Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152019| Title: | Efektivitas penggunaan pupuk fosfat dan inokulasi cendawan mikoriza arbuskula (CMA) terhadap pertumbuhan semai Paraserianthes (L) Nielsen pada tanah latosol Dramaga dan podsolik merah kuning Jasinga |
| Authors: | Setiadi, Yadi Setiana, Toni |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Tanah podsolik merah kuning merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia, yang tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya (Hardjowigeno, 1993). Supraptohardjo (1961) menyatakan bahwa tanah podsolik merah kuning terbentuk pada iklim dengan curah hujan antara 2500-3500 mm/th, dan bahan induknya berasal dari tanah masam, batu berpasir dan sedimen pasir. Selain tanah podsolik merah kuning di daerah tropika basah, menurut Supraptohardjo (1961) banyak terdapat tanah latosol, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Masalah dari tanah latosol dan podsolik merah kuning antara lain sifatnya yang masam (pH rendah), kadar Al tinggi sehingga menjadi racun bagi tanaman. Selain itu pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap oleh tanaman, karena diikat (difiksasi) oleh Al dan Fe (Hardjowigeno, 1989), sehingga untuk penggunaanya diperlukan perlakuan antara lain pengapuran dan pemupukan. Cara-cara penanggulangan ini memerlukan input energi yang besar dan mahal, Purwowidodo (1991) mengatakan bahwa pemupukan dalam bidang kehutanan termasuk teknologi mahal dan efisiensinya pun tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan takaran pupuk, jenis pupuk, cara pemupukan, intensitas pemupukan dan waktu pemupukan. Oleh karena itu perlu ada suatu teknologi alternatif yang efektif, murah dan ramah lingkungan. Cendawan mikoriza arbuskula merupakan sumber daya alam hayati potensial yang terdapat di alam dan dapat ditemukan di berbagai ekosistem (Setiadi, 1993). Cendawan ini telah diketahui mempunyai kemampuan meningkatkan penyerapan unsur hara dan menjadikan unsur hara terutama fosfat yang terikat menjadi tersedia bagi tanaman (Setiadi, 1992). Dengan demikian inokulasi isolat Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) bisa dijadikan salah satu alternatif teknologi di masa datang, yang efektif, murah dan ramah lingkungan (Setiadi, 1998). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152019 |
| Appears in Collections: | UT - Forest Management |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| E99TSE.pdf Restricted Access | 9.83 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.