Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pelatihan Pada Perusahaan Textil Faratex

Abstract

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu aset perusahaan yang memiliki peranan penting dalam menunjang kelancaran aktivitas perusahaan dan pengembangan perusahaan dimasa mendatang. Pengembangan SDM mutlak diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan diantaranya melalui pelatihan. Pelatihan dapat diselenggarakan oleh perusahaan itu sendiri atau di luar perusahaan, dengan tujuan agar efektivitas dan produk- tivitas kerja dapat lebih meningkat. Agar diperoleh pelatihan yang efektif dan memiliki manfaat bagi pengembangan perusahaan maupun pengembangan pribadi karyawan, perusahaan melakukan analisis kebutuhan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dalam pekerjaan / jabatan. Dari hasil analisis kebutuhan pelatihan tersebut dapat diketahui karyawan mana yang memiliki prioritas untuk mengikuti pelatihan yang diadakan perusahaan. Perusahaan textil "FAROTEX" merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang usaha pertenunan kain sarung dan kain kasur. Dalam upaya pengembangan SDM, perusahaan sampai saat ini belum memiliki pelatihan yang terprogram, baik pelatihan di dalam perusahaan itu sendiri maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang dilaksanakan selama ini berupa magang untuk karyawan baru pada unit kerjanya. Analisis kebutuhan pelatihan diperlukan untuk mengetahui adanya kesenjangan (gap) antara kemampuan kerja jabatan (KKJ) dengan kemampuan kerja pribadi (KKP). Geladikarya ini mencoba melakukan analisis kebutuhan pelatihan bagi karyawan perusahaan textil "FAROTEX", dengan menggunakan alat analisis yaitu Training Need Assessment Tool (T-NAT). Proses dalam T-NAT meliputi langkah-langkah sistematis untuk membandingkan apakah karyawan mengetahui kemampuan kerja pribadi dengan apa yang dibutuhkan untuk dikerjakan dalam pekerjaan (tingkat kebutuhan kerja untuk jabatan). Sebagai contoh diambil responden sebanyak 16 orang pada level tenaga staf sampai dengan kepala bagian. Data yang dikumpulkan dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan aspek pelatihan, terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan responden yang dipilih dan pemimpin / pemilik perusahaan. Sedangkan data sekunder meliputi catatan-catatan, laporan-laporan dan ketentuan/peraturan yang ada di perusahaan. Dari hasil analisis kebutuhan pelatihan dengan menggunakan alat analisis T-NAT sebagai uji coba terhadap 16 responden, diketahui bahwa pekerjaan yang sangat perlu atau sangat mendesak untuk dilatihkan (termasuk kriteria A) adalah kegiatan perencanaan produksi dan pembuatan laporan. Berdasarkan hasil T-NAT tersebut, karyawan yang sangat perlu mendesak untuk dilatih adalah Kepala Bagian Produksi dan tenaga staf khusus yang menangani laporan-laporan. Kegiatan / pekerjaan yang perlu dilatih tapi tidak mendesak adalah pekerjaan / kegiatan administrasi & keuangan dan kegiatan pemasaran. Karyawan yang diikut sertakan dalam pelatihan tersebut adalah Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan berikut stafnya dan Pemimpin Perusahaan yang menangani langsung kegiatan pemasaran. Tanggapan responden terhadap kebutuhan pelatihan sangat positif dan sebagian besar responden (87,50 %) menyatakan bahwa pelatihan perlu dilaksanakan dalam rangka pengembangan SDM. Kepada perusahaan textil "FAROTEX" disarankan untuk segera mem- buat pola/program pelatihan sesuai dengan kebutuhan dalam pekerjaan/jabatan yang ada. Agar pelatihan karyawan dapat diketahui manfaat bagi perusahaan, maka setiap pelatihan dilakukan pemantauan hasilnya dan dievaluasi secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk menganalisis kebutuhan pelatihan bagi karyawan dapat digunakan metode T- NAT karena telah dilakukan uji coba dan ternyata sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini.