Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152094
Title: Analisis pembangunan wilayah pertanian pada awal pelaksanaan otonomi daerah : Kasus wilayah Garut Selatan, Daerah Tingkat II Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat
Authors: Nindyantoro
Surtiati
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Pengembangan sektor pertanian merupakan kebijaksanaan yang strategis dalam pelaksanaan otonomi daerah khususnya dipedesaan yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan di suatu daerah dari sektor pertanian, karena umumnya perekonomian di daerah-daerah di Indonesia masih bertumpu pada sektor pertanian. Kenyataannya lahan yang tersedia sebagai sumberdaya pertanian semakin terbatas dan semakin kompetitifnya pemanfaatan lahan tersebut dalam berbagai alternatif penggunaan. Hal ini menuntut kita untuk merencanakan pemanfaatan sumberdaya tersebut secara tepat dan efisien. Sementara itu kegiatan pertanian semakin luas dan beragam, tetapi dana pembangunan yang tersedia terbatas. Salah satu usaha agar sumberdaya dapat dimanfaatkan secara efisien adalah penyusunan perwilayahan komoditas yang didalam pelaksanaannya ditentukan terlebih dahulu komoditi basis dari tiap-tiap wilayah yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Di Kabupaten Garut sektor peranian merupakan sektor yang paling dominan, seharusnya daerah tersebut dapat menggali dan mengembangkan potensi yang ada untuk meningkatkan pendapatan daerah. Di Kabupaten Garut pemilihan lokasi kegiatan pertanian lebih cenderung terkonsentrasi ke Wilayah Garut Selatan di sekitar kaki Gunung Cikuray, Papandayan, Patuha dan Malabar yang terdiri dari 13 kecamatan yakni berturut-turut dari yang maju sampai dengan yang kurang maju Kecamatan Pameungpeuk, Banjarwangi, Cikelet, Peundeuy, Cisompet, Talegong, Cibalong, Cisewu, Cikajang, Pamulihan, Bungbulang dan Singajaya. Dari hasil analisis Kuosien Lokasi (LQ), luas panen, Kuosien Spesialisasi (KSi), dan Kuosien Lokalisasi (Loi) didapat 10 komoditi unggulan di Wilayah Garut Selatan adalah komoditi teh di Kecamatan Singajaya, Banjarwangi dan Talegong; ketimun di Kecamatan Cikelet; sirsak di Kecamatan Singajaya dan Cisompet; jambu biji di Kecamatan Singajaya; ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152094
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A03sur1.pdf
  Restricted Access
22.92 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.