Potensi Pemanfaatan Larutan Limbah Nanas Terhidrolisa sebagai Bioherbisida pada Budidaya Tanaman Nanas di PT. Great Giant Pineapple, Lampung

Abstract

Nanas merupakan buah yang cukup diminati masyarakat Indonesia. Tingkat budidaya nanas di Indonesia sudah cukup tinggi. Nanas kebanyakan hanya diambil buahnya sehingga menyisakan limbah berupa kulit dan bonggol dalam jumlah yang cukup besar apabila tidak diolah dan dimanfaatkan secara bijak. Hambatan yang cukup beragam juga membuat produksi nanas menurun. Salah satu hambatan dari budidaya nanas adalah gulma. Gulma mampu menyerap nutrisi yang diberikan ke nanas sehingga mengganggu produktivitas dari tanaman nanas. Bioherbisida dari olahan limbah nanas menjadi salah satu alternatif dalam mengendalikan gulma di budidaya nanas dengan mengusung konsep perusahaan dapat menghemat biaya untuk pembelian herbisida sintetik dan mensubtitusikan dosisnya dengan bioherbisida dari limbah produksi perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji potensi dari limbah nanas menjadi subtitusi herbisida sintetik yang digunakan oleh perusahaan. Percobaan dilakukan sebanyak 2 kali berupa tahap screening dan aplikasi lahan. Metode yang dilaksanakan adalah dengan mencampurkan herbisida sintetik (Diuron 80WP dan Ametryn 80WP) sebagai herbisida standar perusahaan dengan bioherbisida (Hidrolisat 300 dan Hidrolisat 250) buatan IPB serta asap cair dari limbah nanas yang diolah oleh perusahaan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa subtitusi herbisida sintetik dapat menekan pertumbuhan gulma pada fase pre-emergence dan memberikan toksisitas tinggi pada beberapa jenis gulma pada fase early post-emergence, namun pada aplikasi lahan tidak terlalu terlihat dampak herbisida terhadap penekanan gulma maupun toksisitasnya terhadap tanaman nanas. Kata kunci : bioherbisida, gulma, herbisida sintetik, hemat biaya

Pineapple is a fruit that is quite popular in Indonesia. The level of pineapple cultivation in Indonesia is quite high. Most pineapples are only taken as fruit, leaving a large amount of waste in the form of skin and stump if not processed and utilized wisely. Various obstacles also cause pineapple production to decline. One of the obstacles to pineapple cultivation is weeds. Weeds are able to absorb nutrients given to pineapples, thus disrupting the productivity of pineapple plants. Bioherbicide from processed pineapple waste is one alternative in controlling weeds in pineapple cultivation by carrying out the concept that companies can save costs for the purchase of synthetic herbicides and substitute the dose with bioherbicides from company production waste.. This study was conducted with the aim of testing the potential of pineapple waste to be a substitute for synthetic herbicides used by companies. The experiment was conducted twice in the form of screening and land application stages. The method implemented was by mixing synthetic herbicides (Diuron 80WP and Ametryn 80WP) as the company's standard herbicides with bioherbicides (Hydrolysate 300 and Hydrolysate 250) made by IPB and liquid smoke from pineapple waste processed by the company. Observations showed that the substitution of synthetic herbicides can suppress weed growth in the pre-emergence phase and provide high toxicity to several types of weeds in the early post-emergence phase, but in land application the impact of herbicides on weed suppression and toxicity to pineapple plants is not very visible. Keywords: bioherbicide, weeds, synthetic herbicides, cost-effective.