Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151359
Title: Penetapan Harga Pokok Produksi Activity Based Costing Pada CV. Sadinu Surakarta
Authors: Tanopruwito, Djoni
Hermawan, Aji
Agustono, Santosa Eko
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Badan Perbekalan HANKAM atau juga disebut Babek HANKAM dalam melengkapi seragam dinas Angkatan Bersenjata Republik Indnesia ( ABRI) khususnya sepatu dinas ABRI untuk seragan dinas harian atau PDH dan seragam dinas lapangan atau PDL dilakukan secara tender dengan mengundang beberapa perusahaan industri sepatu yang ada di Indonesia untuk mengikuti penawaran tender sepatu ABRI tersebut dengan syarat kualitas sepatu yang memenuhi standard sepatu ABRI dengan melalui pengujian kualitas sepatu di Balai Kulit Yogyakarta dan juga dilakukan pengujian sendiri oleh pihak Badan Perbekalan HANKAM sendiri. Salah satu perusahaan industri sepatu yang diundang dan mendapatkan pesanan sepatu ABRI tersebut adalah Perusahaan Sepatu CV.Sadinu di Surakarta Perusahaan sepatu CV.Sadinu adalah sebuah perusahaan industri sepatu yang berdiri sejak tahun 1939. Pada awalnya perusahan tersebut merupakan perusahaan keluarga dengan modal yang relatip kecil dan peralatan yang yang digunakan juga sangat sederhanan. Dengan keuletan dan kegigihan pendiri sekaligus pemilik perusahaan yaitu Bapak Raden Sadinu Songko Pamilih perusahaan tersebut dapat berkembang hingga sampai saat ini. Perusahaan tersebut melakukan perubahan status dari perusahaan sepatu Cap Sadinu yang merupakan perusahaan keluarga menjadi perusahaan perseroan komanditer dengan nama perusahaan sepatu CV.Sadinu pada tahun 1978. Sebagai perusahaan sepatu yang telah mempunyai pengalaman yang sangat panjang, pihak Manajemen perusahaan mempunyai kebijakan dalam menetapkan harga pokok produksi sepatu, metode yang digunakan hanya berdasarkan perhitungan standard perbandingan antara total biaya produksi dengan harga jualnya sebagai 90% banding 100%. Total biaya produksi tersebut dirinci lagi menjadi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung biaya sebesar 55%, sedang biaya overhead pabrik atau BOP sebesar 35% dan sisanya 10% adalah keuntungan yang diharapkan. Metode penetapan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan tersebut dalam akuntansi khususnya Akuntansi Biaya disebut metode konvensional. Metode konvensional dalam menghitung harga pokok produksi hanya berdasar jumlah total biaya produksi yang terdiri dari biaya produksi (harga pokok produksi) ditambah biaya administrasi dan umum serta biaya penjualan kemudian dibagi dengan satu pemicu biaya, dalam hal ini unit produk yang dihasilkan. Pada perusahaan industri yang hanya menghasilkan 1 (satu) macam produk saja, metode konvensional seperti di atas tersebut dapat memberikan hasil yang akurat. Namun untuk perusahaan yang menghasilkan multi produk seperti CV.Sadinu, metode konvensional tidak dapat memberikan hasil penetapan harga pokok produksi yang akurat dan wajar. ...dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151359
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R11SEAO.pdf
  Restricted Access
3.58 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.