Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152179| Title: | Analisa perbandingan skim kredit usahatani dan krredit bantuan modal kerja BUMN serta faktor-faaktor yang mempengaruhi akses petani ke sumber kredit : Studi kasus petani kentang Kecamatan Pengalengan dan PUKK Sucofindo cabang Bandung |
| Authors: | Ratnawati, Anny Wiliasih, Ranti |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Salah satu sektor pertanian yang prospektif dalam meningkatkan ekspor adalah hortikultura. Sayur merupakan komoditas hortikultura yang lebih banyak dikembangkan mengingat permintaan akan produk ini cenderung meningkat. Meski demikian pengembangan sayur nasional masih mengalami kendala yang salah satunya adalah modal. Untuk mengatasi keterbatasan modal, pemerintah mengeluarkan sejumlah kredit program yang salah satunya adalah kredit usahatani. Selain itu, sejumlah BUMN juga turut membantu pengadaan modal bagi pengusaha kecil termasuk petani dan salah satunya adalah PT Sucofindo. Untuk ini PT Sucofindo membentuk divisi khusus yang disebut PUKK (Pembinaan Usaha Kecil Koperasi). Kredit usahatani maupun kredit bantuan modal kerja Sucofindo dalam pelaksanaannya banyak mengalami sejumlah kendala baik dalam penyaluran, penggunaan maupun pengembalian. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melihat kelembagaan yang terlibat, mekanisme penyaluran dan juga keragaan dari kredit usahatani maupun kredit bantuan modal kerja Sucofindo, sehingga dapat dilakukan analisa perbandingan. Tujuan lain yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi akses petani ke salah satu atau kedua sumber kredit dengan menggunakan analisa statistik. Hasil perbandingan kedua skim kredit dan hasil analisa statistik digunakan untuk merumuskan suatu model penyaluran kredit alternatif. Penelitian ini terbatas pada tanaman kentang, salah satu jenis tanaman sayur yang dapat dibiayai KUT dan juga memiliki prospek ekspor yang baik. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pangalengan. Untuk mendapatkan informasi yang mendalam maka pengamatan lapangan dilakukan selama lebih kurang dua bulan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani peserta kredit, pihak penyalur kredit (koperasi/LSM). Sedangkan data sekunder diperoleh dari sejumlah instansi terkait seperti koperasi, Kandepkop, Bank Indonesia, Deptan, BPS, maupun sejumlah literatur yang terkait dengan permasalahan ini. Analisa data dilakukan baik secara deskriptif dan kuantitatif khususnya aplikasi model logit dalam melihat faktor-faktor yang mempengaruhi akses petani ke sumber kredit. cipti Kredit Usahatani merupakan salah satu kredit program yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi padi/palawija maupun hortikultura. Kebijakan terakhir tentang KUT adalah SK Direktur BI No 31/164/KEP/Dir tanggal 8 Desember 1998, dimana pola penyaluran KUT dibedakan atas pola 1 dan pola 2. Pola 1 melalui koperasi primer dan pola 2 melalui LSM. Satu hal yang terpenting pada kebijakan KUT yang baru adalah berubahnya peran bank penyalur yang tadinya sebagai pemutus menjadi lembaga penyalur atau channeling…dst |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152179 |
| Appears in Collections: | UT - Agronomy and Horticulture |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| A99rwi.pdf Restricted Access | 30.71 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.