Tutupan Lahan, Cadangan Karbon, dan Potensi Nilai Ekonomi Agroforestri Kayu Putih-Sereh Wangi di Lahan Pascatambang PT Berau Coal

Abstract

Agroforestri kayu putih-sereh wangi telah digunakan untuk mereklamasi lahan bekas tambang. Sistem agroforestri ini memberikan keuntungan ekologi, ekonomi, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tutupan lahan, cadangan karbon, dan potensi nilai ekonomi kombinasi agroforestri kayu putih-sereh wangi di PT Berau Coal. Metode penelitian terdiri dari pengumpulan data, pembuatan petak ukur penelitian dengan ukuran 25 m x 40 m, mengukur pohon dengan parameter persentase tumbuh, diameter batang, diameter tajuk, luas tajuk, tutupan tajuk. Selanjutnya, penelitian ini mengukur sereh wangi dengan parameter persen tumbuh, diameter rumpun, luas rumpun, tutupan rumpun, dan kerapatan tutupan. Penelitian juga menghitung biomassa pohon, cadangan karbon, dan potensi nilai ekonomi. Hasil penelitian mengungkapkan tutupan tajuk pohon di Blok IPDK Binungan terdiri dari pohon kayu putih, waru, dan akasia dengan persentase tutupan tajuk paling tinggi sebesar 112,7%. Biomassa dan cadangan karbon tertinggi terdapat pada jenis akasia secara berturut- turut sebesar 25,4 ton/ha dan 11,9 ton/ha. Potensi nilai ekonomi tertinggi yang diperoleh dari kayu putih dengan jumlah kayu putih sebanyak 430 pohon/ha sebesar Rp 1.290.000/ha. Potensi nilai ekonomi tertinggi yang diperoleh dari sereh wangi dengan jumlah rumpun sebanyak 3.920 rumpun/ha sebesar Rp 6.480.270/ha.

Eucalyptus-lemongrass agroforestry has been used to reclaim ex-mining land. This agroforestry system provides ecological, economic and social benefits. The aim of this research is to measure land cover, carbon stocks, and the potential economic value of the eucalyptus-lemongrass agroforestry combination at PT Berau Coal. The research method consists of collecting data, making research measuring plots measuring 25 m x 40 m, measuring trees using the parameters of growth percentage, trunk diameter, crown diameter, crown area, crown cover. Furthermore, this research measured citronella with the parameters of percent growth, clump diameter, clump area, clump cover and cover density. The research also calculated tree biomass, carbon stocks and potential economic value. The research results revealed that tree canopy cover in the Binungan IPDK Block consisted of eucalyptus, hibiscus and acacia trees with the highest percentage of canopy cover at 112,7%. The highest biomass and carbon reserves were found in the acacia species at 25,4 tonnes/ha and 11,9 tonnes/ha respectively. The highest potential economic value is obtained from eucalyptus with a total of 430 eucalyptus trees/ha amounting to Rp 1.290.000/ha. The highest potential economic value obtained from citronella with a total of 3.920 clumps/ha is Rp 6.480.270/ha.