Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151838
Title: Pengelolaan gulma pada teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) menghasilkan di Perkebunan Papandayan PTPN VIII Jawa Barat
Authors: Utomo, Is Hidayat
Zaman, Sofyan
Adilasmana, Sony
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Pelaksanaan magang bertujuan untuk mempelajari teknik dan manajemen pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan di perkebunan teh. Selain itu, kegiatan magang ini sebagai studi banding antara teori dengan pelaksanaan di lapang. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari 27 Maret sampai 27 Juli 2001 di Perkebunan Teh Papandayan PTPN VIII, Kabupaten Garut. Tanaman teh merupakan komoditi perkebunan penghasil devisa yang menyediakan lapangan kerja yang besar bagi masyarakat. Dalam usaha meningkatkan produksi teh diperlukan upaya pengelolaan perkebunan yang baik. Pengelolaan perkebunan Teh Menghasilkan (TM) mencakup pemeliharaan tanaman dan pemetikan hasil. Kegiatan pemeliharaan meliputi: pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit dan pemangkasan. Pemupukan dilakukan dengan dosis yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis daun dan tanah di areal tersebut. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara kimia dan manual. Hama yang paling banyak menyerang adalah Helopeltis sp, namun sejak awal 1999 muncul Empoasca sp yang menurut penelitian mampu menurunkan produksi sebesar 50% dalam waktu 45 hari.. Sedangkan penyakit yang dominan menyerang adalah Blister blight. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Exobasidium vexans yang menyukai daerah dengan kelembaban yang tinggi seperti Papandayan. Pemangkasan dilakukan untuk menjaga agar tanaman teh tetap dalam fase vegetatif. Tipe pangkasan produksi yang digunakan adalah pangkasan bersih. Pemetikan dilaksanakan berdasarkan standar dan daur petikan tertentu. Standar petikan di Papandayan adalah petikan medium dan daur petikannya berkisar 10-13 hari. Standar pucuk yang layak olah atau memenuhi syarat (MS) di Papandayan adalah 60%. Pada areal pertanaman teh Papandayan tumbuh beragam jenis gulma. Gulma yang menjadi masalah utama adalah Diodia sarmentosa, Borreria alata, Clidemia hirta dan Commelina sp. Gulma tersebut relatif toleran terhadap aplikasi herbisida yang digunakan. Kondisi curah hujan yang tinggi di daerah ini mengurangi keefektifan pengendalian yang dilakukan. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara kultur teknis, manual dan kimia. Cara kultur teknis dilakukan dengan menerapkan teknik budidaya secara baik guna mendorong pertumbuhan tanaman teh agar tajuk cepat menutup. Pengendalian manual dilakukan dengan cara babad dan jojo. Babad dilakukan dengan memotong gulma diatas dan dibawah permukaan tanah dengan kored. Jojo adalah mencabut gulma yang ketinggiannya diatas bidang petik. Pengendalian secara kimia menggunakan herbisida seperti: Glifosat (terformulasi dalam Round up,..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151838
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A03sad.pdf
  Restricted Access
21.5 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.