Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154640
Title: Manajemen risiko usahatani cabai rawit di kawasan gunung merapi
Other Titles: Risk management in cayenne pepper farming in the mount merapi area
Authors: Krisnamurthi, Y. Bayu
Tinaprilla, Netti
Putri, Suryani Eka
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, penilaian, dan pengelolaan risiko dalam suatu organisasi atau kegiatan dengan tujuan mengurangi atau mengendalikan dampak negatif dari risiko dan memaksimalkan peluang yang menguntungkan. Manajemen risiko harus mempertimbangkan manfaat dari pengurangan risiko dan pertimbangan biayanya. Manajemen risiko yang efektif akan membuat seorang individu lebih siap dalam menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi akibat bencana, dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan mencapai keberhasilan jangka Panjang. Bencana yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah gunung berapi. Diantara gunung berapi yang masih aktif di Indonesia, Gunung Merapi merupakan gunung berapi paling aktif di Indonesia. Aktivitas guguran yang dikeluarkan merapi merupakan guguran lava dan panas merapi yang masih keluar hingga saat ini. Bencana terdahsyat yaitu letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 yang menewaskan 350 jiwa. Letusan tersebut kembali muncul pada 21 Juni 2020 dan 11 Maret 2023. Petani di kawasan Gunung Merapi rata-rata menanam tanaman hortikultura diantaranya bawang merah, bawang putih, bawang daun, kentang, wortel, kubis, sawi, tomat, buncis, labu, cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit dan lain sebagainya. Petani menerapkan sistem tanam tumpang sari pada lahannya untuk mengurangi risiko gagal panen. Diantara komoditi tanaman hortikultura yang ditanam di wilayah tersebut, cabai rawit merupakan komoditi utama yang ditanam oleh petani dan memiliki produktivitas yang cenderung fluktuatif setiap tahunnya, namun cabai rawit memiliki nilai jual yang cukup tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya. Petani di kawasan Gunung Merapi menghadapi berbagai risiko, termasuk risiko produksi, harga, dan keuntungan. Beberapa petani memiliki pekerjaan sampingan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka. Kurangnya penelitian yang mengintegrasikan analisis risiko produksi, harga, dan keuntungan secara bersamaan di kawasan berisiko tinggi seperti Gunung Merapi menghambat pemahaman menyeluruh mengenai tantangan yang dihadapi petani cabai rawit. Terbatasnya studi yang mengkaji dampak erupsi gunung berapi terhadap stabilitas ekonomi petani cabai rawit menyebabkan kekosongan pengetahuan kritis terkait bagaimana bencana alam mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan mereka. Minimnya penelitian yang memberikan solusi praktis untuk mengelola risiko ini mengakibatkan kurangnya strategi yang efektif dalam membantu petani mempertahankan dan meningkatkan mata pencaharian mereka di tengah ketidakpastian lingkungan yang ekstrem. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara petani dalam menerapkan manajemen risiko dan bagaimana cara manajemen risikonya. Tindakan atau strategi manajemen risiko seperti apa yang petani cabai rawit terapkan di kawasan tersebut. Secara sistematis tujuan penelitian ini diantaranya: Menguraikan jenis risiko dan sumber risiko serta menganalisis tingkat risiko yang dihadapi pada usahatani cabai rawit, Menelaah manajemen risiko usahatani cabai rawit berdasarkan nilai tingkat risiko dan pemetaan risiko dan Menganalisis manajemen risiko pendapatan total rumah tangga petani cabai rawit di kawasan Gunung Merapi serta melakukan komparasi antara petani yang memiliki sumber pendapatan lain diluar usahatani dan tidak memiliki sumber pendapatan lain diluar usahatani. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi untuk menjawab tujuan penelitian yaitu menghitung tingkat risiko produksi, harga dan keuntungan. Menghitung nilai standar deviasi dan koefisien variasi dari kejadian berisiko. Selanjutnya membuat peta risiko yang dianalisis menggunakan pendekatan nilai likehood (L) dan nilai konsekuensi risiko (Q). Berdasarkan pendekatan tersebut dapat dievaluasi tingkat risiko yang terjadi melalui pengelompokan risiko, pemetaan risiko, dan penetapan penanganan risiko. Risiko keuntungan diketahui dari total seluruh nilai penerimaan petani. Total pendapatan rumah tangga merupakan pendapatan yang berasal dari usahatani (on farm), hewan ternak, dan dari luar usaha pertanian (nonfarm). Pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan petani cabai rawit di Kawasan Gunung Merapi selama satu musim atau 6 bulan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap usahatani cabai rawit di kawasan Gunung Merapi dapat disimpulkan bahwa risiko produksi, risiko harga dan risiko keuntungan memiliki sumber risiko yaitu cemaran abu vulkanik (tinggi), ketidakpastian pasar (sedang) dan penurunan daya beli (tinggi). Tingkat risiko produksi, harga dan keuntungan masing-masing memiliki nilai koefisien variasi pada Kecamatan Pakem sebesar 67%, 8%, dan 120%. Kecamatan Dukun sebesar 55%, 14% dan 240% serta Kecamatan Selo sebesar 45%, 7% dan 84%. Analisis pendapatan rumah tangga petani dibagi menjadi dua yaitu petani yang mempunyai penghasilan diluar usahatani dan yang tidak mempunyai penghasilan diluar usahatani pada masing-masing kecamatan. Rata-rata total pendapatan rumah tangga petani cabai rawit tertinggi berada di Kecamatan Selo dengan rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp4.903.512. Pengelolaan risiko dalam pertanian cabai rawit di Kawasan Gunung Merapi menjadi semakin penting dalam menanggapi berbagai ancaman seperti abu vulkanik, cuaca ekstrem, dan serangan hama. Asuransi pertanian berperan krusial sebagai jaring pengaman yang memberikan kompensasi saat petani mengalami kerugian akibat dari berbagai risiko produksi. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan ekonomi petani cabai rawit terhadap risiko alam yang tidak terduga, pengembangan pasar dan penerapan strategi manajemen risiko yang sistematis menjadi krusial. Dengan mengembangkan pasar dan menjalin kemitraan dalam pemasaran, petani dapat mengurangi risiko fluktuasi harga serta meningkatkan akses pasar yang lebih stabil. Selain itu, diversifikasi sumber pendapatan dan penanganan dana darurat juga sangat penting dalam menyediakan penyangga terhadap dampak bencana atau kegagalan panen. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan ketahanan petani tetapi juga mendukung stabilitas keseluruhan sektor pertanian. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi terkait, termasuk program literasi keuangan, akses ke produk tabungan, dan pelatihan kesiapsiagaan bencana, petani dapat lebih siap menghadapi tantangan dan memastikan kelangsungan usaha tani mereka secara berkelanjutan.
