Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152460
Title: | Evaluasi nutrisi tiga spesies daun leguminosa pohon tropis : in vitro |
Authors: | Parakkasi, Aminuddin Pratas, Rachjan G. Kasim, Nurharyani |
Issue Date: | 1994 |
Publisher: | IPB University |
Abstract: | Kesulitan penyediaan hijauan makanan ternak terutama yang berkadar protein tinggi sering terjadi pada musim kemarau, oleh karena itu perlu mencari alternatif jenis tanaman yang dapat menghasilkan hijauan sepanjang tahun yang dapat diguna- kan sebagai pakan ternak. Leguminosa pohon merupakan alternatif yang dimaksud sebagai tanaman penghasil hijauan. Diantaranya adalah daun angsana (Pterocarpus indicus), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), daun sengon (Albizia falcataria) dan daun lamtoro (Leucaena leucocephala). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi daun angsana, kupu-kupu dan sengon sebagai pakan ternak dibandingkan dengan daun lamtoro, dilihat dari produk- si N-NH3, VFA, sintesis protein mikroba, kecernaan bahan kering dan bahan orga- nik. Pengaruh pengolahan hay dan silase juga diamati terhadap nilai nutrisi daun leguminosa pohon tersebut. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Radioisotop, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Produksi N-NH, diamati dengan metoda Mikrodifusi Conway, produksi VFA dengan metoda penyulingan uap, sintesis protein mikroba dengan metoda Henderickx et al. (1972), kecernaan bahan kering (KBK) dan kecer- naan bahan organik (KBO) in vitro dengan metoda Tilley and Terry (1963). Ran- cangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 4 x 3 dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun angsana, kupu-kupu, sengon dan lamtoro sangat nyata pengaruhnya (P<0:01) terhadap produksi N-NH, sintesis protein mikroba, KBK dan KBO, sedangkan terhadap VFA pengaruhnya tidak nyata. Produksi N-NH, daun angsana dan daun kupu-kupu tidak nyata berbeda dengan daun lamtoro, tetapi ketiganya nyata (P<0.05) lebih tinggi daripada daun sengon. Namun N-NH, dari daun sengon masih cukup untuk menunjang sintesis protein mikroba. Sintesis protein mikroba daun sengon tidak nyata berbeda dengan daun lamtoro, tetapi sintesis protein mikroba kedua daun leguminosa tersebut nyata (P<0.05) lebih tinggi daripada daun angsana dan kupu-kupu. KBK daun kupu-kupu tidak nyata berbeda dengan KBK daun lamtoro tetapi KBO daun kupu-kupu nyata (P<0.05) lebih tinggi dari KBO daun lamtoro, sedangkan KBK dan KBO daun angsana dan sengon nyata (P<0.05) lebih rendah dari daun kupu-kupu dan lamtoro. Berdasarkan bentuk pengolahan menunjukkan bahwa daun segar, hay dan silase dari keempat jenis daun leguminosa yang diamati sangat nyata (P<0.01) pengaruhnya terhadap sintesis protein mikroba, KBK dan KBO, sedangkan terhadap produksi N-NH, dan VFA pengaruhnya tidak nyata. Sintesis protein mikroba daun segar tidak nyaťa berbeda dengan hay, tetapi keduanya nyata (P<0.05) lebih tinggi dari silase. KBK dan KBO daun segar nyata (P<0.05) lebih tinggi daripada silase, tetapi KBK dan KBO silase nyata lebih tinggi daripada hay. Daun segar tetap menunjukkan fermentabilitas yang lebih baik daripada hay dan silase…. |
URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152460 |
Appears in Collections: | UT - Nutrition Science and Feed Technology |
Files in This Item:
File | Size | Format | |
---|---|---|---|
D94NKA.pdf Restricted Access | 8.11 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.