Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151536
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSaharjo, Bambang Hero-
dc.contributor.advisorBasuki, Imam-
dc.contributor.authorSafitri, Ravita-
dc.date.accessioned2024-05-24T02:35:17Z-
dc.date.available2024-05-24T02:35:17Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151536-
dc.description.abstractLahan gambut tropis merupakan ekosistem lahan basah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik selama ribuan tahun. Indonesia memiliki lahan gambut dengan luas sekitar 13,5 juta ha dan memiliki peran penting bagi menunjang kehidupan masyarakat. dan lingkungan salah satunya penyimpan cadangan karbon terbesar pada ekosistem lahan basah. Pembangunan kanal-kanal drainase telah menyebabkan lahan gambut menjadi kering dan terdegradasi, sehingga sangat rentan terhadap kebakaran. Pembasahan lahan gambut dengan pembangunan sekat kanal ini menjadi agenda nasional dalam merestorasi lahan gambut terdegradasi dengan tujuan utamanya adalah mengatasi kebakaran lahan akibat kerusakan ekosistem gambut. Tinggi muka air tanah (TMAT) di lahan gambut merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan kondisi hidrologis dari lahan gambut. Muka air tanah di lahan gambut yang telah didrainase diketahui secara signifikan mempengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) dari dekomposisi gambut. Selain mempengaruhi dinamika TMAT kondisi lahan gambut juga sangat erat kaitannya dengan penurunan laju penurunan permukaan tanah gambut (Subsiden) yang terjadi akibatnya adanya proses oksidasi mikroorganisme pada lahan gambut dan juga menyumbang emisi CO2 dari lahan gambut. Lahan gambut menjadi ekosistem yang sangat penting dan perlu pengelolaan yang bijaksana dalam pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika TMAT dan laju penurunan permukaan tanah gambut serta kaitannya dengan emisi karbon pada lahan gambut pada berbagai jenis penggunaan lahan. Penelitian ini dilakukan pada April 2022 hingga Maret 2023 di Kabupaten Siak, Provinsi Riau yang memilki luas lahan gambut lebih dari 50% dari total luas wilayahnya. Pengamatan TMAT dilakukan dengan pembuatan sumur pantau dengan membandingkan antara dua kanal tunggal yang memiliki sekat kanal (PT) dan yang tidak memiliki sekat kanal (PC). Pengamatan laju penurunan permukaan tanah gambut (subsiden) dilakukan dengan pembuatan tiang subsiden pada satu transek pengamatan TMAT. Pengamatan dan pengukuran TMAT dan subsiden dilakukan setiap dua minggu sekali secara manual dengan menggunakan alat ukur berskala. Pengamatan lingkungan seperti pengukuran elevasi tanah, jenis tutupan lahan, kedalaman gambut dan analisis sampel tanah dilakukan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian ini menguji perbedaan TMAT gambut berdasarkan dampak dari deforestasi dan pembuatan sekat kanal. Karakteristik dari area deforestasi yaitu perkebunan, semak belukar dan pertanian lahan kering. Sedangkan untuk sekat kanal yaitu dengan membandingkan kanal yang disekat dan kanal yang tidak disekat. Analisis rerata perbedaan tinggi muka air tanah dan tutupan lahan diuji dengan analisis keragaman (ANOVA). Kruskal Wallis’ H test juga digunakan untuk data yang terdistribusi tidak normal. Semua uji statistik ini dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS statistics. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Dinamika Muka Air Tanah, Kaitannya dengan Emisi Karbon dan Resiko Kebakaran pada Lahan Gambutid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcarbon emissionsid
dc.subject.keywordfireid
dc.subject.keywordGWLid
dc.subject.keywordpeatlandid
dc.subject.keywordsubsidenceid
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
TESIS_RAVITA_SAFITRI_SILVIKULTUR_TROPIKA_rv___.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.