Risk management is the process of identifying, assessing, and managing risks within an organization or activity to reduce or control the negative impacts of risks and maximize beneficial opportunities. Effective risk management makes individuals better prepared to face environmental changes caused by disasters, enables better decision-making, and achieves long-term success. One of the frequent disasters in Indonesia is volcanic eruptions. Among the active volcanoes in Indonesia, Mount Merapi is the most active. The activity of Merapi includes lava and pyroclastic flows that continue to occur. The most devastating disaster was the eruption of Mount Merapi on October 26, 2010, which killed 350 people. Eruptions occurred again on June 21, 2020, and March 11, 2023. Farmers in the Mount Merapi area generally grow horticultural crops including shallots, garlic, green onions, potatoes, carrots, cabbage, mustard greens, tomatoes, beans, squash, large red chili peppers, curly red chili peppers, cayenne peppers, and others. Farmers apply an intercropping system on their land to reduce the risk of crop failure. Among the horticultural commodities grown in the area, cayenne pepper is the main commodity cultivated by farmers. It has a productivity that tends to fluctuate yearly, but cayenne pepper has a relatively high selling value compared to other commodities. Farmers in the Mount Merapi area face various risks, including production, price, and profit risks. Some farmers have side jobs to increase their household income. The lack of research integrating production, price, and profit risk analysis simultaneously in high-risk areas like Mount Merapi hampers a comprehensive understanding of the challenges faced by Cayenne pepper farmers. The limited studies examining the impact of volcanic eruptions on the economic stability of cayenne pepper farmers leave a critical knowledge gap on how natural disasters affect their income and welfare. The lack of research providing practical solutions for managing these risks results in a shortage of effective strategies to help farmers maintain and improve their livelihoods amid extreme environmental uncertainties. This research aims to understand how farmers implement risk management and the strategies they employ. Specifically, the objectives of this study are: to describe the types and sources of risk and analyze the level of risk faced by cayenne pepper farming, to examine risk management in cayenne pepper farming based on risk level values and risk mapping, and to analyze the total household income risk management of cayenne pepper farmers in the Mount Merapi area and compare farmers with additional sources of income outside farming and those without. In this study, the standard deviation and coefficient of variation were calculated to address the research objectives, which include calculating the risk levels of production, price, and profit. The standard deviation and coefficient of variation values of risky events were calculated. Subsequently, a risk map was created using the likelihood (L) and consequence (Q) values. Based on this approach, the risk levels were evaluated through risk categorization, risk mapping, and risk handling determination. Profit risk is determined from the total value of farmer revenues. Total household income comprises income from farming (on- farm), livestock, and non-farm activities. Income is obtained by calculating the difference between total revenue and total costs incurred by Cayenne pepper farmers in the Mount Merapi area over one season or 6 months. Based on research results on cayenne pepper farming in the Mount Merapi area, it can be concluded that production, price, and profit risks have sources of risk, namely volcanic ash contamination (high), market uncertainty (medium), and declining purchasing power (high). The levels of production, price, and profit risks have coefficient of variation values in Pakem District of 67%, 8%, and 120%, respectively; in Dukun District of 55%, 14%, and 240%, respectively; and in Selo District of 45%, 7%, and 84%, respectively. Household income analysis is divided into two categories: farmers with additional income outside farming and those without in each district. The highest average total household income for Cayenne pepper farmers is in Selo District, with an average monthly income of Rp. 4,903,512. Risk management in cayenne pepper farming in the Mount Merapi area becomes increasingly important in response to various threats such as volcanic ash, extreme weather, and pest attacks. Agricultural insurance plays a crucial role as a safety net providing compensation when farmers experience losses due to various production risks. As part of efforts to enhance the economic resilience of Cayenne pepper farmers against unexpected natural risks, market development, and systematic risk management strategies are crucial. By developing markets and establishing marketing partnerships, farmers can reduce price fluctuation risks and gain more stable market access. Additionally, diversifying income sources and managing emergency funds are essential in providing buffers against disaster impacts or crop failures. This approach not only increases farmer resilience but also supports the overall stability of the agricultural sector. Through collaboration with the government and related organizations, including financial literacy programs, access to savings products, and disaster preparedness training, farmers can better face challenges and ensure the sustainability of their farming ventures.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154640
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_H3501221012_d8cae309a2fb4a41bcf73c633200926e.pdfCover2.4 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_H3501221012_285c85b9b89941ce8bc79f766a191bbd.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.