Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151796| Title: | Perencanaan ruang terbuka hijau Kotamadya Pontianak, Kalimantan Barat |
| Authors: | Nurisyah, Siti Fatimah, Indung Sitti Rahmanto, Ery |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berawal dari pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan meningkatnya pembangunan dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan penduduk seperti kebutuhan tempat tinggal maupun fasilitas penunjangnya. Kenyataannya pembangunan tidak selalu berdampak positif (peningkatan perekonomian), tetapi juga menunjukkan dampak negatif seperti terjadi penurunan kualitas lingkungan dan mengakibatkan tingginya pencemaran udara dan air. Mengingat kondisi demikian, harus dilakukan pembangunan pada tata ruang kota seperti pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) dalam bentuk pemanfaatan lahan bagi penghijauan tanaman. Fungsi RTH selain dapat memberikan nilai keindahan, juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan yang rendah, memperbaiki iklim mikro (ameliorasi) dan sebagai habitat satwa yang ada dalam wilayah kota. Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Barat dengan luas 10.782 ha atau 107,82 Km². Kota Pontianak terletak di daerah aliran sungai yang memiliki topografi kurang dari 2%. Mengingat daerah ini merupakan daerah yang letaknya di pinggir sungai menyebabkan tingkat kerawanan biologis dan fisik tinggi yang dapat menjadi kendala bagi pengembangan kota. Berdasarkan keadaan kerawanan ini maka direncanakan suatu RTH yang diharapkan mampu meminimalkan tingkat kerawanan wilayah kota Pontianak ini. Studi Perencanaan RTH ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan McHarg (1992). Hasil studi ini dalam bentuk arahan pengembangan RTH kota Pontianak berdasarkan pada potensi sumber daya alam dan tingkat kepekaan faktor biofisik kota. Berdasarkan pendekatan sumber daya alam diperoleh kebutuhan luas RTH untuk Kotamadya Pontianak sebesar 4.636,26 ha (43% dari total luas kota) sampai dengan 7.223,94 ha (67% dari total luas kota), yang dikembangkan menjadi empat zona, yaitu zona penyangga, zona konservasi sempadan sungai dan parit, zona binaan dan zona kota. Sedangkan berdasarkan standar INMENDAGRI No. 14 Tahun 1988 diperoleh kebutuhan luasan RTH 40% sebesar 4.312,8 ha dan luasan RTH 60% sebesar 6.469,2 ha. Berdasarkan perhitungan kepekaan sumber daya alam, kebutuhan luasan RTH (nilai diperbandingkan dengan Inmendagri No.14/1988) tidak begitu berbeda…dst |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151796 |
| Appears in Collections: | UT - Agronomy and Horticulture |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| A99era2.pdf Restricted Access | 18.66 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.