Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151824
Title: Peranan sektor informal dalam pembangunan wilayah pedesaan
Authors: Hanafiah
Mahmud, Fauziah
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Sektor informal merupakan fenomena yang ada atau terjadi hampir disetiap negara termasuk Indonesia. Kegiatan ini muncul dari berbagai ketimpangan dalam pembangunan dan distorsi dalam ketenagakerjaan. Keberadaan sektor informal ini tidak dapat dielakkan dan tampak sangat nyata dalam proses pelaksanaan pembangunan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis peranan sektor informal dalam pelaksananaan pembangunan wilayah pedesaan. Analisis dilakukan terhadap kharakteristik sektor informal, kontinuitas dan skala usaha sektor informal serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketiga hal ini. Studi dilaksanakan di Kabupaten Dati II Cilacap, Propinsi Dati I Jawa Tengah, dengan mengambil 3 (tiga) kecamatan contoh dari 19 kecamatan. Penentuan 3 (tiga) kecamatan contoh dilakukan berdasarkan analisis Skalogram ditingkat kabupaten yang masing-masing mewakili wilayah maju, sedang dan kurang berkembang yaitu Kecamatan Kroya, Adipala dan Sampang. Pelaku sektor informal contoh diambil pada masing-masing kota kecamatan dengan pertimbangan posisi strategis wilayah ini dalam pembangunan wilayah pedesaan dan pengembangan kota- kota kecamatan, Hasil studi menunjukkan bahwa kegiatan usaha sektor informal dikelola oleh berbagai pelaku dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah, secara umum wanita, berada pada kelompok usia produktif, dan bagi pelakunya merupakan pekerjaan utama. Jenis usaha yang dianalisis dalam penelitian ini mencakup usaha sektor perdagangan (barang dan jasa), industri pengolahan dan sektor transportasi. Usaha perdagangan di kecamatan contoh yaitu pedagang kecil berupa warung/kios/toko dan pedagang jasa yaitu usaha losmen dan bengkel. Sektor industri pengolahan dibagi kedalam 2 (dua) golongan yaitu industri pengolahan makanan dan industri kerajinan. Sedangkan jenis usaha transportasi yaitu penarik becak, dan ojek motor. Usaha sektor informal masih merupakan usaha yang berskala kecil dengan modal usaha yang digunakan dalam jumlah kecil sehingga tingkat pendapatan yang diperoleh juga relatif kecil. Sebagian besar pelaku bekerja dengan jam kerja tinggi yaitu lebih dari 35 jam per minggu. Usaha sehari-hari dikerjakan oleh tenaga kerja keluarga disamping juga membutuhkan tenaga kerja tambahan dengan status anggota rumahtangga yang tidak digaji. Usaha sektor informal sebagian besar memiliki kontinuitas usaha yang cukup lama yaitu rata-rata 10,73 tahun. Kontinuitas usaha ini berhubungan erat dengan motivasi kerja, penilaian terhadap penghasilan yang diperoleh dan jenis usaha sektor informal. Akan tetapi tidak berhubungan erat dengan tingkat pendidikan pelaku. Motivasi kerja yang dilandasi oleh faktor pendorong desakan ekonomi memperlihatkan prosentase yang semakin besar pada usaha lebih dari 10 tahun yaitu mencapai 31,67 persen, 33,33 persen, dan 26,67 persen pada Kecamatan Kroya,..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151824
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A97FMA.pdf
  Restricted Access
29.06 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.