Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152431
Title: Perilaku komunikasi datuk dalam diseminasi usaha penggemukan sapi di nagari tabek kecamatan Pariangan kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat
Authors: Riyanto, Sutisna
Saleh, Amiruddin
Fadhli, MHD
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Usaha penggemukan sapi yang dilakukan masyarakat Nagari Tabek pada umumnya menggunakan sistem "mampasudui" atau sistem gaduhan Sistem ini menempatkan para petani hanya bertindak sebagai pemelihara atau pekerja saja sedangkan modal dari pihak lain, pemilik modal umumnya adalah orang-orang yang mempunyai lahan pertanian yang cukup luas, salah satunya adalah datuk. Datuk merupakan gelar kebangsawanan bagi masyarakat Minangkabau yang diwariskan secara turun-temurun dari paman kepada keponakan laki-laki, seorang datuk sangat dihormati oleh masyarakat, karena datuk merupakan pemimpin, tempat bertanya, meminta nasehat, tempat mengadu, dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui karakteristik sosial ekonomi datuk yang ada di Nagari Tabek, 2) mengetahui perilaku komunikasi datuk dalam proses diseminasi usaha penggemukan sapi di Nagari Tabek, dan 3) mengukur hubungan karakteristik sosial ekonomi datuk dengan perilaku komunikasi mereka dalam proses diseminasi usaha penggemukan sapi di Nagari Tabek. Pengambilan datuk dilakukan secara sensus dengan melibatkan seluruh datuk di Nagari Tabek yang berjumlah 25 orang. Data yang dikumpulkan melalui wawancara berkuesioner, diolah dengan menggunakan program SPSS untuk mendapatkan nilai khi-kuadrat (x²) hitung dan nilai koefisien kontingensi (C). Karakteristik sosial ekonomi datuk jika dilihat dari aspek umur bervariasi antara 35 sampai 73 tahun dengan rataan 57,5 tahun, 52 persen datuk dikategorikan ke dalam kelompok umur tua. Tingkat pendidikan datuk relatif tinggi yaitu sekitar 82 persen berpendidikan sekolah lanjutan. Pengalaman memimpin mereka bervariasi antara 3,5 sampai 43 tahun dengan rataan 21,5 tahun, dan mulai diangkat menjadi datuk juga bervariasi dari umur 14 sampai 62 tahun dengan rataan 36 tahun, lebih dari separuh datuk (60%) dikategorikan ke dalam kelompok datuk yang cukup pengalaman memimpinnya. Tipe kepemimpinan datuk pada umumnya (88%) adalah progresif. Sekitar 60 persen datuk mempunyai tingkat penghasilan yang rendah, 44 persen datuk memiliki media komunikasi radio dan hampir duapertiga (64%) dari mereka bekerja sebagai petani dan usaha sendiri. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152431
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File SizeFormat 
D03mfa.pdf
  Restricted Access
9.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.