Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153402
Title: Keterikatan Budaya Matrilineal dengan Peran Gender dalam Rumah Tangga Perantau Minang (Kasus: Ikatan keluarga Minang Kota Jakarta Timur)
Other Titles: The cultural attachment of matrilineal traditions with gender roles in Minang Migrant Households (Case : Ikatan Keluarga Minang In East Jakarta)
Authors: Wahyuni, Ekawati Sri
Husna, Latifah
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang menganut sistem keturunan Ibu atau sistem matrilineal sebagai aturan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Budaya matrilineal erat kaitannya dengan hak dan kepemilikan sumber daya atau harta pusaka dalam silsilah keluarga masyarakat Minang. Perempuan mendapatkan akses memanfaatkan sumber daya dalam keluarga dan laki-laki memiliki fungsi mengawasi dan memelihara sumber daya tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan implementasi budaya matrilineal dengan pembagian peran gender pada rumah tangga Minang yang ada di perantauan. Penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman dengan jumlah responden 35 rumah tangga yang diambil secara sensus pada komunitas Ikatan Keluarga Minang di Kecamatan Cakung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan pada rumah tangga perantau Minang bukanlah pemilik penuh dalam sumber daya materi tetapi sebatas memanfaatkan dan mengakses sumber daya tersebut dan laki-laki memiliki hak untuk mengontrol sumber daya dalam keluarga. Keistimewaan terhadap perempuan Minang terletak pada penentuan setiap suku pada garis keturunan mengikuti suku Ibu. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat ketimpangan dalam pembagian peran gender di rumah tangga perantau Minang. Perempuan masih menghadapi beban kerja ganda dengan reproduktif lebih banyak dikerjakan oleh perempuan dibandingkan laki-laki.
The Minangkabau community is a society that follows a matrilineal system, or a maternal lineage system, as a cultural rule in their daily lives. This matrilineal culture is closely related to the rights and ownership of resources or heritage within the Minang family’s lineage. Women have access to utilize these resource within the family, while men are responsible for supervising and maintaining these resources. The aim of this research is to analyze the relationship between the implementation of matrilineal culture and gender roles in Minang households abroad. The study uses the spearman rank correlation test with a sample size of 35 households, taken as a cencus from the Ikatan Keluarga Minang community in the Cakung district. The result show that women in Minang migrant households do not fully own material resources but only have access to utilize these resources, whereas men have the right control the family resources. The distinction for Minang women lies in the dertemination of each clan following the maternal lineage. The research also indicates that there is still inequality in the distribution of gender roles in Minang migrant households. Women still face a double workload, with reproductive tasks being predominantly perfomed by women compared to men.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153402
Appears in Collections:UT - Communication and Community Development



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.