470c953d56e3efe3522c.pdf Restricted Access | Lampiran | 3.43 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.