Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151784
Title: Pertumbuhan dan reproduksi ketam Parathephusa tridentata bogorrensis, Bott 1970 di Kabupaten Bandung
Authors: Riani, Etty
Harisuddin, Dadang
Lestari, Fany Diana
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan relatif ketam, Parathelphusa tridentata bogorensis, Bott 1970 dengan cara membandingkan contoh ketam dari empat lokasi pengambilan contoh; aspek biologi reproduksi meliputi TKG, IKG, fekunditas dan diameter telur. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2000 Di empat lokasi pengambilan contoh di Kabupaten Bandung yaitu Kecamatan Arjasari, Kecamatan Banjaran, Kecamatan Cimaung, dan Kecamatan Soreang. Contoh utama diambil sebanyak delapan kali dengan selang waktu dua minggu, minimal 120 ekor setiap pengambilan; diukur berat, panjang karapas, lebar karapas, tebal tubuh dan panjang ruas-ruas cheliped kanan dan kiri. Untuk analisa reproduksi diambil contoh di Kecamatan Banjaran pada bulan Juli 2001 sebanyak 158 ekor ketam betina yang kemudian diukur panjang karapas, lebar karapas, tebal tubuh, panjang ruas-ruas cheliped dan ditimbang beratnya. Selanjutnya ketam tersebut dibedah, ditentukan TKG, dihitung fekunditas, dan diukur diameter telur. Uji z yang dilakukan terhadap nilai koefisien pertumbuhan relatif (b) dari ketam jantan dan betina pada setiap lokasi penelitian dan antara empat lokasi penelitian tersebut menunjukkan persamaan pola pertumbuhan relatif untuk setiap hubungan yang diuji. Hal ini berarti perbedaan lokasi dan lingkungan tidak menimbulkan perbedaan pola pertumbuhan relatif pada ketam. Nilai koefisien relatif untuk hubungan berat dengan panjang karapas, lebar karapas, dan tebal tubuh menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif (b=2,7255) yang berarti pertumbuhan berat lebih lambat daripada pertumbuhan panjang karapas, lebar karapas, dan tebal tubuh. Ini berarti pertumbuhan berat lebih lambat daripada pertumbuhan karapas. Perbedaan kecepatan pertumbuhan ini diduga terjadi karena ketam yang ditangkap pada umumnya adalah ketam yang masih muda, berukuran rata-rata relatif kecil dan sering melakukan molting. Pertumbuhan lebar karapas lebih lambat daripada pertumbuhan tebal tubuh (b-1,0102) dan pertumbuhan panjang karapas (b-0,9597); pertumbuhan tebal tubuh sama dengan pertumbuhan panjang karapas (b-0,9641). Hal ini diduga berhubungan dengan fungsi abdomen sebagai tempat mengerami telur dan mengasuh anak ketam. Nilai b-gabungan untuk hubungan panjang daktilus kanan maupun kiri dengan panjang karapas, lebar karapas, dan tebal tubuh lebih tinggi daripada nilai b-gabungan untuk ruas-ruas cheliped lainnya (merus, karpus, propundus). Selain itu nilai b-gabungan panjang daktilus kanan selalu lebih tinggi daripada nilai b-gabungan panjang daktilus kiri baik untuk hubungan dengan panjang karapas, dengan lebar karapas, maupun dengan tebal tubuh. Nilai b-gabungan tersebut semua menunjukkan pola pertumbuhan allometrik positif, berarti pertumbuhan panjang daktilus lebih cepat daripada pertumbuhan panjang karapas, lebar karapas dan tebal tubuh dimana pertumbuhan panjang daktilus kanan lebih cepat daripada pertumbuhan panjang daktilus kiri. Pertumbuhan daktilus lebih cepat daripada pertumbuhan merus, karpus dan propundus. Secara total ketam betina berjumlah lebih banyak daripada ketam jantan. Ketam yang belum matang gonad berjumlah lebih banyak daripada ketam yang matang gonad. Ukuran-...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151784
Appears in Collections:UT - Aquatic Resources Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
C03fdl.pdf
  Restricted Access
14.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.