Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155122
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPandjaitan, Nurmala Katrina
dc.contributor.advisorPrasodjo, Nuraini Wahyuning
dc.contributor.authorAdaba, Pandu Yuhsina
dc.date.accessioned2024-07-30T09:00:50Z
dc.date.available2024-07-30T09:00:50Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155122
dc.description.abstractPandemi COVID-19 menyebabkan objek wisata ditutup total. Pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak awal tahun 2020. Para wisatawan menghindari kegiatan wisata, terutama yang berisiko tinggi menularkan virus. Situasi ini berdampak pada komunitas wisata yang mengandalkan pemasukan dari kunjungan wisatawan. Tujuan penelitian ini terdiri dari 3 hal. Pertama, penelitian ini mengidentifikasi dampak pandemi COVID-19 pada komunitas wisata di kawasan Goa Pindul. Kedua, penelitian ini mengidentifikasi ragam adaptasi yang dilakukan komunitas wisata terhadap dampak pandemi COVID-19. Ketiga, penelitian ini menganalisis resiliensi komunitas wisata di kawasan Goa pindul terhadap dampak pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dilakukan di Kawasan Wisata Goa Pindul, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan kajian sumber sekunder. Data didapatkan dari informan yang merupakan anggota komunitas wisata di Kawasan Wisata Goa Pindul. Secara spesifik komunitas wisata direpresentasikan oleh 4 operator inti pengelola kegiatan wisata di Goa Pindul. 4 operator tersebut memenuhi ciri-ciri komunitas diantaranya memiliki kesamaan tujuan, batasan wilayah, dan intensitas interaksi yang cukup tinggi. Resiliensi yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan Longstaff (2010) yang membagi resiliensi menjadi 2 aspek utama yaitu: kinerja ketahanan sumber daya (resource robustnes) dan kapasitas adaptif (adaptive capacity) Akibat pandemi COVID-19, komunitas wisata di kawasan Goa Pindul kehilangan sumber pendapatan. Secara umum, anggota komunitas wisata kembali menekuni sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perdagangan. Kebijakan pemerintah memberlakukan buka tutup obyek wisata dalam masa uji coba terbatas tidak berhasil menolong komunitas wisata di Kawasan Goa Pindul. Kunjungan wisata sangat sepi sehingga operator kehilangan sumber pendapatan. Ketidakpastian mengenai dinamika kebijakan pembatasan sosial membuat komunitas wisata bingung dalam menentukan langkah antisipasi dan mitigasi dampak pandemi. Komunitas wisata wisata kehilangan fungsinya untuk memberikan penghasilan yang layak kepada anggotanya. Dari 4 operator inti yang diteliti, hanya 1 operator yang masih mampu memberikan upah bulanan secara rutin kepada anggota. Upah tersebut diberikan dalam jumlah yang jauh berkurang dibandingkan pada situasi normal. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan terhadap 4 operator inti (Dewa Bejo, Wirawisata, Panca Wisata. Tunas Wisata), adaptasi sebagian komunitas terhadap dampak pandemi COVID-19 muncul dalam bentuk penggunaan cadangan finansial. Adaptasi tersebut dilakukan oleh komunitas Dewa Bejo dan Tunas Wisata. Komunitas Dewa Bejo membagikan kas lembaga mereka serta memberikan pinjaman lunak kepada anggotanya dengan dana yang bersumber dari kas koperasi simpan pinjam mereka. Komunitas Tunas Wisata masih mampu memberikan upah bulanan rutin kepada anggotanya hingga pandemi berakhir meskipun upah tersebut dibayarkan dalam jumlah yang jauh berkurang dibandingkan dengan situasi normal. Komunitas wisata yang tidak memiliki cadangan finansial (Operator Wirawisata dan Panca Wisata) tidak mampu melakukan adaptasi. Anggota mereka tidak mendapatkan upah dari lembaga selama pandemi berlangsung. Komunitas Wisata di kawasan Goa Pindul belum memiliki pengalaman bersama atau disebut oleh Longstaff (2010) sebagai institutional memory yang relevan untuk menghadapi jenis bencana dengan karakteristik seperti pandemi COVID-19. Bencana itu berlangsung dalam durasi sangat lama dan secara spesifik membatasi mobilitas dan interaksi sosial. Karakteristik bencana semacam ini belum pernah dialami sebelumnya. Dari keempat komunitas wisata yang diteliti, tidak ditemukan kemunculan aspek innovative learning saat pandemi berlangsung maupun sesudahnya. Penggunaan kapasitas jejaring (connectedness) oleh komunitas wisata untuk mengatasi dampak pandemi juga tidak ditemukan. Bila ditinjau dari resiliensi komunitas, seluruh operator inti di kawasan Goa Pindul tidak berhasil beradaptasi melalui realokasi tenaga produktifnya saat pandemi. Mereka hanya sebatas mereduksi beban pengeluaran komunitas untuk bertahan menghadapi dampak pandemi. Reduksi beban pengeluaran komunitas tersebut hanya mampu membuat mereka bertahan untuk tidak bubar. Meskipun tidak bubar, seluruh komunitas wisata mengalami penurunan jumlah anggota secara signifikan. Mereka tidak berhasil menjalankan fungsi komunitas sebagai pemelihara kohesi sosial saat pandemi berlangsung. Di sisi lain, Pandemi COVID-19 justru memberikan efek positif terhadap kelestarian lingkungan. Dampak penutupan tempat wisata mereduksi intensitas eksploitasi yang berlebihan terhadap ekosistem Goa Pindul dan lingkungan sekitarnya.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleResiliensi Komunitas Wisata di Kawasan Goa Pindul, Daerah Istimewa Yogyakartaid
dc.title.alternativeResilience Of Tourism Village Communities in The Pindul Cave Area, Special Region Of Yogyakarta
dc.typeTesis
dc.subject.keywordAdaptationid
dc.subject.keywordCommunity Resilienceid
dc.subject.keywordPandemicid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I3503201004_7bc7e9c391814fce91d5980ae706c4e3.pdfCover2.05 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_I3503201004_3e579a7d5cd94dee84ff680072b8f6d4.pdf
  Restricted Access
Fulltext8.51 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I3503201004_9827cae9ca5e423da9a7ddf1567a0ab8.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.27 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.