Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152336
Title: Persentase jenis-jenis lekosit pada tiap fase siklus reproduksi tikus putih (Rattus sp.)
Authors: Maheswari, Hera
Kusumorini, Nastiti
Muljono, Albertus Teguh
Issue Date: 2001
Publisher: IPB University
Abstract: Pertumbuhan dan perkembangbiakan organ-organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin dan kelenjar endokrin lainnya melalui hormon-hormon yang dihasilkannya. Pada hewan betina, pubertas biasanya ditandai dengan munculnya estrus dan ovulasi. Siklus reproduksi umumnya dibagi atas empat fase/periode, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Reproduksi pada hewan betina merupakan suatu proses yang kompleks dan dapat terganggu pada berbagai stadium sebelum dan sesudah permulaaan siklus reproduksi. Gangguan dapat berupa invasi bakteri dan invasi mikrobial lainnya. Dinyatakan oleh Dellman and Brown (1976), serta Watts et al. (1978), bahwa pada fase proestrus dan estrus saluran reproduksi tubuler sering diinvasi oleh bakteria. Dinyatakan juga oleh Junqueira and Cainero (1980), bahwa pada fase-fase tertentu siklus menstruasi pada wanita, lekosit biasanya menginvasi epitel dan masuk ke dalam lumen vagina. Fungsi lekosit dalam hal ini diduga adalah sebagai respon imunitas tubuh terhadap infeksi dan peradangan akut yang ringan (Kurniasih, 1999). Lekosit dapat dijumpai dalam darah, biasanya karena sel-sel ini diangkut dari sumsum tulang atau jaringan limfoid menuju ke daerah-daerah tubuh yang membutuhkan sel-sel darah putih tersebut (Guyton, 1986). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase jenis-jenis lekosit pada tiap fase siklus reproduksi dari tikus putih (Rattus sp.) galur Spraque Dawley yang telah diadaptasikan pada lingkungan Indonesia. Tikus putih betina (Rattus sp.) galur Spraque Dawley yang telah mencapai dewasa kelamin (berumur 8 minggu) sebanyak 20 ekor digunakan sebagai hewan percobaan. Darah tikus-tikus tersebut diambil melalui vena coccygeae untuk dibuat preparat ulas darah setelah sebelumnya ditentukan fase siklus reproduksinya. Preparat ulas darah diperiksa di bawah mikroskop untuk dihitung jumlah sel darah putih (lekosit) yang terdiri dari netrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit dengan pewarnaan Giemsa. Hasil penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan nyata pada persentase lekosit granulosit (basofil, eosinofil, dan netrofil) selama siklus reproduksi. Perbedaan nyata selama siklus reproduksi terlihat pada lekosit agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit nampak tinggi saat proestrus dan rendah pada diestrus. Peningkatan monosit yang nyata terlihat pada estrus.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152336
Appears in Collections:UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology

Files in This Item:
File SizeFormat 
B01atm.pdf
  Restricted Access
8.37 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.