Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152577
Title: Retensi nitrogen dan konsentrasi ammonia ekskreta ayam broiler yang disuplementasi phytogenik dan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan
Authors: Laconi, Erika Budiarti
Suci, Dwi Margi
Kurniawan, Erwinto Liman
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Antibiotik sering digunakan sebagai bahan pemacu pertumbuhan karena dapat meningkatkan efisiensi pakan dan poduksi ternak. Tetapi penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan efek resistensi mikroorganisme tertentu dan meninggalkan residu pada produk ternak. Phytogenik adalah zat pemacu pertumbuhan alternatif pengganti antibiotik yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan. Phytogenik mengandung beberapa zat penting yang dapat memacu pertumbuhan seperti (a) senyawa pedas yang bersifat antibakterial, (b) zat pahit mempengaruhi organ-organ pencernaan melalui sistem syaraf pusat untuk meningkatkan kecernaan zat makanan, (c) minyak essensial dapat meningkatkan metabolisme dan peredaran darah sehingga senyawa bersifat racun dapat segera dibuang, dan (d) saponin untuk meningkatkan permeabilitas dinding usus, juga menghambat aktifitas enzim urease sehingga mengurangi pembentukan ammonia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui retensi nitrogen dan konsentrasi ammonia ekskreta ayam broiler pada berbagai level phytogenik dan antibiotik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan berbagai level phytogenik (50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm) dan 2 perlakuan antibiotik (avilamycin 5 ppm dan flavomycin 4 ppm). Setiap perlakuan terdiri atas 5 kali ulangan. Ayam dipelihara sejak umur 1 hari (DOC) sebanyak 320 ekor. Pengukuran retensi nitrogen dan konsentrasi ammonia menggunakan ayam umur 4 minggu. Ayam diambil secara acak sebanyak 1 ekor dari masing-masing perlakuan dan ulangan. Dipindahkan ke dalam kandang baterai selama 1 minggu dengan perincian 3 hari masa adaptasi dan 4 hari masa kolektif ekskreta. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova (Analysis of Variance). Jika hasil yang didapatkan berbeda nyata, akan dilanjutkan dengan Uji jarak Duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan retensi nitrogen ransum yang diberi phytogenik (50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm) (79,48%) tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap retensi nitrogen ransum yang diberi antibiotik (avilamycin 5 ppm dan flavomycin 4 ppm) (82,77%). Konsentrasi ammonia ekskreta pada ransum yang diberi phytogenik 50 ppm (18,06 ppm) berbeda nyata (p<0,05) lebih tinggi terhadap perlakuan phytogenik 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm (15,76 ppm, 9,15 ppm, 13,9 ppm), tetapi masih berada pada kisaran yang aman yaitu dibawah 25 ppm. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian phytogenik 50 ppm pada ransum dapat digunakan untuk menggantikan antibiotik sebagai bahan pemacu petumbuhan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152577
Appears in Collections:UT - Nutrition Science and Feed Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D03elk.pdf
  Restricted Access
4.26 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.