Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152506| Title: | Optimalisasi produksi madu kemasan pada Pusat Perlebahan Nasional Parungpanjang Bogor |
| Authors: | Moesa, Zulfikar Siregar, Hotnida CH Badriyah, Siti |
| Issue Date: | 2003 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Jenis fauna yang dimiliki dan sangat potensial untuk dikembangkan d Indonesia adalah lebah madu. Salah satu instansi yang bergerak di bidang perlebahan adalah Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas). Peran Pusbahnas dalam mengembangkan perlebahan di Indonesia mendorong sumberdaya yang dimilik harus dimanfaatkan seefisien mungkin agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian dilaksanakan di Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang Bogo pada bulan April-Mei 2002. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sistem produks madu kemasan, ketersediaan dan tingkat penggunaan sumberdaya serta mencar tingkat produksi optimal madu kemasan periode 2001. Metode yang dipakai adalal studi kasus. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program linier dan perhitungannya menggunakan program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Sistem produksi yang dilakukan meliputi perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, pengadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, proses produks yang dilakukan serta pengendalian produksi. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi madu kemasan (madu murni, madu 3 in 1 dan 2 in 1) terdiri atas madu polen dan royal jelly. Proses produksi madu murni meliputi penyaringan penampungan, penurunan kadar air dan pengemasan; sedangkan proses produks madu 3 in 1 dan 2 in 1 meliputi pencampuran bahan baku dalam bak persegi dar pengadukan dengan mixer hingga menjadi homogen, pembotolan dan pengemasan Proses produksi yang dilakukan melebihi rencana yang telah ditetapkan. Ketersediaan dan tingkat penggunaan sumberdaya bahan baku madu randu merupakan yang paling besar dibandingkan bahan baku lain sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah royal jelly. Tingkat produksi sembilan jenis madu kemasan (madu randu 650 ml, madı randu 300 ml, madu kelengkeng 650 ml, madu rambutan 650 ml, madu mete 650 ml. madu 3 in 1 standar, madu 3 in 1 super, madu 2 in 1 standar, madu 2 in 1 super) bila dihubungkan dengan sumberdaya yang tersedia ternyata masih belum optimal. Kombinasi produk pada kondisi optimal meliputi 71.25 lunit madu randu 300 ml. 3.543 unit madu kelengkeng 650 ml, 4.514 unit madu rambutan 650 ml; 1.021 unit madu mete 650 ml; 6.280 unit madu 3 in 1 standar dan 295 unit madu 2 in i super. Madu randu 650 ml, madu 3 in 1 super dan madu 2 in 1 standar tidak termasuk aktivitas yang diproduksi. Penerimaan pada tingkat produksi optimal diharapkan meningkat Rp 473.177.000 atau 42,64% dari semula. madu kemasan berdasarkan pesanan meliputi madu Hasil optimalisasi produksi 3 in I standar, 3 in 1 super, 2 in 1 standar dan madu 2 in 1 super menunjukkan bahwa jumlah produksi optimal ternyata sesuai dengan pesanannya kecuali madu 3 in I standar perlu ditingkatkan. Jumlah optimal dari madu kemasan tersebut masing-masing adalah 5.252 unit, 192 unit, 726 unit dan 146 unit. Penerimaan diharapkan meningkat Rp 23.650.000 atau 12,17% dari semuja. Madu kemasan sebaiknya diproduksi pada tingkat optimalnya dan sesuai dengan jumlah permintaan konsumen agar penerimaan Pusbahnas dari penjualan madu. kemasan tersebut maksimum. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152506 |
| Appears in Collections: | UT - Agribusiness |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| D03sba.pdf Restricted Access | 8.17 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.