Adaptasi Fisiologis Sapi Betina Lokal Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Wadung Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban

Abstract

Daging sapi merupakan penyumbang utama daging ruminansia di Indonesia. Meskipun potensi pengembangan ternak sapi cukup besar, adaptasi sapi terhadap iklim tropis Indonesia menjadi tantangan. Penelitian ini mengidentifikasi kemampuan adaptasi fisiologis sapi betina lokal berdasarkan kelompok umur di Desa Wadung Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Penelitian ini melibatkan tiga ekor sapi betina dalam setiap kelompok usia (pedet, dara, dan induk), parameter yang dianalisis mencakup kondisi lingkungan, respons fisiologis, dan adaptasi fisiologis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One-way ANOVA. Hasil menunjukkan bahwa sapi induk memiliki kapasitas adaptasi yang lebih tinggi daripada sapi dara, sementara sapi dara menunjukkan adaptasi yang lebih baik daripada sapi pedet.

Beef is the primary contributor to ruminant meat in Indonesia. Despite the considerable potential for cattle farming development, the adaptation of cattle to the tropical climate of Indonesia poses a challenge. This study identifies the physiological adaptation abilities of local female cattle based on age groups in Wadung Village, Jenu District, Tuban Regency. The research involves three female cattle in each age group (calf, heifer, and cow), with analyzed parameters including environmental conditions, physiological responses, and physiological adaptations. Data obtained were analyzed using One-way ANOVA. The results indicate that cows have a higher adaptation capacity than heifers, while heifers show better adaptation than calves.