Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152764
Title: Regional Value Chain Sektor Pertanian Indonesiapada Kerjasama Regional Comprehensive Economic Partnership(RCEP).
Other Titles: REGIONAL VALUE CHAIN OF INDONESIA AGRICULTURAL SECTOR IN REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP (RCEP)
Authors: Syaukat, Yusman
Widyastutik
Lagaida, Bugi Biruloma
Issue Date: Apr-2024
Publisher: IPB University
Abstract: Rantai nilai global (Global Value Chain/GVC) merupakan fenomenaproduksi yang melibatkan berbagai negara dalam proses produksinya. Masingmasing negara dapat berperan sebagai penyedia bahan baku, produk setengah jadi, dan barang jadi. Terdapat konsep GVC dengan cakupan yang lebih spesifik, yaituRegional Value Chain (RVC). Konsep ini dilakukan oleh negara-negara yangmemiliki kerja sama regional. Negara ASEAN dan lima negara mitra memiliki perjanjian kerjasamaregional yang baru yaitu Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Indonesia turut mengikuti perjanjian ini. Sebelum hadirnya perjanjian RCEP, Indonesia telah melakukan perdagangan dengan anggota RCEP, salah satunyasektor pertanian Indonesia. Ekspor pertanian Indonesia ke wilayah RCEPmemiliki proporsi yang besar. Pada tahun 2018, ekspor pertanian Indonesia kewilayah RCEP memiliki proporsi 40 persen terhadap ekspor pertanian Indonesiake pasar internasional. Hadirnya perjanjian RCEP dapat membuka kesempatan yang lebih besarbagi sektor pertanian Indonesia untuk berkontribusi dalam RVC antar wilayahRCEP. Berbagai rantai produksi antar negara RCEP dapat tercipta dengankehadiran kerja sama ini. Namun, rantai produksi yang semakin panjangmemungkinkan distribusi manfaat dari GVC tidak merata di setiap negara. Mengingat hal tersebut penting untuk mengetahui sejauhmana partisipasi sektorpertanian Indonesia dalam RVC di RCEP, manfaat RCEP bagi sektor pertanianIndonesia, dan keterkaitan sektor lain di RCEP terhadap sektor pertanianIndonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitutabel Inter-Country Input Output (ICIO) yang bersumber dari OECD yang dirilispada tahun 2021. Metode analisis yang digunakan adalah analisis keterkaitan kebelakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage) sektorsuatu negara (Indonesia dan mitra RCEP) sehingga dapat diketahui posisinyadalam rantai produksi RCEP dan dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RCEP merupakan pangsaperdagangan pertanian Indonesia yang besar, namun tidak semua anggota RCEPmenjadi mitra perdagangan pertanian yang penting. Dari 45 jenis sektor yang ada, sektor pertanian Indonesia menjadi penyedia bahan baku pada 21 jenis sektorindustri di wilayah RCEP dan pengguna terbesarnya adalah sektor Food products, beverages, and tobacco. Sektor pertanian Indonesia memiliki nilai keterkaitan kebelakang dan ke depan pada berbagai sektor di wilayah RCEP. Namun nilainya relatif jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan sektor domestik. PerjanjianRCEP dapat menjadi momentum bagi sektor pertanian Indonesia untukmeningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam RVC di wilayah RCEP
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152764
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Bugi Biruloma_H4503211014.pdf
  Restricted Access
Cover398.97 kBAdobe PDFView/Open
Bugi Biruloma_H4503211014.pdf
  Restricted Access
Fulltext14.52 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.