Efektivitas Dekok Batang Bajakah Kalalawit (Uncaria Gambir Roxb) sebagai Antidiare Pada Mencit (Mus musculus)

Abstract

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan pada manusia maupun hewan. Tanaman bajakah kalalawit sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit namun belum ada penelitian mengenai efektivitasnya sebagai antidiare. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas antidiare dari batang bajakah kalalawit dengan metode proteksi intestinal dan menentukan konsentrasi yang paling efektif. Mencit sebanyak 25 ekor dibagi menjadi lima kelompok perlakuan: kelompok kontrol negatif (tanpa terapi), kontrol positif (loperamide HCl), dan tiga kelompok perlakuan dekok batang bajakah kalalawit dengan konsentrasi 100%, 50%, dan 25%. Parameter yang diamati meliputi hasil fitokimia, dan pengujian pada mencit. Parameter pengujian pada mencit yaitu frekuensi defekasi, konsistensi feses, onset diare, durasi diare, dan waktu persembuhan. Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin pada batang bajakah kalalawit. Konsentrasi 100% memiliki kemampuan dalam menurunkan frekuensi defekasi dan efektif dalam menekan onset diare. Konsentrasi 50% hanya memiliki kemampuan dalam menurunkan frekuensi defekasi. Sedangkan konsentrasi 25% memiliki kemampuan dalam menurunkan frekuensi defekasi, memperbaiki konsistensi feses, mempersingkat durasi diare, dan mempercepat waktu persembuhan. Berdasarkan hasil tersebut, konsentrasi 25% merupakan konsentrasi yang paling efektif sebagai antidiare pada mencit.

Diarrhea is a health problem in humans and animals. The bajakah kalalawit plant is often used as a traditional medicine to treat disease, but there has been no research on its effectiveness as an antidiarrhea. This study aims to determine the antidiarrheal effectiveness of bajakah kalalawit stems using the intestinal protection method and determine the most effective concentration. Twenty-five mice were divided into five treatment groups: negative control group (no therapy), positive control (loperamide HCl), and three groups treated with bajakah kalalawit stem decoction with concentrations of 100%, 50%, and 25%. The parameters observed included phytochemical results and tests on mice. The test parameters in mice are defecation frequency, stool consistency, onset of diarrhea, duration of diarrhea, and recovery time. The results of the phytochemical screening showed that there were alkaloids, flavonoids, saponins and tannins in the bajakah kalalawit stems. The 100% concentration has the ability to reduce the frequency of defecation and is effective in suppressing the onset of diarrhea. The 50% concentration only has the ability to reduce defecation frequency. Meanwhile, the 25% concentration has the ability to reduce the frequency of defecation, improve stool consistency, shorten the duration of diarrhea, and speed up healing time. Based on these results, the 25% concentration is the most effective concentration as an antidiarrhea in mice.